DAMASKUS (Arrahmah.com) – Suriah melancarkan pukulan pada Presiden Mesir, Muhammad Mursi, pada hari Senin (3/9/2012) dengan menyatakan bahwa janggutnya merupakan satu-satunya yang membedakan dirinya dari pendahulunya yang diganti setelah pemberontakan Musim Semi Arab tahun lalu.
Menanggapi kritik keras Mursi pada KTT Gerakan Non-Blok di Teheran pekan lalu, Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zohbi, menuduh bahwa pemimpin Mesir itu terlibat dalam pemberontakan bersenjata yang menggoyang negaranya.
“Dia bertanggung jawab untuk menumpahkan darah rakyat Suriah, seperti juga Qatar, Saudi, dan Turki,” kata Zohbi.
“Satu-satunya perbedaan antara dia dan Mubarak adalah bahwa ia memiliki jenggot.”
Pemerintah Suriah membanggakan diri karena sekularisme yang mereka usung. Ikhwanul Muslimin telah lama dilarang di Suriah. Ikhwan adalah salah satu faksi paling kuat dalam oposisi Dewan Nasional Suriah.
Mursi memicu kemarahan Suriah, pada kunjungan pertamanya ke Iran. Dia membanting rezim Suriah sebagai “penindas” dan mendesak dukungan untuk pemberontak yang hendak penggulingan Presiden Bashar al-Assad.
“Kami bersama dengan mereka yang berjuang melawan rezim Suriah yang telah menindas. Menghilangkan legitimasinya adalah kewajiban etis, dan kebutuhan politik dan strategis,” katanya.
Di tengah kekerasan yang terus berlanjut di Suriah, Rusia pada hari Senin (3/9)mengeluarkan pernyataan keras menyatakan “keprihatinan yang mendalam” atas peringatan pemberontak Suriah berencana untuk menargetkan bandara sipil di Damaskus dan Aleppo pada Selasa.
“Di Moskow kami telah melihat dengan keprihatinan yang mendalam laporan media bahwa Tentara Pembebasan Suriah menjadikan bandara sipil internasional Damaskus dan Aleppo sebagai sasaran militer,” kata kementerian luar negeri Rusia, Senin (3/9), dalam sebuah pernyataan. (althaf/arrahmah.com)