DAMASKUS (Arrahmah.com) – Suriah menyatakan pada Jumat (22/6/2012) bahwa pihaknya berhasil menembak pesawat militer Turki yang memasuki wilayah udara Suriah. Sementara itu Turki bersumpah untuk mengambil langkah yang dirasa perlu untuk menanggapi kabar tersebut.
Hal ini merupakan eskalasi paling jelas dan dramatis dalam ketegangan antara kedua negara, yang biasanya menjadi sekutu sebelum pemberontakan Suriah dimulai pada Maret 2011.
Turki telah menjadi salah satu kritikus terkuat dalam merespon aksi brutal rezim Suriah terhadap pemberontakan di negara itu.
“Pertahanan anti-udara Suriah berhasil menghadang dengan artileri anti-pesawat, dan memukul pesawat tersebut secara langsung,” lansir kantor berita resmi Suriah, Sana.
“Targetnya ternyata pesawat militer Turki yang memasuki wilayah udara Suriah.”
Turki mengeluarkan pernyataan Jumat malam (22/6) setelah pertemuan dua jam mengenai isu keamanan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dalam pernyataan tersebut Erdogan mengatakan pasukan Suriah menembak jatuh pesawat dan kedua pilot Turki masih belum ditemukan.
Hubungan antara Turki dan Suriah sudah menegang sebelum jatuhnya pesawat F4 tersebut.
Turki telah bergabung negara-negara seperti Amerika Serikat dengan mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Assad harus mengundurkan diri karena penindasan brutal rezim terhadap pemberontakan di negaranya.
Turki juga telah mendirikan kamp-kamp pengungsi di perbatasan untuk lebih dari 32.000 orang Suriah yang melarikan diri dari pertempuran.
Suriah dan Turki telah mengusir duta besar masing-masing dan Suriah menuduh Turki mendukung oposisi Suriah dan bahkan memungkinkan pemberontak Suriah untuk beroperasi dari tanah Turki. Turki dengan tegas menolak tuduhan tersebut.
Setelah penembakan lintas perbatasan oleh pasukan Suriah pada bulan April, Turki mengatakan tidak akan mentolerir setiap tindakan yang dianggap melanggar keamanannya.
Penembakan itu menyebabkan dua pengungsi meninggal di sebuah kamp dekat kota Kilis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Selcuk Unal, sebelumnya pada Jumat menolak tuduhan bahwa Turki telah mengirimkan senjata dan peralatan lainnya untuk pemberontak Suriah yang dinilanya tak sebagai tak berdasar. Unal mengatakan Turki tidak mengirim senjata ke negara tetangga manapun, termasuk Suriah.
Militer Turki tidak memberikan rincian tentang pesawatnya yang jatuh pada hari Jumat tersebut, namun beberapa laporan televisi Turki mengatakan pesawat itu dioperasikan untuk tujuan spionase.
Sementara itu, menlu AS, Hillary Rodham Clinton, awal bulan ini telah memperingatkan tentang pasukan Suriah di dekat Aleppo. Clinton mengatakan penyebaran pasukan di daerah tersebut merupakan satu alasan yang bisa dibenarkan bagi Turki untuk melancarkan kepentingan strategis dan nasional mereka di negara tetangga. (althaf/arrahmah.com)