DAMASKUS (Arrahmah.com) – Yayasan Al-Manarah Al-Baidha’, sayap media mujahidin Jabhah Nushrah, pada hari Sabtu (22/3/2014) merilis video “Pembebasan Wilayah Adra, Ghautah Timur, Damaskus”. Video berdurasi 35 menit 28 detik itu mendokumentasikan jalannya pertempuran membebaskan kota Adra di distrik Ghautah timur, propinsi pinggiran Damaskus.
Seperti telah diberitakan sebelumnya bahwa tiga kelompok jihad terbesar di propinsi Damaskus dan pinggiran Damaskus, yaitu Jabhah Islamiyah, Ittihad Islami li-Ajnad Asy-Syam dan Jabhah Nushrah menggelar Kamar Operasi Gabungan “Perang Allah Lebih Tinggi dan Lebih Agung” tahap kedua di distrik Ghautah timur, propinsi pinggiran Damaskus sejak bulan Desember 2013 sampai saat ini, April 2014 M.
Dalam operasi gabungan tersebut mujahidin meraih kemenangan gemilang. Pernyataan resmi yang dirilis oleh kelompok mujahidin Ittihad Islami li-Ajnad Asy-Syam pada Kamis (13/3/2014), Jabhah Islamiyah pada Jum’at (14/3/2014) dan Jabhah Nushrah pada Senin (17/3/2014) menyebutkan hasil-hasil dari operasi gabungan tersebut. Diantaranya yang paling menonjol adalah:
- Mujahidin membebaskan kota Adra Al-Ummaliyah sepenuhnya dan membebaskan sejumlah besar wilayah dan bangunan di sekitar kota Adra.
- Mujahidin menewaskan lebih dari 1000 tentara rezim Bashar Asad, milisi Syiah “Hizbullah” Lebanon dan milisi-milisi Syiah Irak.
- Mujahidin menghancurkan enam buah tank, buldozer dan sejumlah besar kendaraan militer.
- Menggagalkan lebih dari 20 kali usaha penyerangan oleh pasukan rezim Nushairiyah yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dibebaskan oleh mujahidin.
- Merebut beberapa gudang senjata dan amunisi.
- Merebut sejumlah tank, kendaraan militer dan buldozer.
- Menawan ratusan tentara rezim, milisi Syiah dan para penjahat perang pasukan intelijen.
Perpisahan sang pelaku serangan syahid
Diantara hal yang sangat mengharukan dari perang pembebasan kota Adra adalah saat seorang ayah dan seorang ibu mengantarkan putra mereka, Syamil Al-Anshari, untuk melakukan serangan syahid. Syamil Al-Anshari adalah seorang pemuda asli Suriah yang bergabung dengan kelompok Jabhah Nushrah. Dialah pelaku serangan syahid dengan tank BMP yang mengawali operasi pembebasan kota Adra.
“Malam pengantin insya Allah dan akan akan diterima oleh para bidadari bermata jeli. Sampaikanlah ia kepada golongan syuhada’ ya Rabbi. Aku berdoa kepada Allah Yang Maha Agung Rabb pemilik ‘Arsy yang agung, untuk meneguhkannya, meneguhkan ayahnya dan meneguhkan semua mujahidin, insya Allah,” kata sang ibu, seorang wanita muslimah yang mengenakan hijab, kepada wartawan Al-Manarah Al-Baidha’.
Di sebelah ibunda Syamil Al-Anshari juga telah berdiri sang ayah, seorang ulama yang kharismatik dan tenang. wartawan Al-Manarah Al-Baidha’ mengajukan pertanyaan yang sama kepada ayahanda Syamil Al-Anshari.
Sungguh mengharukan dari kedua orang tua Syamil al-Anshari. Mereka berdiri di pintu tank BMP yang telah diisi dengan beberapa ton bom. Tank BMP itulah yang akhirnya dikendarai dan diledakkan putra mereka dalam operasi pembebasan kota Adra.
Video dengan jelas merekam saat-saat Syamil Al-Anshari memeluk ayah dan ibunya. Sebuah pemandangan yang sangat mengharukan saat ayah dan ibu mengantarkan putranya untuk sebuah operasi serangan syahid. Sebuah perpisahan yang sangat indah dan menggetarkan jiwa. Semoga Allah menerimanya di surga tertinggi Al-Firdaus dengan keridhaan dan memberikan kesabaran kepada kedua orang tuanya.
