Pemerintah Syria menangkapi para istri dari sejumlah aktivis Islam sebagai bagian dari aksi teror untuk menekan para aktivis Islam agar lebih koorperatif dengan pemerintah.
Hal ini dikecam oleh Organisasi HAM Internasional Human Right Watch. Pemerintah Syria dituntut membebaskan para istri aktivis Islam tersebut karena penangkapan mereka tidak disertai bukti-bukti yang kuat mengenai keterlibatan dalam suatu tindak kejahatan.
Human Right Watch meminta Pemerintah Syria segera membebaskan 3 wanita Syria yang ditahan aparat keamanan Syria sejak 31 Juli 2008. Ketiga wanita itu ditahan karena suami mereka adalah aktivis Islam yang dicari-cari. Human Right Watch mengecam kebijakan Syria tersebut
Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Human Right Watch pada Selasa (19/8) itu, tiga wanita itu tinggal di desan Utaibah, sekitar 20 kilometer, timur Kota Damaskus. Ketiga wanita tersebut adalah istri dari para aktivis kelompok Islam Syria yang saat ini mendekam di penjara.
Pemerintah Syria hingga kini belum pernah memberikan penjelasan seputar penangkapan wanita-wanita itu dan tempat penahanannya juga belum diketahui.
Menurut Human Right Wacth, aparat keamanan Negara Syria pada 31 Juli 2008 menangkap Yusro Al Husseain di rumahnya. Dia adalah istri dari Jihad Diyab yang saat ini masih mendekam di penjara Guantanamo karena dituduh terlibat jaringan terorisme Internasional.
Empat hari setelah itu, aparat keamanan Syria kembali menangkap Rauah Al Kaelani saat berada di rumahnya. Rauah adalah istri dari Ziyad Al Kaelani yang ditangkap oleh Dinas Intelijen Angkatan Udara Syria pada April 2004 dan saat ini mendekam di penjara Sudaya, Syria. Aparat juga menangkap Sayyidah Bayan, Istri dari Ahmad Soleh Ali yang saat ini dalam proses peradilan di Pengadilan Tinggi Keamanan Negara Syria. Ahmad Soleh dituduh menjadi anggota kelompok terlarang yang bertujuan untuk mengubah sistem negara dengan aksi-aksi teroris.
Joe Stroke, Wakil Direktur HRW untuk Kawasan Timur Tengah, mengatakan, penangkapan hanya karena mereka menjadi istri para tersangka kasus terorisme tidak bisa dibenarkan. Joe Stroke juga meminta pemerintah Syria segera membebaskan para wanita itu jika tidak ada bukti-bukti yang kuat yang menunjukan mereka berbuat kejahatan.(Aul/SI)