Ditulis oleh:
Syaikh Dr. Abdullah Azzam Rahimahullah
(Arrahmah.com) – Segala puji hanya milik Allah Penguasa semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan semua sahabatnya yang mulia.
Amma ba’du:
Setiap kali kata “Jihad” disebut, maka orang-orang kafir tersentak marah dan gemetar karena kata ini. Setiap kali umat Islam berbicara tentang perlawanan untuk membela hak-hak mereka, maka media massa Barat berlomba-lomba untuk mendistorsi Islam. Mereka propagandakan jihad dengan gambaran kebengisan dan kekejaman. Mereka gambarkan setiap muslim yang jujur dan berjihad di jalan Allah sebagai manusia badui yang buas, penunggang unta yang serampangan, pengganas yang membabi buta, dan tidak peduli pada apapun. Mujahid adalah pembunuh yang menebas leher manusia hanya untuk memenuhi hasrat kecintaannya pada darah, yang mana ia tidak akan pernah puas kecuali dengan tumpukan tengkorak dan daging manusia.
Syaikh Abu Al-A’la Al-Maududi telah menulis dalam bukunya yang berjudul “Jihad Dalam Islam” [1] :
“Kata ‘Jihad’ dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan ‘Holly War’ (Perang Suci), dan untuk waktu yang lama kata ‘Jihad’ telah disalah tafsirkan sehingga menjadi identik dengan gambaran yang keliru, yang dihiasi dan dihancurkan citranya dengan makna yang samar dan palsu. Demikianlah kini persepsi kata ‘Jihad’ terbentuk dalam benak orang-orang, Jihad direfleksikan oleh gambaran dari keganasan sifat, barbarisme dan gemar menumpahkan darah. Setiap kali orang-orang mendengar kata ‘Jihad’, maka yang tergambar dalam benak mereka adalah gambaran manusia yang sangat asing, sedang menenteng pedang, penuh amarah dan intoleran, matanya melotot tajam, berteriak lantang ‘Allahu Akbar!’, lalu menyerang siapa saja yang ada di hadapannya. Para seniman Barat telah memberikan gambaran ‘Jihad’ dengan sangat luar biasa, kemudian mereka tulis sebuah kalimat dengan huruf yang tebal: ‘Demikianlah sejarah umat Islam penuh dengan pertumpahan darah dan pembantaian atas orang-orang yang tak berdosa’.”
“Ironisnya Barat seakan sedang mengklaim bahwa mereka adalah yang paling suci, padahal tangan mereka bertanggung jawab dan berlumuran darah dalam ‘perang tidak suci’ selama berabad-abad di berbagai belahan bumi. Mereka adalah para perampok yang membawa berbagai persenjataan mematikan untuk menjalankan era perdagangan baru dan perampasan sumber daya alam serta aset berharga. Mereka menginvansi berbagai daratan dengan tujuan kolonialisme, dan merampas seluruh hasil tambang berharga, untuk menjadi sumber bahan bakar pabrik-pabrik atau pemberdaharaan kekayaan mereka. Sungguh sangat malang nasib berbagai negeri yang kaya sumber daya alam, para penduduk negeri-negeri tersebut telah mengalami berbagai pembantaian dahsyat, dan menyaksikan berbagai jenis penyiksaan yang dikukan oleh bangsa Barat. Anehnya, kini Barat sedang mensifati kaum muslimin dengan sifat buas dan hewani, sungguh tidak masuk akal!”
Tidak dapat dipungkiri bahwa diantara kaum muslimin terdapat para pengecut yang malah membenarkan bahwa diri mereka dan nenek moyang mereka adalah benar seperti apa yang dinyatakan oleh Barat tentang sejarah Islam. Sehingga mereka merasa minder dan malu dengan sejarah mereka yang diklaim telah banyak mengorbankan orang-orang tak berdosa.
Mungkin mereka lupa tentang perang 100 tahun, dan perang tujuh tahun yang terjadi antara Perancis dengan Inggris dan negara-negara Eropa lainnya. Mungkin mereka lupa tentang pemabantaian sadis umat Protestan oleh umat Katolik di gereja-gereja Eropa. Mungkin mereka juga lupa tentang pembantaian kaum Yahudi di seluruh Eropa oleh umat Kristen, padahal mereka berasal dari induk kitab yang sama.
