DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang pengamat politik mengatakan bahwa Amerika Serikat dan NATO tengah mempersiapkan alasan untuk melancarkan intervensi militer lainnya di daratan kaum Muslimin di Suriah dengan dalih “kemanusiaan”.
“Intervensi AS-NATO yang pastinya akan melibatkan Israel, sudah siap digambarkan dalam papan Pentagon,” ujar Michel Choussudovsky dalam artikelnya yang dipublikasikan Global Research seperti yang dilaporkan Press TV hari ini (6/2/2012).
Penulis mengatakan laporan yang diberikan oleh misi pengamat Liga Arab di Suriah yang dipublikasikan media mainstream, penuh kebohongan dan rekayasa, digunakan oleh Washington untuk “perubahan rezim” di negara tersebut.
Penulis mengklaim bahwa Liga Arab berada di bawah tekanan untuk menyebarluaskan kebohongan dan rekayasa kepada media-media internasinal yang digunakan untuk menjelekkan Bashar al Assad dan anteknya.
Chossudovsky mengatakan situasi Suriah mirip dengan Libya.
Dia menyimpulkan bahwa Duta Besar AS Robert Stephen Ford yang tiba di Damaskus pada bulan Januari 2011 silam, memainkan peran sentral dalam menciptakan panggung “untuk pemberontakan bersenjata di Suriah”.
“Mandat Ford di Damaskus adalah mempromosikan secara diam-diam pengembangan kelompok bersenjata. Dalam konteks ini, pembunuhan warga sipil yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata (didukung diam-diam oleh aliansi militer Barat), selalu disalahkan oleh rezim Suriah, dengan demikian mereka bisa menegakkan mandat AS-NATO untuk melakukan intervensi atas dasar ‘kemanusiaan’,” klaimnya.
Namun, fakta di lapangan memang menyatakan bahwa Presiden Bashar al Assad melakukan tindakan keras dan brutal untuk menumpas rakyatnya sendiri. Bahkan ia telah berulangkali mengancam akan melancarkan perang regional jika PBB dan Liga Arab memaksanya untuk mundur.
Dalam beberapa video yang dipublikasikan pun terungkap bagaimana kejamnya tentara Suriah yang diperintah langsung oleh Bashar al Assad terhadap para pendemo anti-rezim. (haninmazaya/arrahmah.com)