DAMASKUS (Arrahmah.com) — Suriah akan mencabut subsidi kebutuhan pokok seperti roti dan BBM untuk sekitar 800.000 warga kaya pada akhir tahun untuk membantu meringankan beban keuangan negara, kata para pejabat pada Rabu (3/11/2021).
Langkah ini akan memengaruhi pekerja berpenghasilan tinggi yang bekerja di sektor swasta yang dapat membeli kebutuhan pokok dengan kartu jatah dengan biaya lebih rendah.
“Ada segmen masyarakat yang tidak membutuhkan subsidi… Maksud saya mereka yang punya uang,” kata Menteri Dalam Negeri Amro Salem, dikutip dari Reuters (4/11).
Amro mengatakan menghapus subsidi akan membantu yang termiskin di negara berpenduduk lebih dari 18 juta orang yang ekonominya telah hancur oleh perang saudara yang telah berlangsung selama satu dekade, dan di mana gaji dan subsidi merupakan bagian terbesar dari pengeluaran negara.
Suriah juga terus menaikkan harga bahan bakar dan gas pada Selasa sebagai bagian dari rencananya untuk secara bertahap mencabut subsidi energi, Al Araby melaporkan.
Sumber mengatakan kepada Al Araby tarif listrik baru juga diberlakukan pada Selasa di ibu kota Damaskus.
Warga Suriah mengeluh bahwa milisi, kekuatan asing, dan korupsi rezim semakin merampas sumber daya negara dan menumpuk beban ekonomi pada warga.
Suriah memperkenalkan kartu jatah untuk meringankan kekurangan kronis.
Pemerintah telah meningkatkan gaji sektor publik secara tajam seiring dengan meningkatnya inflasi. Ekonomi Suriah telah menyusut sekitar 60% sejak dimulainya konflik, menurut Bank Dunia dan ekonom independen. (hanoum/arrahmah.com)