(Arrahmah.com) – Timur Tengah memanas. Dalam satu dekade di wilayah padang pasir bergejolak. Dimulai dari Tunisia sampai Suriah.
Secara khusus negeri Syam yang paling lama bergejolak. Syam meliputi Palestina, Suriah, Lebanon menjadi tempat paling panas. Palestina sudah puluhan tahun memanas akibat penjajahan yang dilakukan oleh Israel.
Awal bangsa Yahudi datang ke tanah Palestina untuk menghindari dari pembantaian yang dilakukan Nazi. Mereka mendapat tanah 2,5 % dari Britania. Setelah mereka memproklamirkan Negara Zionis Israel, mereka balik menjajah bangsa Palestina yang telah menerima mereka. Sampai sekarang Israel telah mencaplok 85 % tanah Palestina.
Bentuk kejahatan Israel kelewat batas. Mulai dari pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak sampai pembatasan pasokan air. 85 % pasokan air dialirkan ke warga Yahudi dan sisanya kepada warga Palestina setelah dicemari.
Penindasan yang berkelanjutan, memunculkan perlawanan dari rakyat Palestina. Dimotori oleh Ikhwanul Muslimin dibentuklah HAMAS dengan pendirinya Syaikh Ahmad Yasin pada tahun 1987. Tujuannya untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Izzudin Al Qassam, sayap militer bentukan HAMAS. Wadah perjuangan untuk melawan Israel.
Izzudin Al Qassam dalam pertempuran dengan Israel pada tahun 2014, telah mengalami kemajuan. Mereka berhasil membuat roket dan pesawat tanpa awak yang mampu menjelajah sampai Tel Aviv. Keteguhan Tentara HAMAS membuat frustasi Tentara Israel. Taktik gerilya bawah tanahnya membuat banyak korban dari pihak lawan.
Suriah tak kalah hebat dengan Palestina. Suriah dengan duo Assadnya, membantai ribuan Muslimin. Dimulai dengan pengejaran aktivis Ikhwanul Muslimin pada tahun 80’an. Kemudian pada tahun 2011 ketika rakyat tidak puas, Basyar Assad sebagai Presiden tidak menampung aspirasi. Malah meniru bapaknya dengan menggunakan kekuatan untuk memberangus warganya. Sejak 2011 sampai 2014 telah menelan korban 170 ribu jiwa.
Munculnya segala konflik di negeri Syam, telah ada dalam Al Quran dan Hadits sebagai tanda akhir zaman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka sesungguhnya telah datang (hari Kiamat) tanda-tandanya,” (QS. 47:18).
Sedangkan dalam hadits lebih gamblang. Dari ‘Auf bin Malik RA berkata,” Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam bersabda: “Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat………dan beliau menyebutkan:”Penaklukan Baitul Maqdis.” (HR. Bukhari). Dalam hadits yang lain,“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam.”
Di dalam Futuhu Asy Syam, disebutkan banyak peperangan yang terjadi di negeri Syam. Baik peperangan yang terjadi sebelum era kenabian Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam atau sesudahnya. Sejarah telah mencatat banyak peperangan termasuk di dalamnya Perang Salib. Jika mengambil keterangan Hadits di atas maka peperangan tidak akan berhenti sampai datangnya Kiamat.
Negeri Syam menjadi rebutan tiga agama. Yahudi, Nasrani dan Islam sama-sama saling mengklaim yang paling berhak. Yahudi pernah melakukan pembantaian kepada kaum Nasrani dengan tangan Romawi.
Nasrani pernah melakukan pembantaian kepada Ummat Islam di Perang Salib. Yahudi di era modern ini juga melakukan pembantaian kepada Ummat Islam di Palestina.
Ummat Islam belum pernah melakukan pembantaian kepada kaum Yahudi dan Nasrani. Mulai di masa kekhalifahan Umar bin Khattab Rhadhiyallahu anhu sampai penaklukan yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih. Sinagog dan Gereja tetap utuh. Rahib dan Pendeta mereka tetap bisa beribadah dengan tenang. Bahkan ketika penaklukan yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih, kaum Yahudi yang melarikan diri dipanggil kembali untuk menempati rumah dan tanah kepemilikan mereka. Keamanan mereka terjamin.
Apakah ada yang lebih beradab dalam memperlakukan musuh daripada Ummat Islam?
Dibalik kekisruhan bumi Syam, ternyata ada keutamaan yang agung dari bumi tersebut. Hal ini sudah dikabarkan oleh Rasulullah dalam banyak hadits. Rasulullah pernah mendoakan keberkahan atas bumi Syam.
“Ya Allah, berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat bertanya: termasuk Nejed? Rasulullah berdoa: Ya Allah berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat bertanya: termasuk Nejed? Rasulullah menjawab: Disana (Nejed) terjadi gempa dan huru-hara dan disana muncul dua tanduk setan.” (HR. Bukhari).
Keberkahan yang diberikan Allah bagi Syam diatas, tidak harus dengan tempat yang aman. Gudangnya ilmu dari ummat ini masih ada pada negeri tersebut. Amalan jihad yang agung juga masih lestari di negeri tersebut. Munculnya orang-orang yang jujur terhadap agamanya juga muncul dari negeri tersebut.
“Beruntunglah negeri Syam. Sahabat bertanya: mengapa? Jawab Nabi saw: malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam.” (HR. Ahmad). Kesejahteraan dan keindahan hidup ada pada negeri Syam disegala kondisi baik damai maupun perang.
Nabi Isa diakhir jaman juga turun pertama kali di atas gunung putih di Syam. Tugasnya untuk membunuh Dajjal.
Semua sinyal ini, sudah menjadi alasan tentang keutamaan negeri Syam. Baik terjajah atau merdeka.
Muslih Marju, penulis Bina Qalam Indonesia
(*/arrahmah.com)