ABYAN (Arrahmah.com) – Syeikh Fahad Al-Quso, seorang komandan Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) telah mengeluarkan siaran pers tentang situasi terbaru di Yaman.
“Situasi di Yaman tidak berubah dari sebelumnya, karena kepemimpinan politik negara masih sama dan tidak ada yang berubah, kecuali foto pemimpin, Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi bekerja selama hampir 20 tahun sebagai wakil presiden Ali Abdullah Saleh dan sampai sekarang dia adalah boneka dan negara tidak berubah,” ujarnya.
“Bukankah brigade militer yang membunuh dan mempraktekkan kejahatan dari tahun yang sama? Para partai pedagang telah mencuri revolusi kaum Muslim melawan tiran dan menjual darah kaum Muslim dengan harga murah, karena bagi kami, kami tidak akan menghentikan jihad kami sampai Syariah Allah diimplementasikan.”
Dia menambahkan bahwa pertempuran rekan-rekannya di Abyan atau front yang lain tidak terlibat dengan suku-suku. “Masyarakat mengenal kami dengan baik dan mereka bercampur dengan kami dan mengetahui proyek kami dan tersentuh perilaku baik dan sopan santun kami dan kami pastikan bahwa kami memerangi rezim Sana’an dan para tentara bayaran di Lawdar, sampai penindasan dan para penindas lenyap dan agama hanya untuk Allah.”
Syeikh menjelaskan siapa yang ia sebut tentara bayaran, Komite di Lawdar adalah orang-orang yang memulai perang melawan para Mujahid sejak hampir sepuluh bulan terakhir dan menyerahkan para bangsawan dari Lawdar seperti Abd Rabbuh Omar dan Abdullah Said untuk disimpan di dalam penjara rezim Sana’a, mereka juga melanggar kecusian dari rumah-rumah warga dan memaksa beberapa keluarga mengungsi dan melakukan penggerebekan serta menangkap beberapa dari bani Mujahid di Lawdar dan mereka masih menempatkannya di penjara dan menyiksa mereka hingga berbulan-bulan.
Komandan AQAP juga menyatakan bahwa banyak dari suku-suku telah memilih untuk bersikan netral dalam apa yang terjadi antara organisasinya dan rezim Sana’a dari perang dan pertempuran. “Demikian mereka sampai meraih pilihan yang benar sejak rezim Sana’a berbahaya tidak layak untuk didukung dan dibela oleh siapapun kecuali oleh segelintir minoritas.” Dan dia menambahkan : “Kami tinggal di Lawdar selama setahun terakhir, hidup di antara rakyat biasa dan mereka tidak menemukan di dalam diri kami kecuali kebenaran (insha Allah)”.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa Brigade 111 yang ditempatkan di Lawdar terlibat dalam kejahatan selama bertahun-tahun terhadap rakyat Lawdar dan wilayah sekitarnya, dan orang-orang masih mengingat kejahatan mereka, pembunuhan, pembakaran enam orang dari bani Al-Ja’dana di pembangkit listrik Lawdar tanpa rasa bersalah.
Al Quso juga membantah kabar mengenai kematian ratusan pejuang Ansar al-Sharia di Lawdar dan mengatakan abhwa jumlah mereka yang meraih syahid (insha Allah) sekitar 11 Mujahid sejak dimulainya pertempuran di Lawdar. (haninmazaya/arrahmah.com)