DAMASKUS (Arrahmah.com) – Saluran televisi Al Arabiya yang dimiliki oleh keluarga Saudi, melanjutkan pemberitaan yang mempublikasikan dokumen rahasia di bawah judul “Syria Leaks” yang mengungkapkan peran rezim Alawiyah Suriah dalam banyak kejahatan.
Al Arabiya melaporkan bahwa milisi Syiah “Hizbullah” yang berbasis di Lebanon merupakan salah satu sekutu terkuat dari rezim Baath di Damaskus yang secara konsisten membantah telah terlibat dalam perang di Suriah.
Kelompok ini bahkan menghentikan tayangan video Al Arabiya di bulan Agustus yang menunjukkan seorang pria bernama Hassan Salim al-Meqdad yang diyakini merupakan salah satu komandan “Hizbullah” yang ditangkap oleh pejuang oposisi Suriah.
Namun, sebuah dokumen rahasia yang diperoleh Al Arabiya dari pihak oposisi mengungkapkan bahwa “Hizbullah” memainkan peran aktif dalam penumpasan mematikan terhadap warga sipil Muslim dan oposisi bersenjata di Suriah.
Sebuah dokumen yang dikirim pada 23 Mei 2011 dari Kolonel Saqr Mannoun, Kepala Cabang 291 Intelijen Angkatan Udara kepada Presiden Bashar al-Assad menyatakan : “Angkatan pertama personel dukungan dari ‘Hizbullah’ bernomer 250, telah diterima dan ditempatkan di hotel Ramsis di Jalan Baroun, provinsi Aleppo, menunggu perintah dari tuan saya”.
Emman Eddin al-Rasheed, Kepala Biro Politik, Syrian National Rally, mengatakan, terlepas bahwa rezim telah membangun tentara dengan cara yang dapat menjamin kesetiaan mutlak di saat yang paling tersulit pun, kemungkinan rezim masih memendam ketakutan dan paranoid. Assad takut pasukannya gagal di suatu hari, dan itulah sebabnya ia tidak ragu untuk mencari bantuan dari “Hizbullah” di bulan-bulan awal revolusi Suriah.
Dokumen lain yang distempel “top secret” dari Brigadir Waleed Abdel-Rahman dari unit pengintai di cabang intelijen asing, berisi daftar nama tokoh-tokoh oposisi Lebanon dan Suriah yang paling dicari untuk ditangkap atau dibunuh.
Di antara nama yang ditemukan dalam daftar adalah Ahmed Nasr al-Din, warga Lebanon yang dicari oleh pasukan rezim Suriah karena bekerjasama dengan Mohammed Hassan Farah, warga Suriah yang ditahan di dalam penjara “Hizbullah”.
Pada tanggal 2 Mei 2012, kepala operasi Intelijen asing Suriah menugaskan Ahmed al-Shammari untuk pergi ke perbatasan Lebanon untuk menerima Hassan Farah dari tangan “Hizbullah”. (haninmazaya/arrahmah.com)