(Arrahmah.com) – Assalamu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh.
Semoga anda senantiasa dalam lindungan Allah.
Segala puji hanya milik Allah shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya semua.
Publik Aceh telah digemparkan oleh ceramah anda yang berjudul “Sebab Terjadinya Tsunami di Aceh” yang diunggah ke YouTube pada tanggal 16 May 2016 oleh akun bernama “Golongan Kanan” dengan Link https://www.youtube.com/watch?v=GpcrVdA9E7k.
Ceramah anda tersebut sangat melukai perasaan hati kami sebagai masyarakat Aceh. Isi ceramah anda cenderung memfitnah dan menyudutkan martabat masyarakat Aceh dengan menyebutkan bahwa kebanyakan masyarakat Aceh telah melakukan dosa besar secara umum dengan mengkonsumsi ganja sehingga disapu azab tsunami. Padahal ganja adalah termasuk khamar yang Allah haramkan untuk dikonsumsi.
Dalam ceramah anda yang berdurasi hampir 12 menit itu, anda mengungkapkan bahwa tsunami yang menerjang kawasan pesisir Aceh pada 2004 silam, secara teori disebabkan karena ulah masyarakat Aceh sendiri yang telah melakukan dosa besar secara berjamaah (merata) pada makanan dengan menjadikan biji/daun ganja sebagai bumbu masakan yang selanjutnya dimakan/dikonsumsi secara bersama oleh mayoritas masyarakat Aceh. Darimana anda mendapatkan data ini? Saya tumbuh besar di pedesaan Aceh, dan seumur hidup saya belum pernah melihat langsung tanaman ganja sekalipun!
Anda juga menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat Aceh mengkonsumsi ganja, bahkan anda sebutkan sampai ada sebagian orang Aceh yang mengunyah-ngunyah langsung daun ganja. Anda juga mengatakan bahwa di kebanyakan rumah orang Aceh, di halaman dan pekarangan rumah mereka menanam langsung tanaman ganja untuk selanjutnya dikonsumsi. Dari mana sumber berita ini anda dapatkan wahai Ustadz yang mulia? Bukankah Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya beriman untuk melakukan tabayyun ketika mendapatkan berita tentang suatu kaum, apalagi berita yang sangat sensitif seperti ini! Apakah anda sudah tabayyun tentang berita yang ternyata adalah fitnah dan dusta ini wahai Ustadz?
Sadarkah anda telah mengoyak kehormatan kami yang juga saudara anda yang beriman kepada Allah!? Anda telah menebar berita dusta dan fitnah yang menstigma masyarakat Aceh pada umumnya adalah pengkonsumsi ganja, membudidayakan ganja di halaman rumah kami, suka mengunyah ganja bahkan menjadikan ganja sebagai bumbu dapur kami! Wahai Ustadz beritahu kami sudahkah anda tabayyun tentang kebenaran berita ini?
Seakan-akan anda menuding kami sebagai kaum tak beradab dan kumpulan gembong budidaya ganja. Ketahuilah wahai Ustadz, kami juga memiliki marwah dan izzah, maka hargailah itu!
Tidak cukup sampai disitu, entah dari mana sumbernya, anda menambahkan dosa besar yang telah dilakukan oleh masyarakat Aceh, anda katakan bahwa para nelayan Aceh ketika hendak kembali melaut pasca libur Ramadhan melakukan ritual melepas sesajen ke laut untuk penjaga dan dewa laut. Sekali lagi ingin saya tanyakan apakah anda sudah tabayyun wahai Ustadz?
Untuk melengkapi hasil penelitian dan kajian anda, anda juga menyebutkan bahwa beberapa hari sebelum datangnya tsunami, orang Aceh telah melakukan hiburan berupa acara tari striptease (wanita telanjang) dipinggir pantai layaknya seperti di bar-bar dan diskotik Barat. Siapa yang memberikan anda informasi ini, anda wajib mengklarifikasi semua tudingan anda!
Tentu semua kita melakukan dosa, baik dosa kecil hingga dosa besar. Namun menyampaikan informasi yang tidak benar untuk menguatkan teori anda adalah suatu tindakan yang tidak layak dan sangat tidak terhormat.
Apa yang telah anda sampaikan dalam ceramah anda telah menjadi bola panas yang malah semakin menyudutkan dakwah sunnah di Aceh. Kalangan yang memusuhi dakwah sunnah semakin menjadi-jadi memusuhi sunnah karena ceramah anda yang tendensius tersebut.
Anda sebagai seorang da’i yang dikenal sebagai representasi dakwah Salafiyah dianggap telah melukai kehormatan masyarakat Aceh melalui ceramah yang penuh informasi keliru dan dusta. Masyarakat awam menanggapi fenomena ini bukan hanya dengan sekedar menghakimi personal anda sebagai si penceramah, namun ikut menghakimi dakwah sunnah secara keseluruhan.
Saya harap, dengan segala kebijaksanaan dan kearifan anda, segera klarifikasi isi ceramah tersebut. Dan minta maaflah kepada masyarakat Aceh yang telah tersinggung karena informasi tidak benar yang telah anda sampaikan dalam ceramah tersebut.
Jazakallah khairan wa Barakallahu fiik.
Akhukum fillah.
Fazel J. Haitamy
(*/arrahmah.com)