Adapun fakta sejarah terbaru, Amerika yang dianggap sebagai pionir peradaban Barat adalah bangsa yang bertanggung jawab atas genosida dan pembantaian terhadap penduduk pribumi Indian. Para pribumi telah dimusnahkan dengan sadis dan disisakan sebagian saja dari mereka untuk ditempatkan di lokasi-lokasi wisata, atau mayat mereka diawetkan untuk berbagai pameran. Sampai saat ini penduduk pribumi Indian yang masih bertahan hidup berada dalam kesengseraan, padahal mereka adalah penduduk asli benua Amerika.
Mungkin sebagian anak-anak kaum muslimin telah lupa tentang dampak dua perang dunia yang dijalankan Barat selama satu abad terakhir. Dua perang tersebut telah menelan sekitar 50 juta korban jiwa, korban terluka dan yang lainnya ditawan. Hendaknya kaum muslimin bisa membayangkan bagaimana gerombolan para perampok dan pembunuh berkeliaran di muka bumi. Saat itu, pembantaian sadis, pemerkosaan dan penistaan atas kehormatan manusia terjadi dimana-mana.
Bagi anak-anak kaum muslimin yang tidak tahu bagaimana kelamnya sejarah Barat dan kaum salibis yang penuh dengan darah dalam membantai kaum muslimin, hendaknya mereka malu karena sesungguhnya sejarah Islam dipenuhi dengan kasih sayang Ilahi dan petunjuk bagi umat manusia. Lihatlah bagaimana Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam berhasil menguasai seluruh Jazirah Arab sendirian di bawah panji tauhid, dan korban terbunuh dari musuh-musuh kafir tidak lebih dari 800 orang saja.
Untuk melihat sejarah kelam umat Nasrani mari kita lihat apa yang telah ditulis oleh Imam Ibnu Atsir mengenai usaha mereka menyerang Baitul Maqdis pada 15 Juli 1099 M, bertepatan dengan tahun 492 H:
“Orang-orang ditebas dengan pedang, kaum Frank (Eropa Barat) menghabiskan seminggu penuh di Baitul Maqdis untuk membunuh kaum muslimin. Sebagian kaum muslimin ada yang berlindung di Mihrab Daud, dan mereka berperang selama tiga hari disana. Lalu kaum Frank menjamin keamanan bagi mereka, dan janji tersebut dipenuhi sehingga sebagian kaum muslimin tersebut berhasil keluar pada malam hari untuk menuju Asqalan. Kemudian pasukan Salib membantai lebih dari 70.000 kaum muslimin di Masjidil Aqsha, sebagian besar mereka adalah para imam, ulama, ahli ibadah, para Zahid, dan orang-orang yang tinggal di seputaran Al-Aqsha.” [2]
Raymond d’Agiles sejarawan Kristen berkata ia telah mengunjungi Al-Quds selama pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh pasukan Salib. Ia kepayahan berjalan untuk mengarungi lautan mayat dan cabikan tubuh kaum muslimin, dan darah yang tergenang disana telah mencapai kedua betisnya.
Gustave Le Bon berkata [3]:
“Hal yang paling disukai Pasukan Salib untuk menghilangkan rasa bosan mereka adalah membantai anak-anak, kemudian memotong-motong kecil tubuh mereka”
Gustave Le Bon juga menyatakan bahwa puluhan ribu kaum muslimin telah disembelih di seputaran Masjid Umar (Dome of Rock).
Hendaknya kita tidak lupa bahwa kampanye-kampanye brutal yang digencarkan oleh para orientalis atas jihad telah menimbulkan dampak yang juga buruk bagi kalangan kaum muslimin. Mereka terpengaruh secara ruhiyah dan mentalitas akibat serangan yang bertubi-tubi oleh para oerientalis dan propagandis, serta dibawah tekanan kuat tatanan dunia modern hari ini. Bukan rahasia lagi kini kaum muslimin takut dan paranoid terhadap jihad serta sangat anti dan kontra terhadap perang fi sabilillah.
Majalah Al-A’lam Al-Islami yang berbahasa Inggris pernah menyatakan dalam sebuah artikelnya:
“Ada sebuah ketakutan dahsyat yang melanda dunia Barat, ketakutan itu disebabkan karena: Islam semenjak kemunculannya di Makkah tidak pernah melemah, bahkan Islam semakin bertambah dan meluas, dan Islam bukanlah sekedar ritual agama saja, melainkan sistem yang paripurna dan bahkan di antara rukun-rukunnya terdapat ‘Jihad’.”
Robert Ben berkata:
“Sesungguhnya umat Islam pernah memerangi seluruh belahan dunia di masalalu, dan mereka pasti akan melakukannya lagi untuk kali kedua.”
Wilfred Cantwell Smith berkata:
“Sesungguhnya Eropa tidak akan bisa melupakan kepanikan yang telah terjadi dalam beberapa abad terakhir ketika Islam menyapu bersih Emperium Romawi di timur, barat dan selatan bumi.” [4]
Lawrence Brown telah berkata:
“Bahaya yang paling nyata terdapat dalam sistem hukum Islam, dan kemampuan Islam untuk memperluas dan menaklukkan wilayah. Kekuatan Islam adalah satu-satunya dinding penghalang untuk program kolonialisme yang dijalankan Eropa” [5]
Barat telah lama membuat persiapan untuk membunuh ruh jihad dari dada umat Islam. Oleh karena itulah mereka menggagas berbagai strategi dan agenda yang bertujuan untuk menggerogoti semangat jihad dari umat ini. Mereka hendak menghancurkan pilar aqidah Islam dan ibadah jihad melalui beberapa agenda:
- Menghidupkan Semangat Perang Salib
Vasco Da Gama ketika tiba di Tanjung Harapan telah berkata: “Kini kita telah mencengkram leher Islam, dan yang tersisa bagi mereka hanyalah seutas tali untuk ditarik, kemudian mereka tercekik dan mati.” [6]
- Sekolah-sekolah modern dibangun diatas landasan yang menjauhkan manusia dari nilai-nilai Ilahiyah agar menjauhkan manusia dari dien terlebih jihad. Mereka berusaha untuk mencitrakan jihad sebagai upaya pembelaan diri di era kolonial saja, agar Islam terkesan sebagai dien yang berjuang hanya untuk mempertahankan batas-batas teritoriolnya saja, seakan-akan Islam hanya milik bangsa tertentu, seakan-akan Islam adalah dien milik Jazirah Arab saja.
Mereka mengorbitkan beberapa tokoh untuk mempromosikan agenda ini seperti: Abdul Wahab Khilaf melalui bukunya “Siyasah Syar’iyyah”, Muhammad Izzah Darwaza melalui bukunya “Al-Jihad Fi Sabilillah”, Ali Manshur melalui bukunya “As-Syariah Al-Islamiyah Wal Qanun Ad-Duwali”, Muhammad Rafat Utsman melalui bukunya “Al-Huquq Wal Wajibat”, dan Ahmad Muhammad Al-Haufi melalui bukunya “Samahatul Islam”. [7]
- Mereka coba mencegah Aqidah Wala’ dan Bara’ atau benci dan cinta dalam Islam.
- Mengkampanyekan sikap fanatik perkauman, sehingga lebih mengutamakan persaudaraan dengan Nasrani Arab dibandingkan Muslim Afghan, Turki atau Pakistan.
- Propaganda Hak Asasi Manusia (HAM).
- Propaganda pluralism untuk menyatukan agama-agama dan menihilkan perbedaan prinsipal antar agama.
- Propaganda dan mengkampanyekan Islam yang global dan damai.
- Menghidupkan kelompok-kelompok sesat untuk menghapus jihad dari Islam, seperti Al-Qiayadiyah (Ahmadiyah), Al-Bahaiyah, dan Al-Babaiyah (ajaran Sai Baba).
Mirza Ghulam Ahmad telah berkata [8]:
“Aku telah dinaungi untuk memoderatkan kaum sunni. Dalam sehari 60 kali saya berjihad dengan lisan dan penaku untuk melunakkan hati kaum muslimin agar tunduk pada Pemerintah Inggris. Saya rasa tulisan-tulisan saya telah menghebohkan kaum muslimin dan mempengaruhi ratusan orang diantara mereka.”
Dia juga berkata:
“Mulai hari ini aku hapuskan hukum jihad dengan pedang, tidak ada lagi jihad setelah hari ini! Barangsiapa setelah hari ini mengangkat senjatanya kepada kaum kafir dan menyebut dirinya sebagai pejuang, maka ia menyelisihi Rasulullah yang telah mengabarkan pada 13 abad yang lalu bahwa jihad akan selesai tatkala Al-Masih yang dijanjikan datang. Sesungguhnya akulah Al-Masih yang dijanjikan, maka tidak ada lagi jihad setelah kedatanganku. Kita menyeru pada perdamaian dan mengibarkan panji keamanan!”
