TEL AVIV (Arrahmah.com) – Pemimpin Harakah Islamiyah (Gerakan Islam) di “Israel” telah menegaskan bahwa penahanannya oleh pemerintah “Israel” tidak akan menghentikan dia membela Masjid Al-Aqsha.
“Saya akan meninggalkan penjara dengan lebih bertekad untuk membela Kota Suci Yerusalem,” kata Syeikh Raed Salah, sebagaimana dilansir MEMO, Sabtu (7/5/2016).
Pengadilan “Israel” menyatakan Syeikh Salah bersalah atas “kekerasan menghasut” dan dijatuhi hukuman 9 bulan penjara.
Syeikh Salah membantah tuduhan terhadap dirinya, dan mengatakan bahwa hal itu adalah cara “Israel” menghentikan dia membela Masjid Al-Aqsha.
“Penjara menguatkan saya karena keyakinan saya bahwa Yerusalem adalah suatu hak yang suci bagi umat Islam dan membelanya adalah sangat penting,” tuturnya.
Dia juga menegaskan bahwa bahwa agresi “Israel” akan mempercepat “akhir pendudukan” Yerusalem.
“Saya akan terus [membela Al-Aqsa] sampai mati syahid. Tidak mundur, apa pun resikonya. Harakah Islamiyah [yang dilarang pada bulan November tahun lalu] bukan nama yang sederhana, tetapi memiliki akar di Galilea, Negev dan Masjid Al-Aqsa.”
Dia juga menambahkan: “Jika ada nama asli untuk teror dan rasisme, maka akan bernama [Perdana Menteri Benjamin] Netanyahu dan pendudukan. Mereka telah melakukan eksekusi lapangan terhadap orang tak berdosa.”
Syeikh Salah menjelaskan bahwa “Israel” ingin memaksa Harakah Islamiyah untuk tunduk terhadap “Israel”, dan “Israel” ingin menundukkan orang Palestina di “Israel” dalam rangka untuk meruntuhkan pembelaan mereka terhadap Masjid Al-Aqsha.
“Bagaimanapun, kami akan tetap mempertahankan hak kami untuk membela Al-Aqsha.”
(ameera/arrahmah.com)