(Arrahmah.com) – Syaikh Nashir Athiatul ‘Akri, seorang anggota Dewan Syura Mujahidin Derna dikabarkan telah gugur di tangan pasukan kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Sebelumnya, dalam sebuah lampiran dari buku “Karakterisasi organisasi ‘ISIS’ dan hakikat akidahnya”, yang ditulis oleh Syaikh Dr. Thariq Abdul Halim dan Dr. Hani As-Sibai, juga telah tercatat begitu banyak deret kejahatan yang dilakukan ISIS.
Berikut terjemahan ulasan mengenai Syaikh Nashir Athiatul ‘Akri rahimahullah, korban kesekian kejahatan ISIS, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Rabu (10/6/2015).
Syaikh Nashir Athiyatul ‘Akri Rahimahullah, korban kesekian dari kejahatan Jama’ah Daulah
Oleh: Marasil Mujahidin Derna
Syaikh Nashir Athiyatul ‘Akri yang dikenal di medan jihad dengan nama ‘Abdullah Sabir’ telah berpulang keharibaan Rabbul izzah dalam umurnya yang ke-55 tahun. Sungguh ia telah mengabdikan sebagian besar hidupnya di medan perjuangan dan mendedikasikan sebaik-baik amal di jalan ini.
Di usianya yang belia, Syaikh Nashir telah keluar untuk berhijrah di jalan Allah, karena thagut Libya pada saat itu ‘Qadhafi’ terus menekan dan mempersulit para ikhwan disana. Syaikh Nashir hijrah dari Libya setelah beliau selesai merintis projek rahasia untuk para ikhwan, yang menjadi cikal bakal kelompok yang mengkudeta Qadhafi kelak.
Pada tahun 1995, Syaikh Nashir hijrah ke Mesir dan menetap di sana untuk sementara waktu. Lalu beliau pindah ke Sudan, kemudian beliau pindah ke Jordania dan akhirnya beliau hijrah ke bumi jihad Afghan. Di sana beliau bergabung dengan ikhwan Mujahidin dari tandhim Al-Qaeda.
Beliau menetap di bumi jihad Afghan dengan sabar dan terus berjihad, hingga akhirnya Amerika datang menginvansi Afghan. Kemudian Syaikh dan keluarga pindah ke Inggris dengan menempuh jalan yang sangat sulit sekali. Di Inggris Syaikh ditangkap dan dipenjarakan selama 6 tahun atas tuduhan terlibat kegiatan terorisme. Thagut Qadhafi berkali-kali mengusahakan agar Syaikh Nashir dideportasi ke Libya, tetapi Allah menyelamatkannya dan usaha itu selalu gagal.
Kemudian Syaikh Nashir dibebaskan karena dianggap tidak membahayan Inggris. Beliau dianggap hanya sebagai seorang pensiunan teroris yang tidak lagi berbahaya. Dan tatkala revolusi Libya pecah, Syaikh kembali ke negerinya untuk menolong dan terlibat dalam perjuangan masyarakat Libya yang telah lama didhalimi.
Syaikh Nashir bergabung dengan front-front pejuang untuk menghadapi tentara Qadhafi di wilayah timur Libya. Di sana Syaikh terus berjuang hingga akhirnya Allah memenangkan mujahidin dan Qadhafi mati dalam keadaan hina.
Setelah rezim Qadhafi tumbang, Syaikh membentuk Katibah An-Nur. Katibah An-Nur beserta Katibah Syuhada’ Abu Sulaim dan beberapa Katibah lainnya telah saling bersinergi untuk menjaga keamanan di Kota Derna semenjak itu.
Syaikh Nashir adalah penanggung jawab dari sekian organisasi-oraginasi kemanusian yang bekerja di Derna. Beliau juga terlibat dalam banyak projek-projek bantuan kemanusian disana. Sungguh Syaikh Nashir telah menjadi sosok penting di kota Derna dan dianggap sebagai tokoh masyarakat berpengaruh disana. Syaikh Nashir juga merupakan salah satu penggagas Majelis Syura Mujahidin Derna dan menjabat sebagai salah satu pimpinan majelis.
Percobaan pembunuhan atas dirinya telah sering terjadi, beberapa bulan yang lalu beliau mengalami percobaan pembunuhan dengan cara penggunaan ranjau berdaya ledak tinggi yang ditanam di bawah mobil beliau. Alhamdulillah usaha itu gagal dan para ikhwan berhasil menjinakkan ranjau tersebut.
Dan akhirnya, jalan perjuangan dan jihad selama 20 tahun lebih Syaikh Nashir terhenti sudah. Ia dan para ikhwan yang mengawal beliau telah gugur terbunuh dalam sergapan panuh khianat oleh gerombolan Al-Baghdadi.
Sungguh tandhim Al-baghdadi telah menyenangkan dan menggembirakan para musuh Allah. Harapan dan angan-angan musuh untuk mengjabisi Syaikh kami yang mulia telah diwujudkan oleh tangan-tangan keji dan khianat tandhim Daulah.
(alikaram/arrahmah.com)