(Arrahmah.com) – Dalam pembicaraan dengan keluarganya pada Ahad (22/7/2012) via telepon, Syaikh Dr. Umar Abdurrahman mengabarkan bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan puasa Ramadhan karena banyaknya penyakit yang dialaminya. Dalam beberapa waktu terakhir ini, Syaikh Umar mengalami sakit jantung, diabetes, gangguan pankreas dan beberapa komplikasi penyakit berat lainnya.
Dari selnya di penjara North Carolina, AS, Syaikh Umar memberitahukan kepada keluarganya bahwa dirinya tidak bisa lagi “berkomunikasi dengan mereka untuk kedua kalinya”.
Putra Syaikh Umar, Muhammad, kepada wartawan menyebutkan bahwa mereka menerima pembicaraan via telepon dari ayah mereka selama kurang lebih 15 menit. Dalam pembicaraan itu, ayah mereka memberitahukan mereka bahwa ia tidak mampu melaksanakan puasa Ramadhan tahun ini Syaikh Umar karena banyaknya penyakit yang dialaminya sehingga ia tidak bisa bergerak.
Putra Syaikh Umar menambahkan bahwa ayah mereka meminta mereka untuk mengeluarkan kaffarah selama sebulan penuh. Kaffarah tersebut adalah fidyah, memberi makan kepada seorang miskin sejumlah hari tidak berpuasa. Syaikh Umar berpesan agar makanan diberikan kepada kaum fakir-miskin di desanya, kampong Jamaliyah, propinsi Manshurah.
Kepada istrinya, Syaikh Umar juga berpesan agar jenazahnya dibawa dan dimakamkan di Mesir. Syaikh Umar menegaskan kepada istrinya untuk menolak keinginan pemerintah AS yang akan memakamkan jenazahnya kelak di AS, negara salibis yang telah menzaliminya lebih dari seperempat abad. Selain itu, Syaikh Umar menegaskan agar jenazahnya dishalatkan oleh para pemuda yang shalih.
Syaikh Umar Abdurrahman adalah doktor bidang tafsir alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Ia merupakan ‘bapak ruhani’ kelompok jihad Jama’ah Islamiyah Mesir. Ia berulangkali keluar-masuk penjara karena lantang menyuarakan dakwah Islam. Ia memfatwakan hukuman mati bagi diktator Anwar Sadat yang mengakui kedaulatan penjajah zionis Yahudi dalam perjanjian Camp David.
Saat berobat di AS pada 1993, pemerintah salibis AS menangkap Syaikh Umar dengan tuduhan keji menjadi otak peledakan gedung WTC. Penyelidikan dan pengadilan federal AS sendiri membuktikan bahwa pelaku peledakan tersebut adalah Timothy Mc Veigh, warga AS veteran perang Irak 1990. Meski demikian pengadilan federal AS tetap saja menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap Syaikh Umar, ulama yang memotori jihad melawan Anwar Sadat, diktator Mesir boneka AS dan Israel.
Beragam siksaan dan penghinaan dilakukan pemerintah salibis AS terhadap diri Syaikh Umar. Siksaan itu meninggalkan beragam penyakit pada fisik tua Syaikh Umar.
Mujahidin Al-Qaeda di Pakistan telah menculik seorang warga AS di Islamabad pada 2012. Mujahidin Al-Qaeda Negeri Magrib Islam juga menculik beberapa warga AS di Afrika Barat. Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri dan Syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud telah menuntut pembebasan Syaikh Umar sebagai barter dari pembebasan warga AS yang mujahidin Al-Qaeda culik.
Namun pemerintah salibis Obama yang disetir oleh zionis Yahudi bersikeras tidak melepaskan Syaikh Umar, sang singa jihad Mesir walau beliau seorang ulama yang telah buta dan lumpuh.
Semoga Allah memudahkan dan menyegerakan pembebasan Syaikh Umar Abdurrahman dari penjara penjajah salibis AS.
(muhib almajdi/arrahmah.com)