UMM AL-FAHM (Arrahmah.id) – Polisi “Israel” membebaskan Ketua Gerakan Islam di dalam Garis Hijau, Syaikh Raed Salah, setelah menahannya selama beberapa jam dan melakukan penyelidikan pada hari Selasa, sebagaimana dikonfirmasi oleh pengacaranya.
Menurut laporan Al Jazeera, sebelumnya polisi “Israel” menggerebek rumah Syaikh Raed Salah di kota Umm al-Fahm dan menyita properti milik Komite “Ifsya’ Al-Salam” (Penyebaran Perdamaian) dengan dalih bahwa organisasi tersebut terkait dengan aktivitas Gerakan Islam yang telah dilarang di dalam wilayah Garis Hijau.
Sumber dari Al Jazeera juga melaporkan bahwa polisi “Israel” memanggil beberapa anggota Komite “Ifsya’ Al-Salam” untuk diperiksa setelah penahanan Syaikh Raed Salah.
Komite “Ifsya’ Al-Salam”
Sumber menambahkan bahwa Menteri Pertahanan “Israel,” Yisrael Katz, telah mengeluarkan perintah untuk menyita properti milik Komite “Ifsya’ Al-Salam” dan Asosiasi Rekonsiliasi Sosial untuk Reformasi dan Arbitrase, dengan tuduhan bahwa organisasi-organisasi tersebut memiliki keterkaitan dengan Gerakan Islam.
Komite “Ifsya’ Al-Salam” merupakan inisiatif dari Komite Tindak Lanjut Tertinggi untuk Warga Arab di dalam Garis Hijau. Menurut para pengurusnya, komite ini bertujuan untuk memperkuat perdamaian sosial dan solidaritas di antara komunitas Palestina di dalam Garis Hijau dari berbagai latar belakang, serta menghadapi gelombang kekerasan, kriminalitas, dan penyalahgunaan senjata.
Syaikh Raed Salah sendiri telah beberapa kali ditangkap dan diadili dengan berbagai tuduhan, termasuk “menghasut terorisme.” Ia bahkan telah menghabiskan beberapa tahun di penjara “Israel.”
Salah satu alasan utama dari penindasan yang terus dialaminya adalah pembelaannya yang konsisten terhadap Masjid Al-Aqsa di tengah upaya “Israel” melakukan Yahudisasi atas kawasan tersebut.
(Samirmusa/arrahmah.id)