Dia juga berkata:
“Tinggalkanlah ideologi jihad, sekarang berperang untuk dien telah diharamkan! Telah datang seorang Imam Al-Masih dan cahaya telah turun dari langit. Tidak ada lagi jihad, barangsiapa yang berjihad fi sabillah maka ia adalah musuh Allah!”
Adapun sekte Al-Baha’iyah, mereka berkata tentang pengharaman jihad:
“Perintah pertama yang dibawa oleh Ummul Kitab dengan telah diutusnya juru selamat bagi alam semesta adalah penghapusan jihad dari kitab. Telah dihramkan bagi kalian untuk mengangkat persenjataan perang!”
Berkata Abdul Baha’ tentang ayahnya:
“Ia telah menghapus ayat pedang dan meniadakan hukum jihad” [9]
Sesungguhnya ini adalah sekte bentukan Yahudi. Setelah kematian pemimpin mereka yang ketiga “Mirza Syauqi”, majelis tertinggi mereka berkumpul di Israel dan memilih seorang Yahudi Amerika bernama “Maison” menjadi pemimpin spiritual bagi seluruh pengikut ajaran Baha’iyah di seluruh dunia.
Adapun sekte Baha’iyah yang bermarkas di Inggris adalah yang paling berpengaruh, bahkan merekalah yang menjaga ideologi dan organisasi agar tetap berdiri dan berjalan. Berkata Abdul Baha’ di London:
“Sesungguhnya magnet cinta kalian telah menarik saya untuk berada di Kerajaan ini (Inggris). Sungguh kini pemikiran-pemikiran Barat lebih dekat kepada Allah daripada pemikiran-pemikiran Timur.” [10]
_ _ _
Sesungguhnya kita kaum muslimin tidak boleh malu atas dien kita, mari kita nyatakan denan jelas tanpa ada kesamaran dan keraguan bahwa:
- Jihad adalah hukum yang telah ditetapkan oleh Rabb semesta alam atas umat ini, untuk membebaskan seluruh belahan bumi dari penindasan dan perbudakan yang dilakukan oleh para thagut menuju keadilan dan rahmat Islam.
- Sesungguhnya agama Allah adalah agama untuk seluruh manusia, maka kita akan menyebarkannya keseluruh pelosok bumi.
Dalam Shahih Muslim diriwatkan bahwa Rasulullah Shalalllahu Alaihi Wasallam telah bersabda [11]:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memperlihatkan kepadaku bumi bagian timur dan bagian baratnya, dan kekuasaan umatku akan mencakup bumi yang aku lihat itu.”
Allah Ta’ala juga telah berfirman:
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” [QS. Ash-Shaff: 9]
- Sesunguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda dalam sebuah hadits shahih yang diriwatkan oleh Imam Ahmad [12]:
“Aku diutus dengan pedang menjelang hari kiamat hingga mereka menyembah Allah Ta’ala semata dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatupun, dan telah dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku, dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa yang menyelisihi perkaraku. Dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”
Pedang yang dimaksudkan disini adalah untuk memerangi para penjahat dan pemimpin kekufuran serta para penguasa tiran yang memperbudak manusia untuk tunduk dan menyembah mereka dan bukan Allah. Dan termasuk siapa saja yang mengambil alih hak-hak ilahiyah dalam kehidupan, walaupun ia tidak secara langsung menyeru bahwa dirinya tuhan.
Saya katakan: pedang ini juga harus digunakan untuk menghapus kekuasaan pemerintahan kafir, lembaga-lembaga ekonomi neo-kolonial, dan organisasi-organisasi yang menghalau manusia dari dienullah dan menghalangi mereka bernaung di bawah hukum Allah.
Setelah semua pilar kekafiran tersebut tumbang di hadapan Islam, maka saat itulah baru berlaku pilihan bagi masyarakat:
“Barangsiapa yang mau, maka berimanlah! Dan barangsiapa yang tidak mau maka ingkarilah!” [QS. Al-Kahfi: 29]
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Sungguh telah jelas jalan kebenaran dari jalan kesesatan.” [QS. Al-Baqarah: 256]
- Sesunguhnya kalimat “Jihad Fi Sabilillah” dalam 4 mazhab Ahlus Sunnah bermakna: “Al-Qitaal” (Berperang di jalan Allah).
