DAMASKUS (Arrahmah.com) – Laporan yang belum dikonfirmasikan mengatakan kematian lebih banyak terjadi saat tentara loyalis pemerintah yang didukung tank baja dan penyebaran penembak jitu dikerahkan untuk membubarkan protes anti-pemerintah.
Kematian yang lebih banyak dari Jumat berdarah pekan lalu di suriah terjadi saat ribuan tentara yang didukung tank baja menyapu kota Deraa di selatan negeri dan kota pinggiran Damaskus, Douma.
Pasukan keamanan juga terus melakukan tindakan keras di kota pesisir Jableh untuk hari kedua.
Reporter Al Jazeera dari Damaskus mengatakan serangan pemerintah pada Senin (25/4/2011) “belum pernah terjadi sebelumnya” sejak negara tersebut mengalami protes anti-rezim pada tanggal 15 Maret 2011.
Saksi mata di Deraa mengatakan bahwa pada Senin, sedikitnya lima orang tewas ketika sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan dari dalam mobil. Kendaraan itu penuh dengan peluru, ujar saksi mata seperti yang dilansir AFP. Tembakan secara intens terdengar bergema di seluruh kota, ia menambahkan.
“Menara masjid ditarik untuk membantu. Pasukan keamanan memasuki rumah-rumah. Jam malam diberlakukan dan orang-orang meninggalkan rumah mereka. Mereka bahkan ditembak di tangki air yang terletak di atap rumah,” ujarnya.
Belum ada laporan kematian yang dikonfirmasikan. Ribuan tentara menyapu dalam kota sejak Senin (25/4) dini hari dengan tank untuk mengambil posisi di pusat kota dan mengerahkan penembak jitu di atap-atap gedung, ujar saksi mata.
“Jenazah terbaring di jalan-jalan, dan kami tidak bisa mengevakuasinya,” ujar seorang aktivis, menjelaskan bahwa mereka memiliki sedikit pengetahuan mengenai jumlah korban.
Tentara keamanan yang loyal kepada Bashar al-Assad, presiden Suriah juga menyerbu Douma pada Senin pagi, menembak warga sipil tak bersenjata dan menangkapi mereka, ujar kelompok HAM.
“Ada orang yang terluka. Sejumlah besar ditahan. Tentara mengulangi pola yang sama di semua pusat demonstrasi. Mereka ingin meletakkan revolusi menggunakan kebrutalan maksimal,”ujar seorang aktivis di Damaskus seperti yang dilaporkan Reuters.
Douma telah menjadi pusat protes terbesar sejak pemberontakan terhadap Assad dimulai di Suriah awal tahun ini.
Dan di Jableh, tentara keamanan melanjutkan tindakan keras terhadap demonstran yang telah dimulai hari sebelumnya.
“jableh dikelilingi oleh pasukan keamanan,” ujar saksi mata berbicara melalui telepon kepada al Jazeera. “Korban tewas di masjid-masjid dan rumah-rumah. Kami tidak dapat menjangkau mereka.”
Sedikitnya 13 orang tewas di Jableh sejak Minggu (24/4).
Suriah menutup semua perbatasan di selatan yang berbatasan dengan yordania saat militer melakukan operasi di Deraa.
Pos pemeriksaan dan keamanan ketat diberlakukan di pusat Damaskus.
Suriah melarang hampir seluruh media asing dan membatasi akses mereka sejak pemberontakan dimulai. Sehingga sulit mendapatkan laporan yang independen. (haninmazaya/arrahmah.com)