DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pemimpin Jabhah Fath Syam Abu Muhammad al-Julani mengatakan pada Sabtu (17/9/2016) bahwa perjanjian Rusia-Amerika di Suriah bertujuan untuk melindungi daerah yang dikendalikan oleh rezim Asad dan menargetkan aksi-aksi perjuangan di Suriah, Jabhat Fath Syam merupakan yang paling atas yang menjadi target mereka, sebagaimana dilansir Orient Net.
Kemudian, Amerika Serkat akan menargetkan aksi perjuangan yang lain seperti Ahrar Syam dan Jaisyul Syam untuk melaksanakan proyek politiknya di kawasan itu.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Syaikh al-Jaulani mengecam perjanjian Rusia-Amerika baru-baru ini, dan menuduh Washington, Moskow, dan Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, berkolusi dengan rezim Asad.
Syaikh Al-Julani juga menganggap bahwa tujuan dari rencana ini adalah supaya rezim bisa Asad mengepung Aleppo, kemudian sebuah perjanjian Rusia-Amerika akan menyusul, dan akhirnya de Mistura akan mengumumkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pemimpin Jabhah Fath Syam itu menggambarkan kesepakatan antara Moskow dan Washington sebagai sebuah kesepakatan militer yang murni. Dia menekankan bahwa kesepatakan itu mengarah kepada agar kelompok oposisi bersenjata Suriah menyerah dan meletakkan senjatanya.
Syaikh al-Jaulani juga menambahkan bahwa negosiasi yang diumumkan de Mistura juga akan mengarah kepada agar kelompok oposisi Suriah menyerah.
Syaikh Al-Julani menegaskan bahwa ummat Islam Sunni berada dalam kondisi yang kalah dan mempertahankan eksistensi mereka terhadap apa yang disebutnya sebagai “Proyek Rafidiyah”. Dia juga memperingatkan akan konsekuensi dari keberhasilan proyek tersebut dan konekuensinya atas seluruh wilayah.
Sehubungan dengan pernyataan dari faksi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang mengecam penargetan Jabhah Fath Syam oleh koalisi pimpinan AS, Syaikh al-Jaulani menegaskan bahwa faksi tersebut sangat mengetahui dengan baik bagaimana perkembangan yang akan terjadi di lapangan setelah Jabhah Fath Syam ditargetkan. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua faksi atas sikap mereka.
Al-Julani menganggap bahwa Amerika bersikeras menargetkan Jabhah Fath Syam meskipun Jabhah Fath Syam telah mengambil tindakan mengakhiri hubungan dengan al-Qaeda. Ketegasan Jabhah Fath Syam untuk menjadi kekuatan aktif di lapangan, dan fakta bahwa Jabhah Fath Syam berdiri sebagai penghalang di depan proyek yang ditujukan untuk membuat rakyat Suriah menyerah adalah alasan di balik penargetannya, ungkap Syaikh Al-Jaulani. Faksi -faksi yang melakukan peran itu, akan menghadapi nasib yang sama, tambahnya.
Dalam hal penargetan Abu Omar Saraqeb, Komandan Jenderal Jaisyul Fath, oleh pasukan rezim Asad atau pesawat tempur koalisi pimpinan AS, Syaikh al-Julani menegaskan bahwa serangan udara itu menargetkan ruang operasi pendobrakan blokade Aleppo, bukan Abu Omar Saraqeb secara pribadi .
Tujuannya adalah agar benar-benar bisa mengepung Aleppo, ungkap Syaikh al-Julani. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pesawat tempur koalisi pimpinan AS adalah yang melakukan serangan, tambahnya.
(ameera/arrahmah.com)