(Arrahmah.com) – Syaikh Dr. Hani As-Sibai, seorang ulama’ yang sangat dihormati di Al-Qaeda, telah meminta petinggi senior Al-Qaeda dan cabang-cabang regional Al-Qaeda untuk membuat pernyataan sikap mengenai deklarasi Khilafah oleh Daulah Islam atau Islamic State (IS). Syaikh As-Sibai telah lama mengkritisi sikap IS yang sebelumnya dikenal sebagai Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and the Sham (ISIS) itu. Dan dia merasa bahwa respon Al-Qaeda terhadap deklarasi itu belum cukup.
“Diamnya kepemimpinan di #Khurasan dan cabang-cabangnya mengenai pengumuman kekhalifahan yang baru adalah tindakan yang kurang bijaksana,” tulis Syaikh As-Sibai dalam tweet-nya pada Selasa (8/7/2014) lalu, seperti dilansir LWJ. Khurasan adalah wilayah geografis yang meliputi Afghanistan dan Pakistan, yang merupakan basis para pemimpin senior Al-Qaeda.
Syaikh As-Sibai melanjutkan, “Saran dan sindiran tidaklah cukup, membuat pernyataan sangatlah penting, untuk menyikapi isu yang besar ini.”
Tweet Syaikh As-Sibai itu dengan cepat di-retweet oleh para pendukung Al-Qaeda dan setidaknya oleh seorang pejabat di Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah.
Sejauh ini, baik pemimpin Al-Qaeda maupun cabang/afiliasinya telah merespon pengumuman Khilafah oleh “Daulah Islam”, dengan Syaikh Abu Bakr Al-Baghdadi, amir “Daulah Islam”, menjabat sebagai “Khalifah Ibrahim.”
Al-Qaeda di Semenanjung Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) merilis dua pesan beberapa hari yang lalu, termasuk salah satunya adalah pujian terhadap Syaikh Ayman Az-Zhawahir. Syaikh As-Sibai telah me-retweet kedua pesan AQAP tersebut, namun AQAP juga tidak menyebutkan nama Daulah Islam atau Al-Baghdadi dalam salah satu dari kedua pesan itu. Dan Al-Qaeda di Maghreb Islam atau Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) juga merilis sebuah pesan yang memuji kemajuan mujahidin di Irak dan menyerukan rekonsiliasi di Suriah, tetapi pernyataan itu ditulis sebelum ISIS menyatakan dirinya sebagai IS dan mengumumkan kekhalifahannya.
Syaikh Ayman Az-Zhawahiri telah mengenal dan mempercayai Syaikh As-Sibai selama beberapa dekade. Jadi, ketika Syaikh As-Sibai berpendapat, Syaikh Az-Zhawahiri mendengarkannya.
Pada bulan April, Syaikh As-Sibai merupakan salah seorang dari beberapa mujahid terkemuka yang menyerukan kepada Syaikh Az-Zhawahiri untuk menangani aspek-aspek tertentu dari persengketaan yang sedang berlangsung antara Al-Qaeda dengan ISIS.
Beberapa minggu kemudian, pada awal Mei, Syaikh Az-Zhawahiri merespon dengan merilis sebuah pesan baru, “Kesaksian Untuk Mempertahankan Darah Mujahidin di Syam.” Meskipun Syaikh Az-Zhawahiri telah membahas konflik antara ISIS dan kelompok jihad lainnya beberapa kali sebelumnya dan dia juga menyelipkan beberapa kesaksiannya sebelumnya, Syaikh Az-Zhawahiri mengatakan dirinya memutuskan untuk memulai pembicaraan topik ini sekali lagi karena rasa hormatnya kepada Syaikh As-Sibai. Dalam sebuah dokumen sebanyak tiga halaman yang dirilis pada akhir Mei, Syaikh Az-Zhawahiri kembali mengutip permintaan dari Syaikh As-Sibai, serta ulama lainnya, sebagai alasan mengapa dia memutuskan untuk membahas kejadian di Suriah.
Syaikh As-Sibai seperti beberapa jihadis yang pro-Al-Qaeda lainnya, pada awalnya memuji kemenangan ISIS di Irak pada bulan Juni. Dalam satu tweet, Syaikh As-Sibai menggunakan hashtag “#Liberation_of_Mosul” dalam tweetnya yang berbunyi, “Sukacita mengendalikan kota seharusnya tidak membuat kita lupa bahwa musuh sedang merencanakan dan tidak akan ragu-ragu mengebomnya dengan pesawat.”
“Aku ingin tahu siapa yang terluka dengan kesedihan karena berita yang sedang berlangsung tentang pembebasan #Mosul,” tulis Sibai di tweet lainnya. “Hari ini adalah hari penting dan suram bagi Syiah dan para penguasa yang telah menyerahkan negara-negara Teluk kepada Khamenei.”
Dalam tweet ketiga yang ditulis pada bulan Juni, Syaikh As-Sibai mengatakan bahwa jika ISIS membuka blokade di #Deir Ezzour dan bergerak untuk memperkuat pasukannya di Mosul atau perang melawan pasukan Bashar akan menjadi hal yang terbaik bagi umat Islam. ISIS, telah memerangi Jabhah Nushrah dan kelompok jihad lainnya di Deir Ezzour. Oleh karena itu, Syaikh As-Sibai berharap bahwa ISIS akan meninggalkan perang melawan sesama jihadis di Suriah timur dan fokus pada rezim Assad di Suriah dan pemerintah Maliki di Irak. Namun yang terjadi adalah, ISIS terus memerangi kelompok jihad di Suriah.
Pujian Syaikh As-Sibai untuk kemajuan militer IS di Irak pun hanya berlangsung sebentar, dia pun segera mengkritik kesalahan kelompok tersebut. Dan dia kini telah menyeru kepada Al-Qaeda untuk melakukan hal yang sama dan membuat pernyataan sikap terkait deklarasi “kekhalifahan” IS.
(aliakram/arrahmah.com)