DAMASKUS (Arrahmah.com) – Suriah bersiap menghadapi serangan militer yang bisa terjadi “setiap saat“, klaim seorang pejabat keamanan kepada AFP pada Sabtu (31/8/2013), hanya beberapa jam setelah para pakar PBB yang menyelidiki serangan senjata kimia meninggalkan negara itu.
“Kami memperkirakan serangan setiap saat. Kami siap untuk membalas setiap saat,“ klaim pejabat keamanan Suriah, yang tidak ingin disebut namanya itu.
Kepulangan inspektur PBB telah membuka kemungkinan serangan Amerika Serikat setelah pada Jumat (30/8) Obama memberikan indikasi bahwa intervensi militer akan segera terjadi.
Dia mengatakan pemerintahannya sedang melihat kemungkinan tindakan yang akan diambil, sambil menekankan bahwa belum ada keputusan akhir yang diambil tentang melakukan serangan militer terhadap rezim Bashar Assad.
Para inspektur PBB mengklaim akan melaporkan langsung kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon dan menjelaskan kesimpulan mereka tentang apakah benar serangan gas beracun memang terjadi pada tanggal 21 Agustus, berdasarkan sampel yang dikumpulkan di lokasi.
Sementara itu, rezim Nushairiyah Suriah membantah telah melakukan serangan teroris dan pengecut menggunakan senjata kimia terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus pada Rabu (21/8) dini hari di mana lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang terkandung dalam senjata kimia tersebut. (banan/arrahmah.com)