JAKARTA (Arrahmah.com) – Bencana demi bencana terus melanda negeri ini. Merapi hingga saat ini masih terus menyemburkan awan panas, menerpa siapa saja yang dilaluinya. Apa yang seharusnya segera dilakukan Presiden SBY dan Pejabat pemerintahannya? Berikut surat terbuka dari Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman.
Bismillahirrahmanirrahim
Semoga Allah memberi hidayah kepada Presiden SBY dan pejabat pemerintahannya agar segera bertaubat dengan Taubatan Nasuha sebelum bangsa ini terpuruk dan musnah dengan beban penderitaannya. Sejak berkuasanya, bangsa ini telah menghadapi segala bencana dari sekecil-kecilnya sehingga sebesar-sebesarnya. Tsunami, gempa bumi dan sekarang Merapi beserta kawan-kawannya ‘muntah’ karena kemusyrikan, kesombongan dan kedurhakaan para penguasanya kepada Allah dan RasulNya, menangkapi para ulama yang shalih dan jujur, menembak para Mujahidin yang belum terbukti bersalah dan menghukum berat para pemuda Islam yang dituduh teroris.
Beberapa kali Obama gagal ke Indonesia, karena disambut dengan pembunuhan pemuda Muslim. Sekarang akan datang lagi dan disambut oleh Tsunami Mentawai dan kemarahan Merapi. Maka, akankah dia diterima juga?
Jika Presiden SBY dan pemerintahannya ingin bangsa ini selamat, (1) Tolak kedatangan Obama dan orang-orang sepertinya, (2) hentikan segala isu teroris dan terorisme, (3) bebaskan tanpa syarat Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan para Mujahid yang direkayasa bukti kesalahannya, (4) dan tegakkan Syari’at Allah Subhanahu Wata’ala, Allah pasti akan menggantikan bala bencana ini dengan Rahmat, Barakah dan Magfirah Nya.
Perhatikanlah firman Allah berikut ini:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96)
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra’, 17: 16)
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am, 6: 44)
Jakarta, 7 November 2010/1 Zul Hijjah 1432 H.
Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman.