Dikutip cari ceramah beliau pada pembahasan kitab Masyari’ul Asywaq CD 3
Allah berfirman : “(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”[ keselamatan atasmu berkat kesabaranmu]. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS 13:23-24)
Surga itu berbeda dengan dunia dalam empat hal :
- Dunia ini sementara, dan akhirat itu abadi. Allah berkata tentang dunia, mataa’ul ghurur
– kesenangan yang menipu. Dan Allah berkata tentang surga, wal akhirotu khoiruw wa abqo – akhirat itu lebih baik dan kekal - Perbedaan dalam kualitas
- Perbedaan dalam kuantitas
- Segala hal di dunia telah terkontaminasi, sementara segala hal di akhirat itu murni
Dunia sementara sedangkan akhirat abadi. Berapa lama engkau tinggal di dunia? Saya pernah menyaksikan kilasan berita di Al Jazeera, dikatakan bahwa orang paling tua di dunia baru saja meninggal di Jepang pada usia 114 tahun. Itu manusia dengan usia tertua. Seratus empat belas tahun. Berapa lama kita tinggal di akhirat? Selama-lamanya.
Nah sekarang jika kita hendak membuat rasio perbandingan antara dunia dan akhirat, bagaimana caranya? Engkau membagi dunia dengan akhirat, jadi 114 tahun dibagi dengan bilangan tak terhingga. Apa jawabannya?
Matematika mengatakan kepada kita hasilnya zero, kosong, hampa. Bahkan mungkin tidak ada rasionya! Tetapi Rosululloh SAW lebih pemurah ketika beliau bersabda, “Seandainya dunia lebih berharga meski hanya seberat satu sanyap nyamuk…”, Tetapi tentu engkau akan menyadari bahwa dengan satu sayap nyamuk tidak mungkin bisa terbang, sementara Rosululloh tidak berkata dua sayap! Maka dunia itu kosong, tidak berharga, hampa.
Di surga, sesala sesuatunya bersih, murni. Bahkan tidak ada keringat, atau ‘panggilan alam’ (maksudnya seperti buang air kecil dan besar). Tubuh kita dirubah dalam bentuk yang baru. Kehidupan disana abadi. Tidak ada waktu yang menekan. Penduduk surga bebas melakukan apa saja, kapan saja dan selama apapun yang mereka mau. Salah seorang mereka (diriwayatkan) dapat duduk di singgasananya selama empat puluh tahun bercakap-cakap gembira dengan isterinya.
Subhanallah! Ketika engkau berpikir tentang waktu seperti itu… tak dapat dibayangkan! Karena di akhirat tidak ada batas. Tidak terbatas! Karena akhirat itu abadi, kekal! Engkau akan keluar dari istanamu, sebagai contoh, dan menikmati sekuntum bunga indah yang sedang mekar yang engkau sukai, engkau dapat duduk menikmatinya 10 tahun! Atau engkau dapat menikmatinya, melihat selama 100 tahun jika engkau mau.
Tidak ada waktu yang menekan, tidak ada pekerjaan yang mengejarmu, tidak ada janji yang harus dikejar. Ya, memang ini konsep yang sulit untuk dibayangkan. Lalu jika engkau lebih jauh lagi, engkau bisa membayangkan menghabiskan seluruh waktu (yang abadi itu) bersama Muhammad SAW. Beliau akan dengan senang hati menemanimu.
Contoh yang lain, jika engkau suka membaca sejarah dan siroh, dan ada sesuatu yang engkau ingin klarifikasi tentang Umar bin Khathab, engkau dapat dengan segera mengunjungi beliau rodhiyAllahu’anhu di istananya dan menghabiskan waktu sebulan, setahun, atau sepanjang waktu yang engkau suka mendiskusikannya. Tidak ada waktu yang membatasi, tidak akan tergesa-gesa. Dan tidak alasan penawaran ini akan diturunkan. Jika mereka kebetulan sedang sibuk pada sejuta tahun pertama, engkau tetap masih bisa datang pada kesempatan sesudahnya.
Tidak ada waktu yang membatasi, itulah sebabnya Ibnul Qoyyim meriwayatkan tentang surga, bahwa seseorang dapat tidur bersama isterinya selama delapan puluh tahun! Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa keterangan ini ada di sebuah hadits, tetapi mungkin hadits ini lemah. Tetapi segala sesuatunya mungkin karena tidak ada waktu yang membatasi. Engkau bebas melakukan apa saja yang engkau sukai. Engkau diberi empat sungai, dan engkau dapat pergi berlibur musim panas di sungai tersebut selama apapun yang engkau mau.
Pikiran kita di dunia tidak akan mampu membayangkan apa yang terjadi di luar kotak, hingga saatnya tiba… (saatnya keluar dari kotak dunia ini, yaitu kematian, menuju hidup akhirat yang abadi, pent). Keabadiannya tidak akan berhenti, terus berlangsung… Kelinci baterai Energizer sudah mati sementara engkau tetap hidup di surga!
Tidak ada sesuatu pun yang menghalangimu dengan seluruh kenikmatan itu, tidak ada yang membatasinya kecuali menyambut maut sebagai syahid! Pikiran kita di dunia tidak akan mampu membayangkan apa yang terjadi di luar kotak, hingga saatnya tiba… (saatnya keluar dari kotak dunia ini, yaitu kematian, menuju hidup akhirat yang abadi, pent). Keabadiannya tidak akan berhenti, terus berlangsung… Kelinci baterai Energizer sudah mati sementara engkau tetap hidup di surga!
Tidak ada sesuatu pun yang menghalangimu dengan seluruh kenikmatan itu, tidak ada yang membatasinya kecuali menyambut maut sebagai syahid!
Sumber: Inspire #2
(saif al battar/arrahmah.com)