DAMASKUS (Arrahmah.id) – Warga Suriah di seluruh provinsi melaksanakan salat Idul Fitri pagi ini, Senin (31/4), sebagai salat Id pertama setelah kejatuhan rezim mantan presiden Bashar al-Assad pada akhir tahun lalu.
Salah satu lokasi yang menjadi saksi momen bersejarah ini adalah Lapangan Tentara yang Tidak Dikenal di atas Gunung Qasioun, utara ibu kota Damascus, di mana untuk pertama kalinya ribuan pria dan wanita turut serta dalam salat Id, lansir Al Jazeera.
Presiden Suriah Ahmad Asy-Syaraa, Menteri Luar Negeri Asaad Al-Shaybani, Menteri Pertahanan Murhaf Abu Qusra, serta beberapa menteri lainnya dan Mufti Suriah, Sheikh Osama Al-Rifai, juga menghadiri salat Idul Fitri di masjid Istana “Rakyat” di ibu kota Damascus.

Dalam sambutannya setelah salat, Asy-Syaraa menyatakan, “Suriah menghadapi jalan panjang dan sulit, tetapi negara ini memiliki semua sumber daya untuk membangun di semua tingkatan.” Ia menambahkan bahwa ia menolak pembagian kekuasaan dalam pembentukan pemerintahan baru, karena pembagian politik akan menghambat fungsinya. Ia mengajak rakyat Suriah untuk bersepakat, karena tidak semua langkah akan memuaskan semua orang, seperti yang ia katakan.
Pada 8 Desember lalu, kelompok-kelompok Suriah berhasil menguasai Damascus setelah beberapa hari menguasai kota-kota lain, mengakhiri 61 tahun kekuasaan Partai Ba’ath dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad.
Pada 29 Januari 2025, administrasi Suriah mengumumkan Asy-Syaraa sebagai presiden negara dalam fase transisi, mencabut konstitusi yang ada, membubarkan faksi bersenjata dan lembaga keamanan yang terkait dengan rezim, serta membubarkan Majelis Rakyat (parlemen) dan Partai Ba’ath.
Asy-Syaraa menandatangani pengumuman konstitusi pada 13 Maret yang menentukan fase transisi negara selama lima tahun.
(Samirmusa/arrahmah.id)