GAZA (Arrahmah.com) – Ratusan Muslim berkumpul di dekat rumah Syaikh Hisyam bin Ali As-Su’aidani (rahimahullah) atau yang lebih dikenal sebagai Abul Walid al-Maqdisi di kamp al-Bureij pada hari Ahad (14/10/2012), berdukacita atas kematian (syahid insya Allah) pemimpin Jama’ah Tauhid wal Jihad wilayah Jalur Gaza.
Seorang tokoh jamaah Tawhid wal Jihad yang juga sering disebut Salafi Jihadi mengatakan bahwa kesyahidan Abul Walid al-Maqdisi tidak akan mengakhiri Jihad melawan Yahudi, tetapi bahkan akan menimpakan serangan lebih pedih bagi para Yahudi Israel.
“Kesyahidan Abul Walid al-Maqdisi tidak akan mengakhiri Jihad melawan Yahudi, tetapi bahkan membuka pintu untuk serangan-serangan lebih menyakitkan lagi (terhadap Yahudi),” kata Abu Huthayfa, dikutip Ma’an.
“Kami telah memerangi Yahudi dan penjajahan ini sebelum pembunuhan Abul Walid al-Maqdisi, dan setelah beliau terbunuh, kami akan berperang lebih ganas lagi,” tambahnya.
Abul Walid al-Maqdisi yang dikenal rendah hati ini bebas dari penjara Gaza pada bulan September 2011 lalu. Pada akhir-akhir hidupnya ia tak terlihat tidak menunjukkan diri, menurut saudara iparnya.
“Masa akhir hidup Asy-syahid sangat rahasia dan Saya tidak pernah melihatnya selama berbulan-bulan, meskipun Saya adalah sepupunya dan menikah dengan adik perempuannya,” kata Abu Muhammad kepada Ma’an.
Jamaah Tawhid wal Jihad yang dipimpin oleh Abul Walid al-Maqdisi bertanggungjawab atas sejumlah serangan-serangan roket terhadap Israel baru-baru ini, membuat Syaikh As-Su’aidani ini bertindak hati-hati dan hidup terpisah dari anak-anaknya, tambah Abu Muhammad. (siraaj/arrahmah.com)