JAKARTA (Arrahmah.id) – Ketua Umum PP Muhammadiyah 1968-1990 Kiai Haji Abdur Rozak Fachruddin atau akrab dikenal dengan Pak AR pernah mengirim surat terbuka kepada Paus Yohannes Paulus II. Surat tersebut berjudul Sugeng Rawuh, Sugeng Kondur (Selamat Datang, Selamat Jalan) dengan menggunakan bahasa Jawa halus, kromo inggil.
Menurut situs PWMU.co, Surat Pak AR pada Paus Yohannes Paulus II diungkapkan Sukriyanto AR, putera Pak AR, dalam buku Biografi Pak AR yang diterbitkan Penerbit Suara Muhammadiyah, Mei 2017.
Surat itu ditulis saat Sri Paus Yohannes Paulus II dari Vatikan—ke Indonesia pada tanggal 9-14 Oktober 1989, sebagai tamu negara.
Artikel “KH Abdur Rozak Fachrudin (Ketua 1968 – 1990) di Muhammadiyah.or.id, mengungkap poin poin isi surat tersebut.
Dalam surat tersebut Pak AR menyampaikan adanya ganjalan bagi umat Islam Indonesia, dimana umat Katolik banyak menggunakan kesempatan memengaruhi ummat Islam yang masih menderita dan miskin agar mau masuk ke agama Katolik.
Mereka diberi uang, dicukupi kebutuhannya, dibangunkan rumah-rumah sederhana, dipinjami uang untuk modal dagang, tetapi dengan ajakan agar menjadi umat kristen. Umat Islam dibujuk dan dirayu untuk pindah agama.
Masih menurut sumber yang sama, kepada Paus Yohanes Paulus II itu, Pak AR menyatakan bahwa agama harus disebarluaskan dengan cara-cara yang perwira dan sportif.
Meski sempat bikin geger, sehingga sempat disebutkan sempat ditelepon Korem. Namun, dalam situs Muhammadiyah.or.id disebutkan jika pada akhirnya kritik tersebut diterima karena disampaikan dengan lembut dan sejuk dalam bahasa Jawa halus, serta dijiwai semangat toleransi tinggi.
Pak AR lahir 14 Februari 1916 di Cilangkap, Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta. Pak AR menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sejak tahun 1968 setelah di-fait accomply untuk menjadi Pejabat Ketua PP Muhammadiyah sehubungan dengan wafatnya K.H. Faqih Usman dan dikukuhkan dalam Sidang Tanwir di Ponorogo (Jawa Timur) pada 1969
Setelah itu, dia terpilih secara berturut-turut dalam empat kali Muktamar Muhammadiyah berikutnya untuk periode 1971-1974, 1974-1978, 1978-1985 dan terakhir 1985-1990. Pak AR adalah ulama besar yang berwajah sejuk dan bersahaja, dikutip dari Okezone.com.
(ameera/arrahmah.id)