JAKARTA (Arrahmah.com) – Survey membuktikan bahwa mayoritas Muslim Indonesia menginginkan tegaknya syariat Islam dalam tatanan negara. Dalam merilis survey terbarunya di tahun 2014, SEM Institute menyebut angka 72 % masyarakat Muslim Indonesia menginginkan syariat Islam sebagai sistem negara.
“Kami melibatkan semua elemen masyarakat dalam survey kami, Dan 72 persen diantaranya yakin solusi masalah Indonesia hanya dengan tegaknya syariat Islam,” jelas Dr Kusman Shadik salah satu peneliti SEM Institute dalam konferensi pers di Kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Crown Palace Jakarta, Rabu (19/02/2014)
Selain mayoritas masyarakat setuju dengan penerapan syariah Islam diberbagai aspek kehidupan. Dalam survey lainnya 81 persen umat Islam setuju konsep khilafah dan 68 persen umat yakin bahwa khilafah mampu menyatukan umat Islam sedunia.
“Ini menunjukkan hasil dakwah yang kongkret yang berhasil melawan arus sekularisasi di Indonesia,” kata Kusman.
Menurutnya, survei dilakukan kepada 1.498 responden dari berbagai kalangan di 38 kota di Indonesia, pada periode 25 Desember 2013- Januari 2014 untuk mengkonfirmasi hasil survei lembaga rujukan pemerintah Amerika Pew Research Center yang dirilis 30 April 2013 yang menunjukkan 72 persen Muslim Indonesia menginginkan syariah sebagai landasan hukum dalam bernegara
Adapun mereka yang menolak diterapkannya syariah dan khilafah mempunyai delapan macam alasan. Kusman juga menyatakan tiga alsan besarnya adalah: (1) Indonesia negara majemuk (plural), harus menghargai agama lain, (2) Indonesia bukan negara Islam, tapi negara kesatuan berdasar Pancasila, dan (3) Masyarakat belum siap menerapkan syariat Islam, khawatir terjadi benturan.
Karena alasan itu, Kusman pun merekomendasikan kepada para aktivis dakwah untuk memberikan pemahaman yang benar di tengah masyarakat dengan lebih merincikan lagi syariah dan khilafah terkait dengan kemajemukan, kedudukan Islam dan Pancasila, serta metode penegakkan khilafah
Telah disebutkan di atas, 81 persen umat Islam setuju konsep khilafah dan 68 persen umat yakin bahwa khilafah mampu menyatukan umat Islam sedunia. Lantas apakah potensi survey ini berpengaruh pada pemenangan Pemilu bagi partai Islam di tahun 2014? Temuan mengatakan, masyarakat yang percaya syariat Islam belum tentu ada kaitannya dengan partai Islam.
“Masyarakat yang yakin pada syariat Islam belum tentu yakin pada partai Islam,” jelas Kusman.
Menurut dia, dalam jumlah 72 persen itu ada tiga tipe masyarakat. Pertama yang tetap ikut memilih karena dia kader partai Islam. Kedua yang ikut memilih karena ikut-ikutan.
“Yang terbesar yang ketiga, yaitu tidak memilih karena tidak percaya partai Islam serius memperjuangkan syariat Islam,” tambahnya.
Saat ini menurut Kusman, masyarakat sedang diterpa krisis kepercayaan yang serius terhadapa partai dan pemerintah.
Ada 89% masyarakat percaya DPR adalah lembaga paling korup Dan pembohong. 90,6 % masyarakat tidak percaya satupun parpol politik.
“Ini belum termasuk survey KPK bahwa selama 4 tahun terakhir korupsi tertinggi berasal dari anggota DPR,” jelasnya.
Fakta-fakta tersebut menurut Kusman sangat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap Pemilu 2014. (azm/hidayatullah/hizbuttahrir/arrahmah.com)