DAMASKUS (Arrahmah.id) – Perang 11 tahun yang membara di Suriah berisiko memanas, sekali lagi, dengan kembalinya ke pertempuran skala besar di beberapa garis depan di seluruh negeri yang berkobar dalam beberapa bulan terakhir, PBB memperingatkan pada Rabu (14/9/2022) dalam laporan baru, seperti dilansir Reuters.
Ratusan ribu orang telah tewas dan jutaan kehilangan tempat tinggal sejak protes terhadap Presiden Bashar Asad pada 2011 meningkat menjadi perang yang menarik kekuatan asing.
Pertempuran telah mendingin dalam beberapa tahun terakhir, setelah Iran dan Rusia membantu Asad merebut kembali 70 persen wilayah Suriah, Amerika Serikat mendukung pejuang Kurdi yang mengalahkan militan ISIS, dan Turki mendirikan zona penyangga di dekat perbatasannya. Namun PBB mengatakan garis patahan antara berbagai daerah sekarang mulai memanas lagi.
“Kami berpikir di beberapa titik bahwa perang benar-benar selesai di Suriah,” kata Pinheiro kepada wartawan di Jenewa, menambahkan bahwa insiden yang didokumentasikan dalam laporan membuktikan ini tidak terjadi.
Laporan setebal 50 halaman itu menemukan bahwa “pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter” telah meningkat di seluruh negeri dalam enam bulan pertama tahun ini.
Mereka termasuk pertempuran dan pemboman udara di timur laut dan barat laut negara itu yang menewaskan puluhan warga sipil dan membatasi akses ke makanan dan air, kata laporan itu.
Di daerah-daerah yang dikuasai rezim, Komisi mendokumentasikan kematian mantan pemimpin oposisi, penggerebekan rumah, dan berlanjutnya penyiksaan dan penganiayaan di pusat-pusat penahanan.
Serangan udara Rusia di daerah yang dikuasai oposisi telah meningkat lebih jauh dalam beberapa bulan terakhir, kata Komisaris, Hanny Megally.
“Kami melihat meningkatnya kekerasan,” kata Megally kepada wartawan.
Itu juga mendokumentasikan lebih dari selusin serangan “Israel” di seluruh Suriah dalam enam bulan pertama tahun 2022, termasuk serangan terhadap Bandara Internasional Damaskus yang membuat situs tersebut tidak beroperasi selama hampir dua minggu.
PBB mengungkapkan, pada Rabu, bahwa pihaknya tidak dapat menerbangkan bantuan kemanusiaan ke Suriah selama waktu itu.
Secara terpisah, Amerika Serikat mengumumkan tambahan $756 juta bantuan kemanusiaan untuk Suriah, yang akan didistribusikan ke seluruh negeri untuk menyediakan makanan, tempat tinggal dan dukungan lain untuk keluarga yang membutuhkan.
PBB mengatakan lebih banyak orang yang membutuhkan di Suriah daripada sebelumnya, karena krisis ekonomi semakin membebani kemampuan mereka untuk mengakses barang dan layanan dasar. (haninmazaya/arrahmah.id)