STOCKHOLM (Arrahmah.com) – Demonstrasi menentang pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Cina terhadap Muslim Uighur di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR) digelar pada Ahad (3/2/2019) di depan kedutaan besar Cina di ibukota Swedia.
Di tengah cuaca dingin, sekitar 300 demonstran meneriakkan slogan-slogan dan membentangkan spanduk yang berisi seruan agar ribuan orang Uighur yang ditahan oleh pemerintah Cina di “kamp re-edukasi” dibebaskan.
Ketua Asosiasi Pendidikan Uighur Swedia Abdullah Kokyar mengatakan bahwa protes itu dilakukan untuk menentang penindasan yang dilakukan pemerintah Tiongkok serta pembantaian Ghulja yang terjadi pada 1997, ketika pasukan Cina menembaki etnis Uighur yang menuntut kemerdekaan.
Pembicara Komunitas Nasional Islam (IGMG) Swedia, Huseyin Karaca mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa IGMG mengutuk penindasan atas Muslim Uighur dan mendesak negara-negara Muslim dan masyarakat internasional untuk melindungi kelompok Muslim minoritas di Cina.
Pada bulan Agustus, Komite PBB yeng menangani masalah Diskriminasi Rasial, menyatakan dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Jenewa bahwa orang-orang Uighur di Xinjiang, yang dituduh memiliki paham “ekstrimisme agama” dan perbedaan politik dengan pemerintah lokal, ditahan di kamp-kamp re-edukasi yang telah disediakan pemerintah.
Perwakilan badan PBB menyatakan bahwa sebanyak 3 juta orang telah ditahan di dalam kamp re-edukasi tanpa adanya keputusan yang jelas dari pengadilan tentang kesalahan mereka.
Human Rights Watch sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah Cina sedang melakukan “pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Turkistan yang dilakukan secara sistematis”. (Rafa/arrahmah.com)