JAKARTA (Arrahmah.com) – Pada awal Sya’ban 1434 H lalu Kairo sukses menggelar muktamar “Sikap Ulama Umat Terhadap Konflik Suriah.” Lebih dari 500 tokoh dan ulama ahlussunnah wal jamaah dari 50 negara hadir.
Para ulama itu berafiliasi kepda 65 organisasi dan yayasan Islam di dunia. Seperti IUMS (Persatuan Ulama Sedunia) di bawah pimpinan Dr. Yusuf Qardhawi, Ittihad ‘Alam Lidhuat (Ikatan Dai Internasional) yang diketuai oleh Dr. Muhammad Al Arifi dan Rabithah Ulama Muslim (Ikatan Ulama Muslim) yang diketuai oleh Syekh Al-Amin Al Hajj.
Sebagai ulama yang hadir pada pertemuan tersebut apa sesungguhnya yang dikemukakan oleh Syaikh al Arifi? Ihsan Zainuddin mahasiswa Indonesia di Mesir dalam laporannya menyebutkan bahwa Syekh al Arifi bersuara sangat keras dan tegas. Syaikh Arifi melancarkan kecaman dan kritik keras terhadap para pemimpin Arab.
“Jika kalian sudah kehilangan harga diri dan kehormatan untuk membela saudara-saudara kita di Suriah, maka minimal kalian bebaskan rakyat Arab untuk bertindak membantu saudara-saudaranya di Suriah, dan kalian akan disiksa di kubur jika tidak membantu perjuangan rakyat Suriah saat ini,” tegas Areefi
Beliau hafidzahullah menyerukan kepada para penguasa negeri-negeri muslim agar membiarkan semua komponen muslim pergi berjihad fi sabilillah di Suriah.
“Biarkanlah rakyat berangkat berjihad dengan senjata ke Suriah. Umat ini tidak akan pernah sabar atas aksi pembunuhan yang terus terjadi di Suriah secara membabi buta. Sebaliknya, umat ini akan merekrut para pemuda jihad dari setiap Negara Islam untuk meraih kemenangan. Dan itu akan dimulai dengan jihad di Tanah Syam.”
Syaikh Arifi dengan sangat tegas menyebut Bassar Asad sebagai “anjing” dalam baris-baris bait syair yang dibacakannya. Arifi juga mengingatkan bahwa terdapat 900 sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang pernah hidup di Bumi Syam(Suriah). Karena itu, anak-anak yang terbunuh, para perempuan yang diculik dan diperkosa adalan cucu para Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Sebagaimana diwartakan, sumber-sumber media membenarkan pemerintah Arab Saudi telah memanggil pulang Syaikh Dr. Muhammad al-Arifi dari ibukota Qatar, Doha, untuk proses interogasi dan kemudian menempatkan beliau sebagai tahanan dalam negeri, laporan situs berita Gaza al-an pada Ahad (21/7/2013). Allahummahfadzhu.
(azmuttaqin/arrahmah.com)