DAMASKUS (Arrahmah.com) – Damaskus telah menuduh Washington campur tangan dalam pekerjaan Liga Arab setelah pejabat AS melakukan perjalan ke Kairo untuk pembicaraan dengan blok terkait penumpasan protes di Suriah.
“Amerika Serikat adalah salah satu pihak yang berusaha untuk menghidupkan kembali kekerasan dengan memobilisasi dan menghasut (kekerasan), klaim Jihad Makdisi, juru bicara Kementrian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Rabu (4/1/2012).
“Statemen AS adalah campur tangan kotor dalam pekerjaan Liga Arab dan pembenaran untuk menginternasionalkan masalah Suriah,” tambahnya.
Terdapat sekitar 100 pemantau Liga Arab di Suriah, dikirim untuk memverifikasi kepatuhan rezim Suriah dengan rencana untuk menghentikan tindakan keras. Namun, aktivis dan badan regional itu sendiri telah mengatakan pasukan keamanan rezim masih membunuh demonstran anti-pemerintah meskipun adanya kehadiran para pengamat.
PBB mengatakan pada Desember lalu bahwa lebih dari 5.000 orang telah tewas dalam tindakan keras rezim yang terus-menerus dilakukan. Sejak laporan itu dikeluarkan, aktivis oposisi mengatakan ratusan jiwa lainnya juga terus berguguran.
Kolonel Riad al-Asaad, pemimpin Free Syrian Army (FSA)-para tentara pembelot-telah mengancam akan meningkatkan serangan kepada pasukan yang loyal kepada rezim, mengatakan bahwa ia merasa frustasi dengan kurangnya kemajuan kinerja pemantau Liga Arab dalam mengakhiri tindakan keras rezim kepada pemrotes.
“Jika kami merasa mereka masih tidak serius dalam beberapa hari, atau dalam seminggu ke depan, kami akan mengambil keputusan yang akan mengejutkan rezim dan seluruh dunia,” ujarnya kepada kantor berita Reuters pada Selasa (3/1) melalui sambungan telepon.
“Sejak mereka (para pemantau) masuk, kami memiliki lebih banyak martir.”
Al-Asaad membelot dari Angkatan Udara rezim Suriah sejak Juli lalu. Kekuatan pasukannya tidak diketahui, namun menurut perkiraan media, organisasi tersebut memiliki lebih dari 10.000 personil dalam jajarannya. (haninmazaya/arrahmah.com)