JAKARTA (Arrahmah.com) – Syarikat Islam Indonesia (SII) memperingati milad ke-114 sekaligus melakukan Rapat Kerja Nasional. Dalam peringatan milad itu, SII menyinggung soal radikalisme yang tidak bersumber dari Islam.
“Narasi radikalisme bukan datang dari Islam, tapi datang dari barat yang dipompakan pada umat Islam dan celakanya umat Islam yang menerima dan menyerap narasi radikalisme,” kata Presiden Dewan Pusat SII, Muhit Al Adam, dalam sambutannya di Gedung Serbaguna Asrama Haji Jakarta, Sabtu (26/10/2019), dikutip Detikcom.
Muhit berpesan agar seluruh anggota SII tak ikut terbawa dalam narasi radikalisme itu. Menurutnya narasi radikalisme itu telah menyudutkan salah satu kelompok mazhab Islam.
Dia juga menyinggung usia SII saat ini yang sama dengan jumlah surat dalam Al Quran. Menurutnya sebagai ormas Islam paling tua, SII harusnya sudah sangat paham persoalan kebangsaan.
“Ibarat seorang membaca AlQur’an, apabila dia telah membaca 114 surat artinya dia telah khatam Al Quran, maknanya dia telah memahami atau mengerti apa yang diajarkan dalam Al Quran itu,” terangnya.
“Begitu juga dengan Syarikat Islam Indonesia yang masuk usai 114, seyogyanya dia paham betul apa yang ada di negeri kesatuan Republik Indonesia termasuk di dalamnya persoalan yang terjadi di NKRI,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)