(Arrahmah.com) – Hampir di setiap faksi jihad ditemukan adanya infiltrasi dari pihak musuh dan bahkan dari pihak yang tidak sejalan dengan mereka. Operasi penyusupan itu, menurut Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani, juga dilakukan oleh kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, terhadap kelompok-kelompok jihad yang tidak mendukung mereka.
Syaikh Abu Mariyah menyeru kepada Mujahidin dan para pemimpin jihad Syam agar menyadari bahaya ISIS dan infitrasi yang mereka lakukan sebelum semuanya terlambat. Menurut Syaikh, infiltrasi itu memiliki tingkatan dan jenisnya. Infitrasi ideologi sering ditemukan di antara para pejuang, sementara infiltrasi di antara para pemimpin jihad lebih kepada infiltrasi kebijakan keamanan.
Berikut terjemahan risalah lengkap Syaikh Abu Mariyah Al-Qahtani terkait penyusupan yang dilakukan oleh ISIS dalam tubuh kelompok-kelompok jihad di bumi Syam tersebut.
Oleh: Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani
Orang yang mengklaim dirinya melawan rezim Nusairiyah dan sekutunya, klaimnya hampa jika ia tidak yakin bahwa ISIS adalah bagian dari aliansi kriminal ini, apalagi mereka adalah orang-orang yang menjalankan skema barat di tanah [Syam], mereka tidak memberi kontribusi untuk Jihad Syam. Dan para pemimpin Jihad Syam ada yang tidak melihat bahwa ISIS adalah musuh yang lebih berbahaya yang melawan kaum Muslimin, dan tidak bersiap menentang mereka, apa yang mereka persiapkan hanya melawan rezim Nusairiyah, pada saat ini.
Kata-kata menjadi tak berarti selama para pemimpin hidup terisolasi dari fakta-fakta realitas dan bahaya ISIS, dan akan datang suatu hari ketika mereka akan menyesali pengabaian dan penundaan ini. Apa yang terjadi dalam kemenangan di Idlib akan berbelok menjadi kemunduran untuk Jihad Syam jika kelompok-kelompok jihad tertentu terus dalam kebijakannya dalam memandang ISIS.
Mereka akan merasakan apa yang Suriah Timur rasakan, tidak, bahkan lebih buruk dari itu. Kelompok-kelompok di utara Suriah masih tinggal dalam euforia pembebasan, dan perumpamaan mereka dengan ISIS ini, adalah bagai mempelai pria yang senang dengan malam pernikahannya, sementara tubuhnya sedang dimakan habis oleh kanker dan ia tidak menyadarinya. Dan mungkin nasihat saya, menurut orang yang berhubungan dengan ISIS dan tinggal bersama mereka, diabaikan.
Demi Allah di Idlib dan pantai dan Aleppo ada kantong-kantong, sel-sel, dan mata yang membantu mereka untuk mengubah pernikahan menjadi pemakaman. Dan ini semua bukan hanya ancaman; orang yang mampu merebut seorang wanita dari suaminya dan menikahinya dalam masa iddah mereka, mampu melakukan apa saja dengan Mujahidin. Dan jangan lupa bahwa banyak perekrutan dalam kelompok-kelompok Islamis yang memiliki pemikiran yang sama seperti mereka (ISIS), dan ada orang-orang yang memiliki kontak (dengan mereka) dari semua faksi. Dan medan perang Syam tidak seperti medan perang lain, dikenal karena banyak pengkhianatan, dan alasan untuk itu adalah ISIS.
Mereka memberi vonis pengkhianat kepada siapa saja yang menyergap mereka, dan mereka membujuk para pemuda, sehingga mereka berkontribusi dalam membuat pengkhianatan dan melanggar baiat, dan mereka mengedepankan hawa nafsu kepada siapa saja yang mengejar mereka, dan mencurigai siapa saja yang percaya pada mereka. Tetapi kelompok-kelompok di Utara tinggal dalam bulan madu mereka dan tidak berpikir tentang apa yang akan terjadi, dan kata-kata saya ini diarahkan untuk semua fraksi di Syam, tidak hanya khusus untuk kelompok Utara.
Semua fraksi-fraksi itu tidak mengambil sikap hukum dan mereka melihat saudaranya di sampingnya menunggu bukti. Saya kelelahan sementara yang lain tertidur. Tidak ada yang harus bergantung pada yang lainnya di Utara, mengatur barisan kalian, dan jika tidak wahai para pemimpin kelompok, maka tidak ada yang menunggu Anda kecuali tiga: Mereka yang mengikuti Khawarij, atau Tentara Salib, atau paspor Anda di saku Anda, untuk menuju perbatasan.
Maafkan saya karena kejujuran ini, tetapi dien saya lebih berharga bagi saya daripada basa- basi dengan sapaan dan pujian. Dalam pepatah Irak mereka mengatakan “Kejujuran kadang menyakitkan” tetapi kenyataannya lebih bernilai bagi hati saya dari segala sesuatunya, dan saya mengatakan itu dalam semua kejujuran; isu pemikiran ekstremis tersebar luas di beberapa individu, tidak hanya terbatas pada kelompok-kelompok Islamis.
Sebuah contoh untuk ini, adalah bahwa ada orang-orang yang bekerja dengan FSA tetapi mereka membuat Takfir terhadap mereka (FSA). Dan mereka masih bersama mereka (FSA) di faksi itu dan mengandalkan putusan dari ISIS yang membayar mereka dan melakukan Takfir mereka terhadap mereka (FSA) sebagai orang-orang yang Halal [darahnya]. Dalam pepatah Suriah mereka mengatakan “Dia tersembunyi di dalam mereka” dan apakah Al-Makhul dari Jabhah Nushrah atau Ahrar Syam (pemimpin ISIS dari FSA)? ISIS menyusup semua faksi di Syam secara ideologi dan kebijakan keamanan. Dan yang menyangkal ini adalah orang-orang yang sombong dan lari dari kebenaran. Mereka (ISIS) tidak membedakan antara kelompok Jihadi dan FSA, semua orang Kafir menurut mereka.
Jadi tidak ada kelompok yang harus bergantung pada kelompok lain, ISIS tidak meninggalkan faksi manapun atau telah menyusupinya, sampai mereka mencapai apa yang mereka inginkan. Tapi infiltrasi memiliki tingkat dan jenisnya, secara ideologi dan kebijakan keamanan, dan [infiltrasi] ini juga memiliki level. Apakah itu di tingkat prajurit atau kepemimpinan, atau sendi hukum atau medianya. Dan infiltrasi ideologi lebih sering ditemukan dalam jajaran prajurit dan bukan pemimpin. Adapun dalam jajaran kepemimpinan, yang terjadi adalah [infiltrasi] kebijaksana keamanan, mereka memberi Baiat rahasia dan ISIS memungkinkan dia menyebabkan kerusakan di dalam faksi, ia meninggalkan mereka (ketika ditanya), dan menutupinya untuk mereka, dan mengikuti (dan menyebarkan) pemikiran mereka, dan ini terjadi pada para ahli hukum dan media, sendi berbahaya, atau bahkan para pemimpin.
(aliakram/arrahmah.com)