(Arrahmah.com) – Dalam sebuah wawancara TV Yordania baru-baru ini, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi angkat bicara soal eksekusi tawanan yang dilakukan oleh “Daulah Islam” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dengan cara membakarnya hidup-hidup.
Syaikh Al-Maqdisi yang belum lama ini dibebaskan dari penjara Yordania menyampaikan kritik kerasnya terhadap ISIS, menyusul pembakaran terhadap pilot Yordania, yang sebelumnya beliau coba negosiasikan untuk dibebaskan dengan jalan pertukaran tawanan itu.
Ketika ditanya lebih mengenai cara ISIS mengeksekusi tawanannya dengan cara dibakar hidup-hidup, Syaikh yang dikenal sebagai mentor Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqawi ini dalam wawancara yang ditayangkan di TV Roya pada Jum’at (6/2/2015) lalu menjelaskan:
“Banyak kejahatan dengan cara-cara baru yang sudah mereka lakukan, cara baru pertama yang mereka klaim sebagai bagian dari sunnah Nabi adalah penyembelihan. Mereka menyembelih lawan-lawan mereka, mereka telah menyembelih sejumlah komandan dan mujahidin di Suriah, hingga orang-orang mengira bahwa menyembelih adalah sunnah Nabi. Mereka berdalil dengan hadits Nabi Shalallahu alaihi wa sallam:
‘Wahai orang-orang Quraisy, sungguh aku datang kepada kalian dengan penyembelihan.’
Ketika mereka (kaum Quraisy) mengolok-olok Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam maka beliau pun mengucapkan sabdanya ini, akan tetapi Daulah mengabaikan bagaimana cara Nabi Shalallahu alaihi wa sallam memperlakukan kaum Quraisy ketika mereka tertangkap oleh beliau pada saat Fathu Makkah. Mereka lupa bagaimana Nabi memperlakukan kaum Quraisy, bukankah Nabi berkata kepada puluhan dan ratusan kaum Quraisy: ‘Pergilah, kalian bebas.’ Hingga mereka berbalik dari yang tadinya membenci jadi mengikuti (Nabi).
Mereka tidak memperhatikan hal-hal semacam ini, mereka berpegang kepada sabda Nabi Shalallahu alaihi wa sallam ketika beliau diolok-olok, lalu mereka menjadikan penyembelihan sebagai sunnah. Mereka telah mencelupkan agama, gerakan jihad dan para mujahidin ke dalam celupan berwarna merah (sadis).
Masyarakat mengira bahwa jihad tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan penyembelihan dan pembunuhan. Padahal ketika Khalid bin Walid menarik mundur seluruh pasukannya dari Perang Mu’tah, Nabi Shalallahu alaihi wa sallam justru bersabda mengenainya: “Allah telah memberikan kemenangan kepadanya.” Benar, Nabi menganggapnya telah menang. Begitu pula Allah yang telah menganggap Perjanjian Hudaibiyyah sebagai kemenangan di dalam firman-Nya:
‘Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.’ [Al Fath: 1]
Mereka tidak memahami apa itu mewujudkan kemaslahatan yang riil, apa itu kemenangan dan apa itu kemaslahatan syariat, padahal semua itu adalah bagian dari jihad.
Maka dari itu ketika pertama kali mereka menerapkan penyembelihan, mereka menyembelih banyak lawan mereka dan mengeksposnya di TV sehingga orang-orang terhenyak dan bertanya-tanya, apakah islam itu seperti ini? Kita harus membela islam dan menjelaskan bahwa ini bukanlah bagian dari islam.
Mereka menyembelih para mujahidin dan menyembelih banyak orang, mereka tidak menjelaskan kepada masyarakat siapakah orang-orang yang mereka sembelih, sehingga yang dilihat oleh masyarakat hanya penyembelihan. Mereka mengatakan bahwa orang-orang itu murtad, namun masyarakat tidak menyaksikan proses pengadilan dan penjatuhan hukuman, yang masyarakat saksikan hanyalah penyembelihan. Mereka membuat sunnah kejahatan yang baru.
Dan sekarang mereka memamerkan cara baru yaitu pembakaran, sekarang mereka akan mempromosikan cara baru yaitu membakar, padahal Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
‘Tidak ada yang boleh menyiksa dengan api kecuali Sang Pemilik Api.’
Mereka berdalil dengan potongan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah dan menghilangkan perkataan beliau yang sebelumnya. Mereka mengedepankan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah dari pada sabda Nabi Shalallahu alaihi wa sallam.
Apakah seperti ini pengikut para salaf?? Mereka mengaku sebagai bagian dari gerakan salafi jihadi, namun salafi jihadi sendiri berlepas tangan dari kelakuan semacam ini.”
(aliakram/arrahmah.com)