DOHA (Arrahmah.com) – Ulama Muslim terkemuka Sheikh Yusuf Al–Qaradawi telah mendesak Mesir untuk memboikot pemilihan presiden mendatang, dan memperingatkan bahwa tindakan mantan panglima militer Abdel Fattah–El Sisi telah membawa bencana besar kepada Mesir.
“Sejak dia (al-Sisi) datang, semua yang kita lihat adalah pembunuhan dan pertumpahan darah, penahanan dan perempuan yang diperkosa,” kata Qaradawi pada Ahad malam (11/5/2014) di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh asosiasi sarjana Muslim di Doha, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
“Mesir telah kehilangan segalanya saudara-saudaraku; ini adalah bencana besar,” tambahnya.
Al-Sisi pertama kali muncul sebagai pemain kunci dalam arena politik Mesir setelah menggulingkan presiden terpilih pertama Muhammad Mursi pada 3 Juli setelah protes massa yang terjadi pada 30 Juni.
Di tengah-tengah gejolak politik setelah penggulingan tersebut, al-Sisi membantah tuduhan bahwa ia memimpin sebuah kudeta militer setelah dia menghadapi protes besar menuntut pemulihan Mursi.
Al-Sisi diharapkan dengan mudah memenangkan pemilihan presiden 26-27 Mei. Satu-satunya kandidat lainnya adalah politisi sayap kiri Hamdeen Sabahi, yang merupakan kandidat presiden pada pemilu 2012 yang dimenangkan oleh Mursi.
Ikhwanul Muslimin telah berjanji untuk melanjutkan protes damai sampai presiden Mursi dipulihkan.
Mesir telah melakukan tindakan kekerasan terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin, serta pada aktivis lain yang dianggap bertentangan dengan pemerintah sementara yang didukung militer.
Syeikh Yusuf Al-Qaradawi mengatakan bahwa para pemimpin “Israel” mendukung pemenangan al-Sisi dalam pemilihan presiden Mesir yang akan datang.
Ulama Muslim terkemuka tersebut menambahkan bahwa al-Sisi melindungi kepentingan “Israel” dan tidak akan terlibat dalam konfrontasi dengan mereka terkait isu Palestina.
“Anda melihat orang-orang yang menyukai Ehud Barak (mantan menteri pertahanan “Israel”) mengatakan, “Pilih Al-Sisi”, “Al-Sisi adalah orang kita”, “Dia adalah al-Sisi kami bukan al-Sisi Anda”,” kata Syeikh Al-Qaradawi.(ameera/arrahmah.com)