NEW DELHI (Arrahmah.com) – Pemimpin Al Qaeda, Syaikh Ayman al-Zawahiri, telah menyeru “para Mujahidin di Kashmir” untuk memberikan “pukulan tak henti-hentinya” melawan rezim musyrik India juga menyerang militer Pakistan, dengan mengatakan bahwa Pakistan tak bisa diandalkan untuk membebaskan tanah Kashmir, sebagaimana dilaporkan oleh sejumlah media, Rabu (10/7/2019), mengutip video terbaru yang dirilis oleh sayap media kelompok tersebut.
“(Saya) dari pandangan bahwa Mujahidin di Kashmir – setidaknya pada tahap ini – harus dengan satu pikiran fokus untuk menciptakan pukulan yang tak henti-hentinya pada Angkatan Darat dan pemerintah India, sehingga dapat mencederai ekonomi India dan membuat India menderita kerugian yang berkelanjutan dalam penyediaan tenaga kerja dan infrastruktur,” ujar Syaikh al-Zawahiri.
Video yang bertajuk “Jangan lupakan Kashmir” diposting di saluran ‘As-Sahab’, produksi in-house al-Qaeda yang digunakan untuk menyampaikan pandangan organisasi kepada dunia, juga meminta para “mujahidin untuk membangun saluran komunikasi yang lebih kuat dengan saudara-saudara Muslim mereka di seluruh dunia”.
Kelompok-kelompok gerilyawan telah bertempur melawan pasukan di Kashmir yang dikelola India selama beberapa dekade, tetapi kekerasan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir ketika New Delhi melakukan tindakan keras terhadap para pemrotes.
Sebuah bom mobil di Pulwama yang diklaim oleh kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) yang berpusat di Pakistan menewaskan sekitar 44 polisi paramiliter pada bulan Februari, membuat New Delhi dan Islamabad terperangkap dalam jurang perang. Kedua belah pihak mengklaim wilayah yang disengketakan secara keseluruhan, dan militer Pakistan telah lama dituduh mensponsori dan mendukung kelompok-kelompok seperti JeM untuk menyerang pasukan India.
Namun dalam kritik terbuka terhadap militer Pakistan Syaikh al-Zawahiri mengatakan sejarah “kegagalan, kekalahan, korupsi dan pengkhianatan” menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dipercaya untuk membebaskan Kashmir.
Pakistan, yang disebut Syaikh Ayman al-Zawahiri sebagai “wayang Amerika”, telah menghadapi tekanan internasional yang diperbarui untuk menghidupkan proksi setelah pertikaian dengan India.
“Semua Angkatan Darat dan pemerintah Pakistan tertarik mengeksploitasi mujahidin demi tujuan politik tertentu, hanya untuk membuang atau menganiaya mereka kemudian,” ujarnya.
Militer Pakistan menghadapi tuduhan menyembunyikan pendiri al-Qaeda, Syaikh Usamah bin Laden, setelah ia ditemukan bersembunyi di Abbottabad pada 2011.
Raffaello Pantucci, pakar ‘terorisme’ internasional di think tank Royal United Services Institute, mengklaim video itu bisa menjadi reaksi terhadap ekspansi kelompok Negara Islam ke Asia Selatan. Kelompok itu diklaimkan telah mengilhami para pembom di balik serangan Minggu Paskah Sri Lanka yang menewaskan lebih dari 250 orang.
Dalam pesannya, Syaikh al-Zawahiri juga mengklaim bahwa “pertarungan di Kashmir” bukanlah konflik yang terpisah, tetapi merupakan bagian dari jihad komunitas Muslim di seluruh dunia melawan sejumlah besar pasukan. Dia lebih lanjut meminta para cendekiawan “yang tidak disebutkan namanya” untuk menyebarkan poin ini.
“Anda (para ulama) harus dengan jelas menyatakan bahwa mendukung jihad di Kashmir, Filipina, Chechnya, Asia Tengah, Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Somalia, Maghreb Islam, dan Turkistan adalah kewajiban individu pada semua Muslim, sampai kekuatan yang cukup dicapai untuk mengusir penjajah kafir dari tanah Muslim,” tegasnya.
Ia meminta para mujahidin untuk tidak menargetkan “masjid, pasar, dan tempat berkumpul umat Islam” di Kashmir selama pesannya.
Ia juga menyebut “Jihad melawan Amerika di Afghanistan” adalah “kewajiban individu” dari semua Muslim.
“Para ulama yang terhormat! Adalah tugas anda untuk berdakwah kepada umat bahwa jihad melawan Amerika di Afghanistan hari ini adalah kewajiban individu (fardlu ‘ain), sama seperti jihad melawan Rusia tiga dekade sebelumnya,” kata Zawahiri.
“Saya tegaskan kembali, bahwa kita adalah umat yang tunggal, dan jihad kita adalah jihad yang satu,” tambahnya. (Althaf/arrahmah.com)