RIYADH (Arrahmah.id) — Sebuah jajak pendapat baru menemukan bahwa 96 persen warga Arab Saudi percaya bahwa negara-negara Arab harus memutuskan hubungan dengan Israel sebagai tanggapan terhadap perang di Gaza. Selain itu, popularitas kelompok perlawanan Palestina menjadi harum di mata mereka.
Dilansir Middle East Eye (22/12/2023), hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Washington Institute for Near Eastern Affairs, sebuah wadah pemikir pro-Israel yang berbasis di Washington.
Menurut mereka, dengan fakta survei seperti itu, Amerika Serikat (AS) akan kesulitan dalam mendorong Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Sebelum perang di Gaza, AS secara aktif berupaya mencapai kesepakatan yang memungkinkan Israel dan Arab Saudi menormalisasi hubungan.
Kesepakatan semacam itu akan didasarkan pada perjanjian normalisasi yang sudah ada seperti perjanjian antara Israel dan Bahrain, Maroko, dan Uni Emirat Arab yang ditengahi di bawah pemerintahan Trump.
Selama wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada bulan September, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyatakan bahwa kedua negara semakin dekat dengan perjanjian tersebut “setiap hari”.
Namun sejak itu, Riyadh telah menghentikan pembicaraan normalisasi dan mempublikasikan upaya diplomatiknya sebagai upaya “untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung”.
Meski kerajaan ini menganut sistem monarki, opini publik berperan penting dalam pengambilan keputusan para pemimpin Arab, menurut para analis.
Survei yang dilakukan pada hari Jumat juga menemukan bahwa 40 persen warga Saudi menyatakan sikap positif terhadap Hamas, dibandingkan dengan hanya 10 persen menurut jajak pendapat yang dilakukan beberapa bulan sebelum perang dimulai.
Jajak pendapat tersebut lebih lanjut menemukan bahwa mayoritas responden di Yordania, Lebanon, dan Mesir mempunyai pandangan positif terhadap Hamas.
Temuan jajak pendapat tersebut menyoroti kemarahan besar-besaran di dunia Arab atas serangan militer Israel di Gaza, yang terjadi sebagai respons terhadap serangan tanggal 7 Oktober di Israel selatan.
Survei lebih lanjut menemukan bahwa 87 persen warga Saudi percaya “Israel sangat lemah dan terpecah secara internal sehingga mereka bisa dikalahkan suatu hari nanti”. (hanoum/arrahmah.id)