Berkata Al-Qastalani: “Jihad adalah memerangi orang-orang kafir untuk membela Islam dan meninggikan kalimat Allah”
Berkata Ibnu Hajar Al-Asqalani: “Jihad adalah bersungguh-sungguh dalam memerangi orang-orang kafir” [13]
Kita adalah kaum yang tidak rela untuk menghapus hukum jihad dengan pedang hanya untuk meraih keridhaan Barat. Kita tidak rela untuk menghapus salah satu rukun Islam yang agung ini untuk menjadi sekedar kalimat yang dinukilkan di mimbar-mimbar., atau sekedar ditulis di koran dan majalah.
Berkata Ibnu Rusyd [14]: “Jihad dengan pedang adalah memerangi kaum musyrikin atas agama, sehingga semua orang yang menyusahkan dirinya untuk dzat Allah maka ia telah berjihad di jalan Allah. Namun kata jihad fi sabilillah bila disebut begitu saja maka tidak dipahami selain untuk makna memerangi orang kafir dengan pedang sampai masuk islam atau memberikan upeti dalam keadaan rendah dan hina”
Wahai saudaraku kaum muslimin, sudahkah kalian pahami apa yang dikatakan oleh Ibnu Rusyd diatas? Jika sudah, maka tidak boleh ada lagi diantara kita yang menyelewengkan dan menggeser makna jihad!
- Kalimat “Kami telah kembali dari jihad kecil -perang- untuk menuju jihad besar -jihad hawa nafsu-” yang telah menyebar dan dinyatakan bahwa ini adalah hadits, sesungguhnya perawi dalam riwayat tersebut bernama “Yahya bin Al-A’llaq”.
Berkata Ibnu Hajar tentangnya: “orang yang ditolak dalam periwayatan hadits”
Berkata Imam Ahmad: “Yahya adalah pendusta yang meriwayatkan hadist”
Berkata Ad-Daraquthni: “Tertolak”
Perkataan ini adalah hadist mungkar dan sangat lemah sekali [15]. Dan Al – Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata : “Hadist ini diriwayatkan dari jalan Isa bin Ibrahim dari Yahya dari Laits bin Abu Sulaim, padahal mereka seluruhnya adalah orang-orang yang lemah. Dan an-Nasa’i membawakannya dari ucapan Ibrahim bin Abi ‘Ablah, salah seorang tabi’in Syam.”
- Tidak ada yang tersisa dari kita untuk para musuh kafir yang memerangi Islam kecuali apa yang telah ditulis oleh Al-Mutanabbi:
“Sesungguhnya kami adalah kaum yang menjadikan perang sebagai ibu, tombak sebagai ayah dan pedang sebagai saudara”[16]
Maha suci engkau Ya Allah dan segala puji adalah milikmu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan hanya Engkau dan aku memohon ampunan kepadamu dan bertobat kepadamu.
Majalah Al-Jihad
Edisi dua puluh tujuh
Jumadi At-Tsani, 1407 H.
Note:
[1] Lihatlah Ad-Dzilaal: Juz 3, Hal: 1444, dari mukaddimah tafsir Surat Al-Anfal – dikutip dari Kitab Al-Jihad Al-Maududi.
[2] Lihat lengkapnya di Kitab Ibnu Al-Atsir: 10/283.
[3] Kebudayaan Arab oleh Gustave Le Bon, Hal: 384.
[4] Al-Musytariqun Wal Islam oleh Muhammad Qutub, Hal: 32.
[5] At-Tabsyir Wal Isti’mar, Musthafa Al-Khalidi, Hal: 384.
[6] Al-Musytariqun Wal Islam oleh Muhammad Qutub, Hal:32.
[7] Ahammiyatul Jihad, Dr. Ali Al-Ilyani, Hal: 504
[8] Tabligh Risalah, Sekte Al-Qadiyani: 7/10.
[9] Ahammiyatul Jihad, Dr. Ali Al-Ilyani, Hal: 504 – 509.
[10} Hakikatul Babiyah Wal Baha’iyah, Muhsin Abdul Majid, Hal: 237 – 244.
[11] Syarah An-Nawawi, Juz 8, Bab: Al-Fitan, Hal: 13, di catatan nomer 2000.
[12] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad: 2/92.
[13] Fathul Bari: Juz 6, Hal: 2.
[14] Muqaddimah Ibnu Rusyd: 1/368.
[15] Dha’if Al-Jami’ As-Shagir: 4/118.
[16] As-Samhuri: Tombak, Al-Masyrufi: Pedang.
(muqawamah media/arrahmah.com)