(Arrahmah.com) – Terkait pemblokiran sejumlah situs media Islam yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), melalui halaman Facebook-nya pada Rabu malam (1/4/2015), K. H. Muhammad Arifin Ilham menyampaikan sebuah surat terbuka kepada Kepala BNPT, Irjen. Pol. Drs. H. Saud Usman Nasution. Berikut isi surat tersebut.
Surat untuk Ayahanda Irjen. Pol. Drs. H. Saud Usman Nasution, Kepala BNPT
Ayahanda tercinta Irjen. Haji Saud Usman Nasution, Nanda wajib mengingatkan Ayahanda yang telah memblokir Media Da’wah. Maafkan jika Ayah marah dengan Nanda. Ayahanda, hidup kita tidak lama di dunia, SANGAT SEBENTAR, apalagi jabatan yang kita emban. Segala sikap dan keputusan kita mengandung konsekuensi dunia akhirat.
Bacalah Kalam Allah dengan iman, barangsiapa memberi keputusan atau kebiasaan yang baik, lalu banyak yang mengikutinya maka sebanyak itu ganjaran mengalir Allah berikan kepadanya. Tetapi sebaliknya, barangsiapa membuat keputusan atau kebiasaan buruk, lalu banyak yang mengikutinya maka sebanyak itu dosa yang ditimpakan kepadanya. (QS. An-Nisa: 85)
Betapa besar NILAI AMAL dan PAHALA bila keputusan itu baik, sebanyak manfaat, sebanyak yang mengikutnya, sebanyak itu pahala mengalir yang Ayah raih. Tetapi kalau keputusan itu buruk apalagi sampai menutup JALAN DA’WAH, sungguh keputusan itu terlalu berani, terlalu riskan, Ayahanda.
Nanda wajib menyampaikan akibat-akibat bagi mereka yang menghalangi da’wah:
- Mendapat laknat Allah seperti Abu Lahab, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.” (QS. Lahab: 1-4)
- Akan mendapat azab yang sangat pedih di akhirat kelak
- Akan mendapat azab Allah saat di dunia
- Termasuk orang zalim yang sangat merugi
Allah berfirman, “Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.” (QS. Huud: 18 – 22)
- Menjadi musuh Allah dunia akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman: “Siapa saja yang telah memusuhi juru da’wah-Ku maka sungguhnya aku telah menyatakan perang kepadanya.” (HR. Bukhari)
- Menutup jalan da’wah membuat yang lemah iman semakin jahil, yang benci Islam semakin berjaya. Padahal Rasul yang mulia mengajarkan kita doa mohon perlindungan Allah dari “syamaatatil a’daai” membuat pembenci agama yang mulia ini bertepuk tangan.
- Menumbuhkan kecurigaan, fitnah bahkan kebencian umat kepada Ayahanda dan BNPT. Mengapa tanpa teguran peringatan sebelumnya, mengapa hanya Media Islam yang dicap radikal kalau yang lain tidak dicap radikal, dan sebagainya. Sungguh kecurigaan akan menjadi fitnah, dan fitnah menimbulkan kebencian, dan kebencian menjadi permusuhan. Bahkan sampai meninggalpun bukan saling mendoakan, naudzubillah min dzalika.
Bukankah kita bersaudara seiman, bisa duduk bersama, makan minum bersama dan saling menasehati. “Sesungguhnya orang-orang mu’min bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Semoga Ayahanda tercinta berkenan dan segera membuka kembali Jalan Da’wah mulia ini. Kalau memang banyak kekurangan dan kesalahan ikhwah Media Da’wah, AJAKLAH BERMUSYAWARAH untuk memperbaikinya, in syaa Allah semua berkenan dan berkah dengan silaturrahim, berkah BNPT, berkah da’wah, berkah juga untuk negeri yang kita cintai ini. Dan Nanda pun senang jika Ayah mengundang Nanda bermusyawarah.
Ikhwah fillah yang diblokir bersabarlah, in syaa Allah tidak lama, berdoalah dan doakanlah semua dan tentu pula muhasabah diri. Tantangan da’wah adalah keniscayaan, dan selalu berbuah hikmah besar, sahabatku. Maafkan Arifin ini yang merindukan keberkahan harakah da’wah dan kedamaian negeri ini.
Alangkah indahnya bila presidennya benar-benar memikirkan keadaan rakyatnya, tentara polisi melindungi rakyatnya, media da’wahnya lancar, rakyatnya menjadi ta’at, dan negerinya bertabur berkah, in syaa Allah, aamiin.
(arrahmah.com)