GAZA (Arrahmah.com) – Intelijen dan anggota keamanan Mesir melatih sebuah kelompok Syiah yang menyebut diri mereka sebagai “Tamarud Gaza”, kata seorang pejabat senior Hamas pada Jumat (23/8/2013), seperti dilansir Ma’an.
Dalam sebuah video yang dirilis pada Ahad (18/8), beberapa Syiah bertopeng membacakan pernyataan “Tamarud Gaza” yang menghasut protes di seluruh wilayah itu pada 11 November mendatang untuk menggulingkan Hamas.
Pada tanggal 11 November, semua “tirani dan penindasan yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin di Gaza” akan berakhir, klaim pernyataan itu.
Gerakan Tamarud Mesir adalah gerakan kelompok Syiah yang menentang pemerintahan Presiden Muhammad Mursi, pemimpin Ikhwanul Muslimin yang telah digulingkan pada tanggal 3 Juli lalu.
Yahya Mousa dari Hamas mengatakan kepada surat kabar Lebanon El-Nashra bahwa Tamarud memiliki pusat di Tepi Barat dan Gaza dan bahwa anggota mereka dilatih oleh intelijen dan layanan keamanan Mesir.
Layanan keamanan Hamas telah menahan beberapa anggota kelompok Syiah itu di Gaza dan mereka sedang diinterogasi, Mousa menambahkan.
“Ada perbedaan besar dalam realitas antara Mesir dan Gaza. Pengkhianat-pengkhianat itu tidak memiliki tempat di mana pun di antara rakyat Palestina yang melindungi sistem politik dan perlawanan,” kata Mousa.
“Kelompok-kelompok ini tidak akan berhasil dan tidak akan memiliki dampak apapun di Gaza,” tegas pejabat Hamas itu.
Mousa menolak pernyataan kelompok Tamarud yang mengklaim bahwa kelompok Syiah mereka sedang memerangi “penindasan” di Gaza. “[Klaim] ini tidak berarti apa-apa. Rakyat kami di Gaza [justru] menderita akibat penindasan Presiden Mahmoud Abbas, Israel dan AS,” kata Mousa.
Dia menambahkan: “Kelompok-kelompok ini ingin menenggelamkan bangsa ini dalam darah untuk membuat Israel sebagai satu-satunya penguasa dan pengendali di wilayah ini … Bangsa Arab sedang terkena konspirasi internasional yang disetir Israel dan AS.”
Mousa menyatakan “perang melawan teror”-nya Washington adalah konspirasi melawan politik Islam di wilayah itu, dan dia juga menegaskan bahwa Otoritas Palestina tengah menjadi bagian dari koalisi AS.
Negara-negara Teluk sedang mendukung koalisi tersebut, yang bersekongkol melawan Mesir di mana hal itu menciptakan sebuah “fasis dan kudeta kriminal,” kata pejabat Hamas itu.
Koalisi itu tengah bekerja melawan martabat, kebebasan dan revolusi [Islam] di negara Arab, tambahnya. (banan/arrahmah.com)