SURIAH (Arrahmah.com) – Faksi-faksi utama di Suriah mengumumkan dimulainya pertempuran “Roddul Madzalim (menolak kedzaliman)” di pedesaan Latakia dalam menanggapi peningkatan pelanggaran oleh pasukan rezim Nushairiyah meskipun adanya kesepakatan “gencatan senjata” sejak akhir Februari, lansir Arab21 (18/4/2016).
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh sepuluh faksi militer tempur yang paling menonjol di Suriah, yaitu: Ahrar Syam, Jaisyul Islam, Failaq Syam, Brigade Ansar Syam, Harakah Asy-Syam Islam, Nasser Army, Alezza Army, Mujahidin Army, Pasukan Utara, dan Pasukan Pesisir.
Di antara isi dari pernyataan tersebut yaitu semua detasemen militer keluar dari wilayah warga sipil untuk merespon dengan tegas dan akan menjadi pelajaran untuk hambatan yang lainnya.
Sebagai bagian dari pertempuran, formasi bersenjata memulai operasi mereka dengan menembaki pangkalan rezim di Tibat Abo Ali di pegunungan Turkmen, benteng Shalaf, Kinsibba, Nashbaba, pegunungan Ghazalah dan dua bukit Rash dan Hadada di pengunungan Kurdi, lansir Zaman Alwasl.
Menurut Pusat Media Salma, pasukan oposisi telah mengontrol kota Nashbaba, bukit Malik, setelah pertempuran sengit yang berhasil membunuh sedikitnya 13 pasukan rezim. Di antara korban tewas adalah Kolonel Hasan Mayhoob dari pasukan Marin.
Aktivis lokal, Abdul Rahman Lazqani mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa faksi-faksi pejuang Suriah telah berhasil membebaskan desa Mazighli, sementara 20 anggota milisi pro-rezim tewas.
Lazqani menyebutkan bahwa pejuangSuriah telah menghancurkan sebuah meriam berukuran 14,5 mm, dengan roket “Tow” di desa Ain Kantara dan satu lagi berukuran 130 mm di pegunungan Jabal Ghazalah.
Sumber lokal lainnya yang berbasis di pedesaan di barat Hama mengungkapkan bahwa Batalion Islam, salah satu dari mereka dalah Jund Al-Aqsa, sudah memulai pertempuran melawan pasukan rezim dan sekutunya di desa Kharbit Naqous di dataran Al-Ghab, di mana 100 anggota pasukan rezim Nushairiyah dilaporkan tewas.
(haninmazaya/maheera/arrahmah.com)