Infiltrasi mujahidin ke dalam kota Adra
Operasi pembebasan kota Adra dipimpin oleh dua orang komandan umum, yaitu Abu Hasyim Al-Wazir dari Jaisyul Islam [salah satu unsur dalam Jabhah Islamiyah] dan Abu Ashim dari Jabhah Nushrah.
Komando gabungan ketiga kelompok mujahidin merencanakan mujahidin masuk ke dalam kota Adra Al-Ummaliyah pada malam hari dengan infiltrasi. Pasukan infiltrasi ini berkekuatan 500 orang mujahid; 250 mujahid melakukan infiltrasi ke kota Adra Al-Ummaliyah dan 250 mujahid melakukan infiltrasi ke Kaziyah Al-Baz, Al-Buhuts dan Pasukan Udara. Hasil dari rencana ini adalah kesuksesan infiltrasi mujahidin ke Adra Al-Ummaliyah saja.
Infiltrasi dimulai pada Senin dini hari, 7 Shafar 1435 H/10 Desember 2013 M pukul 02.00, dan berlangsung selama sekitar satu jam. Infiltrasi dilakukan pada malam yang sangat dingin. Mujahidin kemudian menyebar di kawasan kota Adra Al-Ummaliyah dengan cepat dan surprise bagi penduduk kota. Saat penduduk bangun pada pukul 06.00 pagi, mereka mendapati mujahidin berada di sekeliling mereka di setiap tempat, sehingga menjadi kejutan yang menggentarkan pasukan rezim Nushairiyah dan milisi-milisi Syiah.
Mujahidin segera memasukkan penduduk ke parit-parit pertahanan untuk menghindari serangan pesawat tempur rezim dan mencegah kaburnya pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah.
Mujahidin menguasai dan mempertahankan kota Adra
Mujahidin kemudian mulai melakukan penyisiran terhadap bangunan-bangunan tempat pertahanan pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah. Video dengan jelas memperlihatkan mujahidin menguasai dan menyisir markas kepolisian rezim dalam kota Adra dan gedung-gedung penting lainnya. Kendaraan-kendaraan militer rezim disita dan dikuasai oleh mujahidin. Puluhan tentara rezim dan milisi Syiah berhasil ditawan oleh mujahidin.
Setelah menguasai sepenuhnya kota Adra, mujahidin kemudian mengambil posisi di setiap sudut kota Adra. Mereka melakukan ribath untuk mempertahankan kota Adra dari gempuran pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah.
Pasukan rezim Nushairiyah dan Tentara Pertahanan Nasional berulangkali melakukan serangan untuk mampu memasuki kota Adra Al-Ummaliyah dari arah Satkub Nasional dan arah Al-Baz, namun mujahidin atas karunia Allah berhasil menggagalkan penyerbuan mereka dan usaha mereka untuk merebut kembali kota Adra Al-Ummaliyah.
Hasil pertempuran dalam kota Adra:
- Mujahidin menewaskan sekitar 1000 tentara rezim Nushairiyah dan milisi Syiah.
- Merebut sebuah tank T 72 dengan 22 renteng amunisinya.
- Merebut 100 senapan dan sejumlah besar amunisi beragam jenis, senjata sniper, roket RPG, 3 truk militer dan 5 kendaraan lainnya.
- Melumpuhkan sebuah tank dan menghancurkan sebuah tank BMP secara sempurna sehingga seluruh tentara di dalamnya tewas terbakar.
Operasi pertempuran pabrik gula
Mujahidin merencanakan penghancuran pabrik gula rezim Nushairiyah dengan mengirimkan dua serangan syahid ke dalam pabrik gula, seorang mujahid mengendarai tank BMP dan seorang mujahid lainnya mengendarai pick up. Kedua kendaraan itu membawa sejumlah besar bom dan bahan bakar yang mudah meledak.
Jika peledakan berlangsung sesuai rencana, mujahidin kemudian akan melakukan penyerbuan masuk ke dalam pabrik gula. Namun jika tidak, setidaknya mujahidin akan menguasai wilayah-wilayah di sekitar pabrik gula, dimana pasukan rezim Nushairiyah mengepungnya dengan regu sniper dan persenjataan berat.
Rencana kedua inilah yang akhirnya bisa diraih mujahidin, dimana mujahidin berhasil menduduki sepenuhnya wilayah-wilayah di sekitar pabrik gula, diantaranya pabrik Spank yang masih terhitung bagian dari pabrik gula.
