JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Intelekrual Ulama Muda Indonesia (MIUMI), sejak awal sangat peduli terhadap prahara Mesir. Beberapa kali MIUMI mengadakan konferensi pers untuk menyikapi soal ini. Dari mulai gejolak pra kudeta, berlangsungnya kudeta terhadap Mursi hingga kekerasan berdarah paska kudeta.
Sikap MIUMI tegas berpihak kepada Islam dan kaum Muslimin, dan mengecam dengan keras tindakan brutal rezim Sisi terhadap kaum Muslimin. Hingga Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir pernah mengatakan akan melakukan sinergi ulama tingkat Asia Tenggara menyikapi Mesir ini. Lalu akan memberangkatkan utusannya untuk berbicara dengan simpul-simpul pergerakan yang sedang bekerja di Mesir. Itu dikatakan sebelum pembantaian terjadi.
Setelah pembantaian terhadap kaum Muslimin ini, MIUMI insya Allah tetap akan memberangkatkan utusannya. Redaksi arrahmah.com menerima email surat terbuka MIUMI untuk Dubes Mesir. Berikut isi surat terbuka tersebut.
***
Assalamu’alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Kami atas nama Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyampaikan penghargaan yang tinggi dan doa yang tulus untuk YM Dubes Bahauddin semoga sehat wal afiat dan sukses melaksankan tugas-tugas diplomatik di Kedutaan Mesir di Jakarta. Juga kami sampaikan kepada YM Dubes rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga para syuhada dan yang terluka dalam peristiwa berdarah di Monumen Sadat, dan Lapangan Rabe’a dan
Al-Nahdah di Kairo. Semoga Allah merahmati mereka dan memberikan kesabaran kepada keluarga mereka.
Pada kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan, atas nama umat Islam
di Indonesia, protes keras kami terhadap metode pembubaran paksa aksi sit ins (I’tishom) dan demonstrasi pendukung pro-Presiden Morsi di Lapangan Rabe’a Al-Adawiya dan Al-Nahdah, yang telah menewaskan warga-warga sipil yang damai dan nir-senjata atau kekerasan. Hal itu sungguh berlawanan dengan kehormatan patriotisme militer dan polisi Mesir. Rasa sakit yang dialami saudara kami di Mesir sungguh sangat menyakiti kami juga Bangsa Indonesia yang sedang merayakan HUT Proklamasi RI ke-68. Karena Mesir adalah negara berdaulat pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada bulan Maret 1946, dan memback-up diplomasi Indonesia di Liga Arab dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Perhatian kami terhadap peristiwa tragedi di Mesir bukanlah bentuk intervensi terhadap kondisi perpolitikan dalam negeri Mesir. Kami tegaskan bahwa perselisihan politik di Mesir harus diselesaikan dengan cara dialog yang beradab dan damai. Kami hanya peduli dan memprihatinkan tragedi berdarah yang menelan ribuan korban warga sipil yang sangat memilukan dan menodai nilai-nilai kemanusiaan. Kami mengingatkan anda akan Firman Allah SWT dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, tentang haramya pertumpahan darah.
Allah berfirman: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi” (Qs. Al-Maidah: 32)
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya” (Qs. An-Nisa: 93),
Nabi SAW bersabda: “Demi Allah yang nyawaku di tangan-Nya, sungguh pembunuhan seorang mukmin lebih besar dampaknya dari pada hancurnya dunia di sisi Allah” (Hr. An-Nasai), “Amal yang pertama dihisab oleh Allah SWT adalah solat dan perkara pertama yang diadili di antara manusia di hari Kiamat adalah tumpahnya darah” (HR. Bukhari-Muslim)
Oleh sebab itu, kami menghimbau dan meminta YM Dubes Bahauddin untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai protes atas keburukan manajemen krisis di Mesir, dan agar beliau tidak menjadi bagian dari rejim yang melakukan kejahatan kemanusiaan. Semoga Allah SWT menjaga Mesir dari segala keburukan. Hasbunallah wa ni’mal wakiil.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Jakarta, 9 Syawal 1434 Hijriah
Bachtiar Nasir
Sekretaris Jenderal MIUMI
(azmuttaqin/arrahmah.com)