DAMASKUS (Arrahmah.id) – Presiden Suriah Bashar al Assad memiliki bukti bahwa Amerika Serikat (AS) melatih sejumlah kelompok perlawanan Suriah di wilayah pangkalan militer Al-Tanf.
“Kami memiliki pertemuan langsung dengan kelompok-kelompok di dekat wilayah Al-Tanf, dan tentu saja, kami tahu dari pertemuan-pertemuan ini dan dari para tahanan dari mana mereka berasal. Apa yang AS dapatkan dari kehadirannya di daerah di jantung gurun ini?” kata Bashar Assad dalam sebuah wawancara dengan Sputnik (17/3/2023).
Assad menuduh bahwa selain di Al-Tanf menjadi kamp-kamp kelompok perlawanan Suriah, tempat tersebut juga menjadi perlindungan bagi keluarga kelompok perlawanan suriah.
“Tidak diragukan lagi bahwa mereka memiliki kamp-kamp yang menampung puluhan ribu orang dengan keluarga mereka,” kata Assad.
Kehadiran Angkatan Bersenjata AS sebelumnya memang telah terkonfirmasi bahwa mereka pada tahun 2016 melatih kelompok perlawanan Suriah Maghawir al-Thawra (Tentara Bebas Suriah atau Tentara Komando Revolusioner) untuk memerangi kelompok militan Islamic State (ISIS).
Sejak tahun 2023, pangkalan al-Tanf terus berfungsi sebagai markas Tentara Komando Revolusioner dan kontingen AS yang terdiri dari setidaknya 200 tentara AS yang beroperasi atas nama Koalisi CJTF-OIR .
Sebelumnya, pemerintah Suriah telah menganggap kehadiran militer AS di al-Tanf ilegal dan menganggap kehadiran pasukan Turki dan AS di wilayahnya sebagai agresi dan menuntut penarikan segera dan tanpa syarat pasukan asing dari wilayahnya.
Iran dan Rusia telah secara terbuka mendukung pernyataan pemerintah Suriah dan secara teratur mengkritik kehadiran AS di Suriah tenggara sedangkan pemerintah AS menyatakan bahwa kehadirannya di al-Tanf adalah legal. AS telah menyebut pangkalan al-Tanf sebagai tempat untuk perlawanan melawan ISIS. (hanoum/arrahmah.id)