Penyeleseian kasus korupsi yang seolah tak pernah terseleseikan, dimana hukum menjadi mandul dalam memberi hukuman setimpal bagi para koruptor sehingga memberi ruang dan kesempatan bagi regenerasi koruptor di Indonesia, membuat rakyat mulai gera. Pemerintah dan lembaga peradilan tampak setengah-setengah menangani kasus korupsi sehingga kepercayaan rakyat pun makin lama makin hilang.
Terkait hal tersebut, Forum Umat Islam mengirimkan surat terbuka kepada Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Berikut adalah isi surat tersebut:
Kepada
Saudara Presiden Republik Indonesia
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Di Jakarta
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Udara Jakarta yang panas barangkali tidak sepanas hati masyarakat Jakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang menghendaki perubahan rezim dan sistem di negeri yang sejak 2004 diamanahkan di pundak saudara.
Saya yakin saudara sudah mendengar bahwa masyarakat sudah tidak sabar menunggu langkah saudara untuk menyelesaikan perkara bangsa dan negara yang kian karut marut ini, khususnya korupsi yang sudah sangat akut dan sistemik yang tidak mungkin lagi dihentikan dengan cara-cara konvensional, termasuk cara-cara KPK. Apalagi keputusan Saudara sering tampak tidak jelas arahnya, seperti apa urgensi dari pengangkatan 13 wakil menteri selain penghamburan anggaran negara?
Saya yakin saudara bisa merasakan bahwa rakyat yang sudah bosan dengan politik pencitraan, permainan isu, dan pengalihan perhatian kini makin marah. Karena mereka makin sengsara. Tentu saudara sudah mendengar petani kentang telah berteriak: Hentikan impor kentang atau kita impor Presiden! Tentu saudara sudah mendengar foto saudara hilang dari gedung DPR.
Tentu saudara sudah mendengar para jenderal pensiunan sudah menulis di dinding kantor mereka: SBY mundur terhormat, atau dilengserkan rakyat!. Dan baru-baru ini para jenderal pensiunan dan sejumlah aktivis pemuda dan mahasiswa telah mengeluarkan maklumat “memecat” Saudara dari jabatan kepala negara dan akan membentuk pemerintahan sementara untuk menjalankan Pancasila dan UUD 1945 yang murni dan konsekuen. Kondisi ke arah revolusi rakyat/sosial dan anarkisme seperti di Tunisia, Mesir, Libya, dan negara-negara Timur Tengah lainnya tampaknya tinggal tunggu waktu saja.
Oleh karena itu, tergantung Saudara mengantisipasi dan menyikapinya. Apakah Saudara berani ambil keputusan yang betul-betul berpihak kepada rakyat, tidak lagi kepada segelintir konglomerat dan pejabat yang mengabdi kepada syahwat kaum serakah di Amerika Serikat?
Ya, apakah Saudara berani segera mengubah arah kebijakan negara yang kini didominasi penindasan dan penghisapan oleh sistem neolib yang menjarah seluruh harta umat manusia di seluruh dunia untuk memanjakan syahwat mereka yang menguasai saham di wall street? Artinya, apakah Saudara berani memproklamirkan kembali kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dari seluruh kekuatan modal asing yang telah menghisap setiap jengkal tanah air kita yang kaya raya dan menata kehidupan baru Indonesia yang bebas dan bersih dari unsur-unsur penjajahan kaum kafir neo-kolonialis, neo-imperialis, neo-liberalis itu?
Artinya, apakah Saudara berani mengambil kembali seluruh aset-aset rakyat yang terlanjur diserahkan kepada asing; menghentikan seluruh kegiatan antek-antek neolib yang beroperasi di negeri ini, termasuk menutup fakultas-fakultas ekonomi neolib di seluruh universitas di NKRI ini, yang selama ini telah meratakan jalan bagi para penjajah untuk menjarah harta kekayaan rakyat.
Jika saudara berani, maka segeralah memanggil para menteri dan pejabat saudara. Baik sipil maupun militer, untuk Saudara ajak rundingan menyelesaikan permasalahan ini dengan cara yang saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Ajaklah mereka untuk sama-sama mengakhiri jabatan dengan husnul khatimah, yaitu dengan cara mengubah sistem yang ada ini dan mengganti dengan sistem lain yang menjamin kehidupan rakyat secara nyata. Siapa yang setuju, itulah pejabat amanah. Yang tidak, itulah pengkhianat!
Untuk mendapatkan dukungan konkret dari rakyat, ada dua langkah perlu diambil:
Pertama, .
Kedua, Saudara dan seluruh pejabat yang telah bertaubat itu segera berembuk dengan para ulama dan para aktivis Islam yang faham hukum-hukum syariat Allah dalam bidang ekonomi, politik, dan pemerintahan; yang selama ini berani mengkritik dan menentang kebijakan Saudara; yang selama ini berpihak kepada umat dan menentang Amerika Serikat; yang selama ini dipojokkan dan menjadi bulan-bulanan media massa kaum neolib serta para anteknya.
Berembuklah dengan mereka tentang bagaimana membangun Indonesia yang baru, yang bersih dari korupsi, yang berkah bagi seluruh rakyat Indonesia (Qs Al-A’raf 96).
Semoga Saudara tidak ragu mengambil keputusan perubahan dan tidak keliru mengambil kawan (Qs Al-Munafiqun 8).
Semoga rakyat masih bisa sabar menunggu keputusan yang sangat dinantikan itu. Dan semoga Saudara bisa mengakhiri masa jabatan Saudara dengan husnul khatimah. Wallahu a’lam!
Wabillahit taufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 19 Dzulqa’dah 1432 H/17 Oktober 2011
Forum Umat Islam (FUI)
KH. Muhammad Al-Khaththath
Sekretaris Jenderal