BAGHDAD (Arrahmah.com) – Mulai Rabu (29/8/2012) rezim boneka Syiah Rafidhah Irak telah memulai eksekusi mati 300 tawanan muslim sunni. Tindakan biadab rezim Syiah Irak itu juga merekam sejarah kepahlawanan seorang ulama mujahid dan pengkhianatan seorang politikus busuk.
Sang ulama mujahid tersebut adalah syaikh Muhammad Khalaf Al-Hamdani Al-Maushili, atau lebih dikenal dengan nama panggilan Abu Thalhah Al-Anshari. Abu Thalhah Al-Anshari adalah ulama dan komandan mujahidin Ansharul Islam yang telah berjihad melawan rezim Saddam Husain di pegunungan Kurdistan sejak 1998 M.
Pada masa invasi salibis AS dan NATO ke Irak, Abu Thalhah Al-Anshari memimpin perlawanan mujahidin di Maushil. Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi selaku komandan umum mujahidin Al-Qaeda Irak kemudian mengangkat syaikh Abu Thalhah Al-Anshari sebagai komandan mujahidin untuk propinsi Maushil dan wilayah Irak Utara. Syaikh Abu Thalhah Al-Anshari tertangkap oleh musuh pada 2005 M dan dieksekusi mati pada 7 Februari 2012. Semoga Allah menerima amalnya dan menempatkannya pada surga Firdaus yang tertinggi.
Adapun sang politikus busuk adalah Tariq Al-Hashimi. Politikus muslim sunni Irak dan Sekretaris Jenderal Iraqi Islamic Party itu dengan senang hati memegang jabatan Wakil Presiden Irak dalam pemerintahan boneka bentukan penjajah salibis AS yang didominasi oleh orang-orang Syiah Rafidhah. Boleh jadi ia menjustifikasi “ijtihad”nya dengan alasan maslahat umat muslim sunni.
Namun jabatan itu tidak ia raih dengan gratis atau harga murah. Ia harus rela dan membiarkan kebijakan rezim boneka Syiah Irak yang sangat zalim terhadap kaum muslimin sunni. Contoh nyata atas hal itu adalah ia menanda tangani persetujuan eksekusi mati terhadap 300 tawanan muslim sunni yang tidak berdosa. Jabatan tinggi ia raih dengan menzalimi dan mengkhianati kaum muslimin sunni.
Sebelum dieksekusi mati pada pekan pertama Februari 2012, syaikh Abu Thalhah Al-Anshari telah mengirimkan sebuah surat nasehat dan peringatan kepada Tariq Al-Hashimi. Peringatan itu sama sekali tak diindahkan oleh sang politikus busuk.
Kini, tujuh bulan setelah eksekusi mati atas sang ulama mujahid, nasehat dan peringatan beliau menemukan bukti kebenarannya. Ratusan tawanan muslim sunni kini dieksekusi mati. Tanpa ada pembelaan sedikit pun dari sang politikus yang menjual agamanya dan mengkhianati saudara sendiri demi meraih jabatan tinggi dan kenikmatan duniawi.
Berikut ini adalah terjemahan surat nasehat dan peringatan sang ulama mujahid kepada sang politikus busuk pengkhianat muslim sunni Irak. Surat tersebut disampaikan lewat oleh keluarga sang ulama mujahid dan dipublikasikan oleh sejumlah situs jihad internasional; Asy-Syumukh, Anshar Al-Mujahidin, Al-Fida’ dan Ana Al-Muslim.
Surat syaikh mujahid Abu Thalhah Al-Anshari kepada Tariq Al-Hashimi sebelum eksekusi mati dilaksanakan
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
As-salamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Inilah engkau berteriak dan berteriak bersama para pengkhianat ahlus sunnah yang menyertaimu bahwa pengakuan-pengakuan yang ditampilkan oleh stasiun TV-stasiun TV diambil dari mereka dengan cara paksaan lewat siksaan yang keji. Semua orang sudah mengetahui hal itu. Semua orang juga sudah mengetahui bahwa engkau bukanlah orang yang layak untuk itu, karena engkau tidak memiliki sifat kejantanan yang membuatmu melakukan hal itu.
Namun ini semua adalah permainan politik dari tuan-tuanmu (penjajah salibis AS, pent), karena mereka merasa bahwa engkau mencoba untuk membangkang kepada perintah-perintah mereka. Maka engkau pun mulai berteriak-teriak bahwa para hakim sangat sensitive dan pengakuan-pengakuan (para tahanan muslim sunni) itu diambil dengan cara siksaan dan paksaan.
Kini sudahkah engkau tahu?
Dalam kesempatan ini saya ingin mengingatkanmu beberapa hal:
Sudah berapa banyak perkara yang diajukan kepadamu di mana pengakuan para terdakwa diambil melalui siksaan keji dan paksaan dengan kekuatan, lalu engkau tetap saja menanda tangani vonis hukuman mati untuk mereka?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang senantiasa melakukan shalat malam dan rajin berpuasa sunnah di siang hari?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang hafal Al-Qur’an?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang banyak menangis karena takut kepada Allah?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang setiap hari dalam shalatnya membaca lima juz Al-Qur’an atau bahkan lebih?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang senantiasa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tiga hari sekali?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang rela meninggalkan 90 persen perkara yang halal karena khawatir terjatuh pada 10 persen perkara yang haram?
Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang…? Sudah berapa banyak engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang yang…?
Belum tahukah engkau bahwa pengakuan-pengakuan mereka diambil melalui siksaan yang keji dan paksaan?
Belum tahukah engkau bahwa sebagian mereka diancam akan dinodai kehormatannya, belum lagi berbagai macam bentuk siksaan yang sangat biadab?
Belum tahukah engkau bahwa sebagian muslimah yang menjaga kesuciannya telah diperkosa (oleh tentara rezim Syiah Irak, pent) di depan anaknya agar anaknya memberikan pengakuan?
Belum tahukah engkau bahwa mata mereka dicungkil, kuku-kuku mereka dicabuti, sebagian anggota keluarga mereka dibunuh…semua itu agar mereka memberikan pengakuan? Berkas perkara mereka disodorkan kepadamu, lalu engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk mereka, lalu sekarang engkau baru mengakui kalau pengakuan mereka diambil dengan siksaan yang keji dan paksaan dengan kekuatan?
Saya juga akan mengingatkanmu:
Pada awal tahun 2007 engkau menegaskan bahwa engkau tidak menanda tangani vonis hukuman mati untuk orang-orang yang melawan penjajahan (salibis AS dan NATO, pent)…saat itu engkau menegaskan bahwa engkau hanya menanda tangani vonis hukuman mati untuk kasus-kasus pemerkosaan, perampokan, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya…sudahkan engkau memikirkan bahwa para tahanan itu memberikan pengakuan tersebut karena siksaan yang keji dan paksaan dengan kekuatan?
Lalu beberapa bulan yang lalu ketika aku menanyakan kepadamu apakah engkau menanda tangani vonis hukuman mati untuk perkara-perkara yang disebut “terorisme”, engkau menjawab,
“Dan bagi kalian dalam hukuman setimpal itu ada kehidupan, wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah [2]: )
Apakah sejarah akan melupakan perbuatanmu ini? Saat itu engkau mengatakan bahwa engkau tidak akan memaafkan orang yang dituduh terlibat perkara “terorisme”.
Saya harus bertanya kepadamu dan kepada para pengkhianat ahlus sunnah yang menyertaimu, terutama pemimpin pengkhianat An-Nujaifi: “Siapakah yang membantai puluhan ribu, bahkan ratusan ribu kaum muslimin ahlus sunnah? Di manakah orang-orang yang membantai mereka? Apakah darah mereka (penjajah salibis AS dan NATO serta rezim Syiah Irak, pent) adalah darah yang sebenarnya, sementara darah ahlus sunnah adalah air belaka?”
Inilah penjara-penjara di Irak dipenuhi denganratusan pemuda ahlus sunnah, juga ratusan wanita ahlus sunnah yang menjaga kesuciannya dan tidak bersalah sedikit pun. Semua ini adalah bentuk penghinaan terhadap ahlus sunnah. Padahal engkau (dan orang-orang yang bersamamu) seharusnya menjadi sebaik-baik penolong bagi mereka. Sikap kalian ini akan melemparkan kalian ke dalam tong sampah sejarah, lalu bagi kalian kehinaan di dunia dan akhirat atas sikap kalian ini.
Ketahuilah wahai Tariq Al-Hasimi, kalian hanyalah alat untuk memusuhi ahlus sunnah. Jika bukan lewat kalian, tentulah mereka (penjajah salibis AS dan NATO serta rezim Syiah Irak, pent) tidak akan bisa melakukan kebiadaban seperti ini kepada ahlus sunnah. Jika mereka telah merasa tidak membutuhkan kalian, atau tuan-tuan kalian ((penjajah salibis AS dan NATO , pent) mulai merasakan sikap pembangkangan kalian niscaya nasibmu minimal adalah seperti kondisimu saat ini.
Lihatlah bagaimana cara mereka memperlakukan kalian, sedangkan mereka adalah makhluk Allah yang paling hina. Tidak ada yang mau menerima perlakuan seperti itu dari mereka kecuali orang yang lebih hina dari mereka. Sungguh kalian telah menjadi Abu Righal (pemimpin suku Arab yang menjadi penunjuk jalan bagi tentara Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah, pent) terhadap ahlus sunnah.
Ketahuilah olehmu dan para pengkhianat ahlus sunnah yang menyertaimu bahwa kemenangan pada akhirnya akan dipetik oleh orang-orang yang bertakwa, meskipun orang-orang yang dengki tidak menyukainya.
Ketahuilah, sesungguhnya bara api yang dinyalakan dengan darah ribuan syuhada’ para putra terbaik umat Islam tidak akan pernah padam, dengan izin Allah. Kitab Allah dan sunnah nabi-Nya SAW akan diterapkan di bumi Khilafah, dengan izin Allah Yang Maha Mengalahkan.
Allah Maha Melaksanakan kehendak-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Ditulis dari dalam penjara rezim murtad dan munafik di bumi Irak
Abu Thalhah Al-Anshari
9 Shafar 1433 H
(muhib almajdi/arrahmah.com)