BANDUNG (Arrahmah.com) – Serangan brutal gerombolan Syiah terhadap jamaah majelis Zikir Az Zikra yang juga terror terhadap KH. Arifin Ilham sekaligus teror terhadap kaum Muslimin banyak menuai kecaman dan kutukan, termasuk dari Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS).
“Mengecam dan mengutuk tindakan gerombolan Syiah yang melakukan penyerangan dan penganiayaan ke Majelis Az Zikra Bogor pimpinan Ustadz H Arifin Ilham, tindakan mana merupakan wujud dari pelecehan Syiah kepada ummat Islam,” rilis ANNAS kepada redaksi Sabtu (14/2/2014) siang.
Dalam keterangannya ANNAS menyebut peristiwa Sampang dan konflik-konflik dimana-mana dan terakhir penyerangan ke Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor adalah insiden pendahuluan. Umat Islam di Indonesia. Untuk itu ANNAS meminta pemerintah tidak bisa tinggal diam.
“Jika tak ingin api kecil menjadi kebakaran. Harus diantisipasi sedini mungkin dengan melarang Syiah berkembang di bumi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Umat Islam dan Pemerintah harus berani bersikap untuk menjadikan pengembangan faham Syiah sebagai agenda serius dan prioritas,” tegas pernyataan yang ditandatangani KH. Athian Ali M. Da’i Lc, MA dan Tardjono Abu Muas tersebut.
Caranya adalah dengan Pemerintah c.q Kementrian Agama dan Kejaksaan Agug RI agar lebih serius dalam memantau perkembangan faham sesat Syiah di Indonesia dan segera mengambil langkah-langkah nyata sebagai antisipasi dini dari konflik Sunni Syiah di Indonesia yang mungkin terjadi masa yang akan datang.
Kepada pihak Kepolisian, ANNAS meminta tidak memberikan izin untuk acara-acara Syiah seperti majelis Kumail, peringatan 10 Muharam, Arbain, atau Iedul Ghadir yang dapat memancing reaksi dari umat Islam karena cara-acara tersebut disamping ritus kultus berlebihan juga sarat dengan ungkapan penistaan kepada para shahabat, istri Nabi. Padahal mereka adalah orang-orang yang dimuliakan oleh kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
ANNAS berkeyakinan bahwa Syiah yang berkembang di Indonesia cepat atau lambat akan menampakkan diri sebagai kelompok pengacau yang dengan keyakinan palsunya tentang “darah Imam Husen” akan melakukan aksi aksi konfrontatif. Sendi-sendi kerukunan dan kesatuan umat, bangsa dan negara terancam di masa depan. Hal ini terindikasi dari perjalanan pengembangan Syiah di Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, dan negara-negara lainnya. Dari awalnya pengajian hingga akhirnya pembantaian.
Untuk itu ANNAS mengajak umat Islam khususnya organisasi kemasyarakat Islam, lembaga-lembaga da’wah, dan kelompok-kelompok perjuangan Islam di Indonesia untuk mengkonsolidasikan diri bahu membahu bersama-sama berjuang melawan ajaran sesat dan menyesatkan Syiah yang nampak kini semakin berani menampilkan jati dirinya sebagai ajaran yang membahayakan. (azmuttaqin/arrahmah.com)