Video dengan jelas memperlihatkan Syamil Al-Anshari menjalani latihan mengendarai dan mengoperasikan tank BMP sebelum operasi dilakukan. Setelah Syamil Al-Anshari mahir mengoperasikan tank BMP dan bom-bom telah dipasang di dalamnya, kedua orang tua Syamil Al-Anshari meninjau tank tersebut. Mereka mengantarkan dan menyertai putra mereka pada saat-saat terakhir sebelum serangan syahid itu dilakukan.
Serangan syahid dengan tank BMP dilakukan oleh Syamil Al-Anshari. Hal itu disusul oleh serangan syahid dengan mobil pick pu yang dikendarai oleh Abu Saif Al-Urduni. Hasil dari dua serangan syahid ini adalah mujahidin berhasil menghancurkan sepenuhnya gedung yang ditempati para perwira rezim dan menewaskan semua tentara di dalamnya, dimana diperkirakan ada sekitar 100 tentara rezim di dalam gedung tersebut, diantaranya beberapa perwira dari beragam kepangkatan, berdasar informasi yang diperoleh dari dalam.
Ketika mujahidin mempersiapkan dua serangan syahid yang penuh berkah ini, rezim Nushairiyah sedang menambah jumlah personil tentara dan peralatan perangnya di dalam pabrik gula sebagai persiapan untuk menyerang wilayah-wilayah di sekitar pabrik gula. Namun Allah memberi taufik kepada mujahidin untuk mampu mendahului mereka dengan dua serangan syahid tersebut, sehingga menambah besarnya korban tewas di pihak pasukan rezim dan menggagalkan rencana mereka untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dibebaskan oleh mujahidin. Segala puji bagi Allah Ta’ala semata.
Saat melakukan survey dan pengawasan sebelum pelaksanaan dua serangan syahid, mujahidin memperkirakan kekuatan pasukan rezim dalam pabrik gula berkisar antara 40 sampai 50 tentara, sebuah tank T 72 dan sebuah tank BMP.
Namun setelah dua serangan syahid dilaksanakan, terbukti bahwa kekuatan pasukan rezim berjumlah lebih dari 150 tentara, dua tank T 72 dan dua tank BMP, dua senjata mesin kaliber 14,5 mm, dan 2 kendaraan yang dilengkapi senjata mesin berat DShK. Dua senjata mesin kaliber 14,5 mm telah dihancurkan oleh rezim saat pasukan rezim ditarik mundur dari pabrik gula. Seluruh pasukan rezim yang tersisa telah ditarik mundur dari pabrik gula setelah dihantam oleh dua serangan syahid mujahidin. Segala puji bagi Allah semata.
Operasi pembebasan jembatan Al-Baz
Setelah pasukan rezim Nushairiyah memutus jalan yang menghubungkan kota Adra Al-Balad dengan kota Adra Al-Ummaliyah agar pasukan rezim bisa mengepung mujahidin di dalam kota Adra Al-Ummaliyah; mujahidin merencanakan pembebasan jembatan Al-Baz guna membuka jalur bantuan bagi mujahidin di dalam kota Adra Al-Ummaliyah.
Rencana tersebut mengharuskan mujahidin menggali terowongan sampai ke titik terdekat dari keberadaan pasukan rezim Nushairiyah dan merangkak menuju jembatan Al-Baz dengan perlindungan blok matras.
Operasi dilaksanakan pada pukul 16.00 sore, dimana regu serbu mujahidin bergerak maju dibawah perlindungan tembakan gencar senjata mesin, lalu mujahidin bergerak maju menuju posko yang berada di atas jembatan Al-Bazz, sehingga dengan karunia Allah semata mujahidin berhasil menguasai jembatan Al-Baz dalam waktu singkat, tidak lebih dari 10 menit, dilanjutkan pembebasan sepenuhnya kawasan sekitar jembatan dan klinik kesehatan dalam baku tembak yang berlangsung selama 2 jam 15 menit. Dengan demikian mujahidin mampu memasukkan amunisi dan keperluan medis kepada mujahidin yang berada di dalam kota Adra Al-Ummaliyah. Segala puji bagi Allah semata.
Dengan operasi itu mujahidin berhasil mematahkan pengepungan pasukan rezim terhadap mujahidin yang berada di dalam kota Adra Al-Ummaliyah, dan mujahidin sepenuhnya menguasai kota. Sampai saat ini mujahidin masih melakukan ribath untuk mempertahankan kota Adra Al-Ummaliyah.
(muhib al majdi/arrahmah.com)