SEMARANG (Arrahmah.com) – Melihat kondisi kaum muslimin di Suriah yang semakin hari semakin bertambah penderitaan dan penindasannya, maka Syam Organizer kembali mengadakan serangkaian tabligh akbar dalam rangka munashoroh penggalangan dana kemanusiaan yang bertajuk roadshow tabligh akbar 58 kota “Tebar cinta untuk bumi Syam”.
Semarang menjadi kota ke-2 dalam rangkaian roadshow kali ini yang mengambil lokasi di Masjid Al-Kawari, Wonolopo, Mijen. Mengawali perhelatan akbar tersebut, Ust. Abu Hanan sebagai ketua panitia dalam sambutannya berterimakasih atas partisipasi segenap kaum muslimin dalam roadshow pertama Syam Organizer “Airmata Suriah”, khususnya di Semarang dan umumnya ummat Islam Indonesia, dimana hasil penggalangan dana tersebut telah disalurkan melalui Hilal Ahmar Society maupun langsung melalui relawan Syam Organizer ke Suriah. Selain itu, para relawan yang berkhidmah di Suriah mendapat amanah yang menantang berupa pembangunan mukhoyyamah atau tenda seluas 30.000 m2 untuk pengungsi Suriah. Amanah tersebut tentunya tidak mungkin dipikul sendiri kecuali dengan dukungan kaum muslimin Indonesia.
Roadshow kali menghadirkan Ustadz Tengku Azhar Al-Muhairy dan Ustadz Miqdad, keduanya sebagai relawan HASI. Pada kesempatan tersebut. Ustadz Tengku Azhar menjelaskan tentang sesatnya ajaran syi’ah dan perkembangannya di Indonesia. “Kita harus berhati-hati dengan ajaran syi’ah, karena syi’ah sangat berbahaya, sayangnya banyak kaum muslimin yang tidak mengetahuinya karena orang syi’ah itu ahli berdusta”, tegasnya.
“Mestinya ahlussunnah selalu waspada dari ajaran sesat ini. Orang-orang syi’ah senantiasa merongrong dan mengajak orang-orang awam untuk masuk ajaran meraka” jelas Ustadz Tengku Azhar.
Sementara Ustadz Toni Syarqi sebagai moderator mengatakan “Mungkin kita sudah sering hadir dalam kegiatan munashoroh, akan tetapi karena semangat persaudaraan Islam, maka kita terus menerus melakukannya…”, ungkapnya.
Pada sesi yang lain, Ustadz Miqdad menjelaskan tentang keberkahan bumi Syam khususnya di Suriah, diantara keberkahannya, “Bahwa kondisi alam di Suriah sangat subur, banyak pepohonan yang tinggi dan juga buah-buahan yang sangat banyak : apel, tin maupun zaitun. Di tengah-tengah suasana penindasan rezim, kesempatan menikmati buah-buahan itu masih ada, bahkan berlimpah.”
Hanya saja, “Ketika putra-putri Anda bisa menikmati hak-haknya sebagai anak untuk memperoleh pendidikan, maka, anak-anak Suriah sama sekali tidak bisa menikmatinya,” imbuhnya.
Banyak hikmah yang bisa diambil dari krisis multidimensi yang terjadi di Suriah, meski memakan korban jiwa dan harta yang sangat luar biasa banyaknya, tetapi setidaknya mereka muslimin di Suriah justru berkesempatan menikmati medan jihad dan tarbiyah. Kondisi yang serba terbatas membuat mereka mengerti akan arti hidup dan mempertahankan keyakinan.
Ditambah lagi, dengan kehadiran relawan dari luar negeri mereka seperti dari Indonesia, sebagaimana pernyataan Ustadz Miqdad. “Anak-anak Suriah mereka sangat senang dengan kedatangan para relawan, bahkan sering terdengar mereka menyanyikan tentang kesukaan Indonesia, meski nyanyian mereka kurang bisa saya pahami tapi ungkapan mereka menunjukkan itu”, ungkapnya.
Dari roadshow yang dihadiri sekitar 200 orang ini, terkumpul dana sebesar Rp.20.382.200 + 1 dirham perak + kalung emas seberat 4 gram, dan 1 buah hp asiafone.
(azmuttaqin/arrahmah.com)