(Arrahmah.com) – Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini baru-baru ini membuat gempar dunia jihad dengan merilis sebuah tulisan yang merupakan tinjauan syar’i dari khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS baru-baru ini. Tulisan yang diberi judul “Tsiyabul Khalifah” atau “Baju Khalifah” ini menjadi perbincangan hangat didalam dunia jihad karena sangat berbeda dari tulisan-tulisan lainnya dan sangat menarik untuk dikaji, bukan hanya oleh orang-orang awam saja, namun juga oleh para ulama .
Dengan spesialisasi nya sebagai ahli ushul fiqh, Syaikh Abu Qatadah Al-Falisthini memaparkan tinjauan syar’i mengenai Khilafah ISIS ini dengan membawakan kaedah-kaedah ushul fiqh yang selama ini jarang dibawakan oleh para ulama lainnya dalam memberikan penilaian syar’i terhadap deklarasi khilafah oleh ISIS.
Di dalam tulisan tersebut Syaikh Abu Qatadah memaparkan bahwasanya ISIS telah terjebak ke dalam 2 (dua) penyimpangan ketika mendeklarasikan khilafah. Beliau juga sedikit menyinggung tentang batilnya alasan yang dikemukakan oleh ISIS ketika menolak mahkamah syari’ah independen untuk menyelesaikan perselisihan diantara mereka. Kemudian beliau memaparkan dalil-dalil syar’i dan kaedah-kaedah ushul fiqh yang menjelaskan batilnya khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS.
Beliau berkata : “Saya akan membahas tentang pembahasan Imamah Al ‘Uzhma (khilafah) dalam fiqh Islam dari sudut pandang yang tidak seperti biasanya. Saya ingin menyusun pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan orang banyak, dan juga sekaligus akan menjelaskan penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang mencari batu lompatan untuk meraih Imamah Al ‘Uzhma karena kebodohannya”.
Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini adalah seorang ulama inspirator jihad dan professor ilmu syari’ah. Bagi orang-orang yang akrab dengan tulisan beliau, pasti akan berpendapat bahwa Allah telah memberikan anugerah pada beliau dengan pemahaman yang mendalam tentang manhaj salaf. Beliau adalah seorang mujaddid/pembaharu yang gigih. Di samping itu menguasai dan berkonsentrasi dalam ilmu ushul fiqh, perkara iman dan i’tiqadiyah/ keyakinan yang sesuai dengan jalan para salafus shalih.
Manhajnya sangat berbeda jauh dengan jalannya para mutakallimin/ahlul kalam yang merusak dasar-dasar ilmu Dien. Beliau benar-benar paham secara detail manhaj mutakallimin, serta menguasai cara untuk menanggapi mereka. Beliaupun mempunyai cara pandang yang tepat mengenai perkara-perkara dan realita kehidupan, serta pandangan hidup yang menyeluruh.
Karena beliau mengkonsentrasikan dirinya dengan ilmu ushul fiqh – sebuah disiplin ilmu yang bersifat teori, pokok-pokok dan dijadikan pedoman/ patokan –, Syaikh Abu Qatadah mempunyai kemampuan menganalisa tanpa ada kesalahan dalam memberi tanggapan ketika terjadi perdebatan. Beliau juga mampu menilai sesuatu dengan cepat dan tepat dalam hal menentukan salah benarnya keyakinan seseorang atau kelompok. Penentuan hukum yang mendetail atas seseorang dan jamaah didasarkan pada situasi dan kondisi yang berbeda dan sejauh mana mereka menunjukkan situasi dan kondisinya.
Cara pandangnya yang komprehensif menjadikan dirinya hampir tidak melewatkan golongan-golongan yang sesat kecuali sudah beliau teliti. Penelitian berdasarkan proses munculnya golongan-golongan sesat tersebut di masa lalu dan sekarang, kemudian mengkorelasikannya dengan golongan semisalnya.
(muqawamah.com/arrahmah.com)