PATTANI — Perdana Menteri Thailand, Surayud Chulanont, secara terbuka meminta maaf kepada warga Muslim Thailand Selatan. Pernyataan maaf ini terkait kebijakan pemerintah sebelumnya yang dipimpin Thaksin Shinawatra dalam penyelesaian masalah di wilayah Thailand Selatan.
Surayud mengatakan, Thaksin lebih mengedepankan pendekatan militer terutama dalam menghadapi kelompok perlawanan. ”Taktik semacam ini justru telah membuat situasi di wilayah selatan memburuk,” katanya di hadapan sekitar seribu warga Pattani, di Pattani, Kamis (2/11).
Menurut Surayud, Thaksin menerapkan kebijakan yang sangat keras dan mengakibatkan sekitar 1.800 warga Thailand Selatan tewas. Masalah di Thailand Selatan muncul sejak Januari 2004. Ia menambahkan, pemerintah baru akan menggantikan pendekatan yaitu dengan cara-cara damai. Surayud juga mengkritik sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah sebelumnya. Kesalah-kesalahan mereka, jelas dia, telah memicu warga Thailand Selatan melakukan perlawanan untuk memisahkan diri dari Thailand.
Karena itu, kata Surayud, pemerintah akan menunjuk pejabat lokal yang mampu memberikan pelayanan terbaik bagi warga Thailand Selatan. Ia pun mengajak pemuda Muslim untuk sama-sama untuk mengakhiri masalah dan perlawanan yang terjadi di wilayah selatan.
”Saya ingin bertemu dan berbicara secara langsung dengan para pemuda. Mereka masih memiliki cukup waktu untuk membentuk sebuah masa depan bagi diri mereka sendiri maupun masyarakatnya,” kata Surayud yang pidatonya tersebut disiarkan melalui jaringan televisi nasional.
Surayud menegaskan, ia sangat ingin menyelesaikan masalah di wilayah selatan. Ia pun mendorong semua kalangan masyarakat di Thailand Selatan menjalin kerjasama dengan pemerintah yang baru. ”Kami berharap adanya kerjasama dari semua kalangan termasuk para pemuda,” tegasnya. Selain itu, Surayud juga menyatakan pemerintah bersedia untuk melakukan pembicaraan dengan kelompok perlawanan. Selama ini, Thaksin menolak untuk menempuh langkah tersebut.
Secara terpisah, pemimpin kudeta militer, Jenderal Sonthi Boonyaratglin, mengatakan bahwa Thaksin telah meninggalkan rumahnya di London. Kini, kata dia, Thaksin sedang berada di Cina. ”Kementerian Luar Negeri melaporkan bahwa Thaksin ada di Cina,” katanya.
Sonthi menambahkan, bila Thaksin kemudian ingin kembali ke Thailand maka ia harus meminta izin dari Perdana Menteri Surayud Chulanont. Apalagi sebelumnya, Surayud menyatakan berkeinginan melakukan pembicaraan resmi dengan Thaksin mengenai kepulangan Thaksin ke Thailand.
”Thaksin harus melakukan pembicaraan dengan perdana menteri mengenai kepulangannya. Kami yang berada di Dewan Keamanan Nasional tak memiliki wewenang untuk mengatur kepulangan atau memberi izin Thaksin untuk pulang. Semuanya wewenang perdana menteri,” ungkap Sonthi.
Penasihat hukum Thaksin, Noppadol Pattama, membenarkan laporan bahwa Thaksin sedang berada di Cina. Namun ia menyatakan dalam waktu dekat ini Thaksin belum memiliki rencana untuk kembali ke Thailand. ”Thaksin berada di Beijing untuk menemui sejumlah kawan,” katanya.
Noppadol mengatakan, Thaksin tiba di Beijing tak lama setelah Surayud meninggalkan Cina pada Rabu (1/11). Surayud berada di Nanning, Cina mengikuti peringatan 15 tahun hubungan Cina-ASEAN. Dalam forum itu, ia juga meyakinkan kehidupan demokratis di Thailand akan kembali normal. Menurut Noppadol, kunjungan Thaksin ke Cina tak berarti ia akan segera kembali ke Thailand. ”Thaksin itu seperti warga Thailand lainnya yang sangat memperhatikan perkembangan negaranya. Namun ia tak memiliki rencana kembali ke Thailand dalam waktu dekat ini,”ujarnya.
Noppadol menyatakan, bila kondisi Thailand telah kembali normal baru Thaksin akan menentukan apakah akan kembali atau sebaliknya. Rumor segera kembalinya Thaksin memang begitu santer. Menyusul pertemuan istri Thaksin, Pojaman dengan mantan perdana menteri yang juga penasihat raja, Prem Tinsulanonda, pekan lalu. (ap/afp/fer/RioL/arm).