(Arrahmah.com) – Siapa yang tak mengenal Syamsi Ali. Ia adalah salah seorang tokoh muslim yang cukup terkemuka. Ia juga dikenal sebagai pahlawan karena telah memuslimkan banyak orang di Negeri Paman Sam. Kiprahnya ada dimana-mana. Namun benarkah ia layak disebut pahlawan?
Dalam salah satu situs yang insyaAllah bisa dipercayai kebenarannya, Arrahmah menemukan informasi yang sama sekali berlawanan dengan pandangan kebanyakan masyarakat muslim selama ini tentang Syamsi Ali. Informasi tersebut sebetulnya bukan informasi yang baru. Namun belum ada yang berani mengangkatnya ke hadapan publik. Dan Arrahmah berharap dengan dipublikasikannya informasi ini, umat Islam dapat membuka mata dan berhati-hati dengan upaya apapun yang akan semakin menjauhkan umat dari kebenaran Islam.
Situs tersebut mengungkapkan bahwa Syamsi Ali merupakan perpanjangan lidah FBI, karena ia telah terang-terangan melawan kebenaran dan kesungguhan orang-orang Islam yang memperjuangkan tegaknya Islam.
Ia terkenal karena tugas pertamanya sebagai pemimpin Pusat Komunitas Muslim Indonesia di Astoria. Tetapi sedikit yang mengetahui seislami apa ia menjaga komunitas itu. Di bawahnya kepemimpinannya, kaum muda diberikan fasilitas gitar dan drum untuk dimainkan di basement masjid. Sedangkan jika ada yg mau bersembahyang shalat, suara musik itu sangat mungkin terdengar. Ini melanggar kesucian masjid. Hal ini tidak hanya disaksikan oleh satu orang, tapi banyak anggota ITS.
Suatu kali, salah seorang anggota ITS mendekati seorang penjaga mesjid dan bertanya mengapa hal tersebut bisa terjadi. Mengapa adalah anak-anak muda itu dibolehkan bermain instrumen musik yang haram di masjid? Penjaga itu menjawab, “Sejak anak-anak muda itu tinggal di luar dan dengan mudah melakukan aktivitas yang haram, mengapa kita tidak membiarkan mereka di dalam mesjid dan melakukan apa yang mereka suka, setidaknya kita bisa menjaga mereka untuk tetap dekat dengan mesjid.”
Karena tindakan seperti itu, kami menganggap Syamsi Ali bertanggung jawab untuk penurunan mentalitas para pemuda Muslim ini.
Jika hal itu terlalu jauh, lalu bagaimana lingkungan masjid di Indonesia yang campur baur itu sendiri? Di samping itu, ketika saudara-saudara ITS kita shalat Id beberapa tahun-tahun lalu, mereka dipersilakan makan bersama dengan komunitas beberapa makanan dengan himpunan. Sesudah salat, mereka pun pergi memenuhi undangan makan. Dan betapa terkejutnya mereka melihat sebegitu banyak Muslim, tua-muda, yang tidak ikut shalat Id, duduk-duduk di lantai bawah, dan bercampur baur dengan lawan jenis seolah-olah tempat itu menjadi semacam klub. Lalu orang-ornag itu saling mencium pipi masing-masing dengan non-mahram, dengan lawan jenis.
Benar-benar mengejutkan melihat peristiwa seperti itu terjadi dalam masyarakat Muslim. Sangat mengherankan. Rumah Allah seharusnya menjadi tempat yang paling mudah untuk mengimplementasikan syariah, memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan.
Di bawah kepimpinan Syamsi Ali semua kelakuan ini diperbolehkan. Mengapa? Karena Syamsi ALi adalah seorang muslim moderat Paman Sam yang ingin komunitas muslim mengikuti dan meniru kebudayaan Barat.
Untuk pembuktian lebih lanjut mengenai keengganannya untuk melaksanakan dasar hukum syariah di dalam masjid, seseorang pergi ke JMC Muslim Center dan melihat bagaimana tanggapan komunitas Muslim ketika mereka mengetahui pandangan Syamsi Ali yang sudah tercampur bebas. Komunitas hampir terbelah menjadi dua kubu ketika mereka mengetahui wajah Syamsi Ali sebenarnya.
Syamsi Ali adalah perpanjangan lidah FBI yang senang berteman dengan orang-orang kafir dan menjadikan mereka sebagai pemimpin.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (kebenaran berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu…” [QS al Mumtahanan 60:1]
Ia adalah seorang yang hafidz Quran yang seharusnya mengetahui makna dari setiap ayat yang ada di dalamnya. Ia ingn membuat masyarakat muslim mengikuti impian Amerika, sedangkan Muslim sebenarnya menginginkan Islam.
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” [QS Ali Imran 3:119]
Ia adalah seorang advokat Muslim dalam dialog lintas agama yang dilarang oleh Islam sejak tidak ada lagi agama yang disetujui Allah selain daripada Islam.
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [QS Ali Imran 3:85]
Imam Syamsi Ali menuntun masyarakat Muslim menuju kerusakan akidah dengan menganjurkan toleransi terhadap tindakan jahat kuffar, bukan dengan mengajarkan dasar-dasar ‘amar ma’ruf nahyi munkar.
Diskusikan Tentang Masalah Ini Di Forum
source: Islamic Thinker Society