LONDON (Arrahmah.id) — Salinan “Surat untuk Amerika” tulisan Syeikh Osama bin Laden yang diterjemahkan dan diterbitkan ulang oleh The Guardian, pada 2002 lalu viral kembali di media sosial. Sejak Selasa (14/11/2023), surat ini jadi pembahasan hangat di TikTok, terutama di kalangan pengguna Amerika Serikat (AS).
Dilansir AFP (16/11), surat yang viral itu kini memicu perdebatan sengit tentang dukungan AS terhadap Israel dalam penjajahan di Palestina saat ini.
Dalam surat yang ditulis Osama bin Laden setelah insiden 11 September 2001 itu, ia menjelaskan salah satu alasannya melawan AS adalah karena dukungan AS kepada Israel.
Setelah viral, The Guardian lalu menghapus artikel yang sudah berusia 21 tahun itu. Mereka menggantinya dengan pernyataan redaksi yang menyebut bahwa dokumen tersebut sudah dibagikan “tanpa konteks penuh”.
“Halaman ini sebelumnya menampilkan dokumen yang berisi, dalam terjemahan, teks lengkap ‘Surat untuk Amerika’ dari Osama bin Laden yang dilaporkan di Observer pada Minggu, 24 November 2002,” tulis pernyataan The Guardian pada Jumat (17/11).
“Transkrip yang diterbitkan di situs kami telah dibagikan secara luas di media sosial tanpa konteks penuh. Oleh karena itu kami memutuskan untuk menghapusnya dan mengarahkan pembaca ke artikel berita yang memberikan konteksnya,” lanjut pernyataan itu.
Dalam surat sepanjang dua halaman yang kini beredar di media sosial itu, Osama bin Laden menjelaskan alasannya “menyerang” AS.
Surat itu diawali dengan dua kutipan ayat Al Quran tentang memerangi keburukan, Surat Al Hajj ayat 39 dan Surat An-Nisa ayat 76.
“Sambil mencari pertolongan Allah, kami menjawab dua pertanyaan dasar yang diajukan orang-orang AS. Pertama, mengapa kami melawan dan menentang anda? Kedua, apa yang kami inginkan dari anda?” tulis Osama bin Laden.
“Untuk pertanyaan pertama: mengapa kami melawan dan menentang anda? Jawabannya sederhana. Pertama, karena anda menyerang kami dan terus menyerang kami,” lanjutnya.
Osama bin Laden lalu menyinggung soal serangan dan bantuan AS kepada Israel untuk menyerang Palestina. Lebih dari 50 tahun (saat surat itu ditulis), Israel telah berusaha menjajah, membunuh, dan menghancurkan Palestina. Dan Amerika mendukung itu.
“Kami tertawa dan menangis melihat anda tak lelah mengulang kebohongan-kebohongan soal orang-orang Israel punya hak historis atas Palestina seperti yang dijanjikan dalam Kitab Suci Taurat. Siapa pun yang menentang ini akan dituduh sebagai anti-semit,” tulisnya.
Padahal, kata Osama bin Laden, orang-orang Palestina terdiri dari bangsa Arab murni dan bangsa Semit atau Yahudi yang asli. Umat Muslim percaya pada semua Nabi (dalam agama Samawi), termasuk Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.
Ia lalu menyinggung peran AS dalam serangan dan konflik di beberapa negara lainnya seperti di Somalia hingga Irak. AS juga mencuri kekayaan dan minyak dari Timur Tengah; serta memaksa banyak negara menerima pangkalan militer AS.
“Kalian mendukung Israel dengan gagasan mereka menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota mereka, kalian juga setuju memindahkan Kedutaan AS ke Yerusalem. Dengan bantuan dan perlindungan AS, Israel berusaha menghancurkan Masjid Al-Aqsa. Di bawah perlindungan militer AS, Sharon (Ariel Sharon, PM Israel saat itu) masuk ke Masjidil Aqsa,” ungkap Osama bin Laden.
Ia mengungkapkan, pemerintah AS telah menyalahgunakan uang pajak yang dibayarkan rakyatnya untuk membiayai jet-jet tempur untuk meledakkan Afghanistan, dan tank-tank yang digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah di Palestina. Osama bin Laden lalu mengajukan pertanyaan, mengapa AS mencoba menghancurkannya?
Osama lalu melanjutkan pada pertanyaan kedua, soal apa yang mereka inginkan dari AS. Selain meminta AS menerima Islam, Osama bin Laden juga agar AS berhenti menyebarkan tekanan, kebohongan, maksiat, dan pesta pora di antara mereka.
“Sungguh menyedihkan untuk memberitahu anda bahwa anda adalah peradaban terburuk yang pernah disaksikan dalam sejarah umat manusia,” ungkapnya.
Ia melanjutkan tulisannya dengan memaparkan apa-apa saja yang ia nilai sebagai perbuatan tak bermoral yang marak terjadi di AS. Termasuk bagaimana AS “mengeksploitasi” perempuan untuk menjual produk-produk mereka, padahal AS adalah negara yang mengklaim dirinya sebagai pendukung kebebasan perempuan.
“Anda menghancurkan alam dengan limbah industri dan gas yang lebih banyak daripada negara mana pun dalam sejarah. Sudah begitu, anda menolak menandatangani perjanjian Kyoto agar bisa terus mengamankan perusahaan dan industri anda yang begitu rakus,” tulis Osama bin Laden.
Terakhir, ia meminta AS untuk hengkang dan membiarkan mereka hidup damai. Ia lalu mengakhiri tulisannya dengan mengutip sejumlah ayat dalam Al Quran dan menjelaskan bawah pihaknya akan tetap berjuang melawan dan menghancurkan “kerajaan kejahatan” seperti AS.
“Surat untuk Amerika” ini telah menjadi tren di TikTok. Salah satu influencer TikTok bahkan mendapatkan 12 juta suka di videonya hanya dalam waktu kurang dari satu hari sejak videonya tentang surat tersebut diunggah.
“Saya ingin semua orang menghentikan apa yang sedang mereka lakukan dan baca surat ini. Lalu kembalilah ke sini dan beri tahu aku apa pendapatmu,” tulis influencer itu.
Surat itu, kata dia, telah membuatnya mengalami krisis eksistensi yang begitu hebat. Karena itu, ia ingin orang lain juga membacanya dan membagikan perasaan mereka kepada dirinya.
Surat tersebut juga mendapat banyak komentar positif dari pengguna media sosial dan masuk dalam trending TikTok. Termasuk di dalamnya untuk pencarian dengan kata kunci “ringkasan surat Osama untuk Amerika”, “teks lengkap surat untuk Amerika”, dan “penjelasan soal surat untuk Amerika”.
Setelah viral, TikTok memutuskan untuk memblokir konten-konten yang memuat soal surat ini. Dalam pernyataannya, juru bicara TikTok menyebut konten tersebut melanggar aturan mereka soal menolak dukungan pada segala bentuk terorisme.
“Kami secara proaktif dan agresif menghapus konten-konten ini dan akan mulai menyelidiki bagaimana konten tersebut bisa masuk ke platform kami,” tulisnya.
Meski mulai dihapus dari TikTok, namun banyak warganet yang mengunggah ulang dan membuat video serupa lalu menyebarkannya di berbagai platform media sosial. Salah satunya di Twitter.
Osama bin Laden setelah hampir satu dekade menjadi orang yang paling dicari di dunia, pada Mei 2011 diklaim telah dibunuh oleh pasukan khusus AS di kompleks tempat tinggalnya di Kota Abbottabad, Pakistan. (hanoum/arrahmah.id)