(Arrahmah.com) – Yayasan Nukhbatul Fikri baru-baru ini merilis sebuah surat yang pernah ditulis oleh mantan mufti Al-Qaeda, Syaikh Abu Yahya Al-Libi rahimahullah kepada amir Jabhah Nushrah, Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani hafizhahullah.
Melalui surat ini kita bisa melihat dengan jelas bagaimana manhaj Al-Qaeda dalam menyikapi jihad global, khususnya di bumi Syam pada hari ini. Melalui surat ini kita juga bisa melihat dengan jelas bahwasanya strategi yang dijalankan oleh Jabhah Nushrah pada hari ini telah sesuai dengan arahan-arahan dari para pimpinan di Al-Qaeda Pusat.
Syaikh Abu Yahya Al-Libi adalah seorang mantan mufti agung Al-Qaeda yang syahid, in syaa Allah, tidak lama setelah Syaikh Usamah bin Ladin syahid, in syaa Allah. Sehingga bisa kita katakan bahwasanya manhaj yang dibawa oleh Syaikh Abu Yahya Al-Libi sesuai dengan manhaj yang dibawa oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah.
Maka dari sini kita menyimpulkan bahwa Jabhah Nushrah dan Al-Qaeda secara umum dibawah pimpinan Syaikh Aiman Az-Zhawahiri sama sekali tidak berubah manhaj, karena isi dari surat Syaikh Abu Yahya Al-Libi tersebut sesuai dengan manhaj Al-Qaeda pada hari ini.
Surat ini menjadi kerikil yang tajam di tenggorokan para penebar fitnah yang tidak berhenti mengkampanyekan bahwasanya Al-Qaeda pada hari telah berubah manhaj. Berikut terjemahannya, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Rabu (25/3/2015).
بسم الله الرحمن الرحيم
MAJMU’AH NUKHBATUL FIKRI
SYAIKH ABU YAHYA AL LIBI RAHIMAHULLAH
KEPADA
SYAIKH AL-FATIH ABU MUHAMMAD AL JAULANI HAFIZHAHULLAH
Puji, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Mushthafa, amma ba’du:
Dari hamba yang lemah Abdul Halim (Abu Yahya Al-Liby,-red) kepada saudaranya yang terhormat, Abu Muhammad Al Jaulani Hafizhahullah:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh.
Saya berharap kepada Allah ketika surat ini sampai ke tangan Anda, Anda beserta seluruh tentara pilihan Anda dalam kondisi yang baik, baik itu dalam urusan agama maupun dunia, semoga Allah juga meneguhkan langkah kalian, memberikan kesabaran kepada kalian dan melapangkan serta memenangkan kalian.
Di tengah situasi dan kondisi di Syam yang berubah dengan cepat dari hari ke hari bahkan dari detik ke detik, kami masih terus berusaha mengikuti perkembangan peristiwa di sana dengan penuh antusias.
Walaupun apa yang terjadi di sana sangat berat dan keras, namun dibaliknya tersimpan keuntungan yang besar dan anugerah yang penting yang harus segera diraih, harus segera diamankan, harus segera diinvestasikan dengan baik dan harus dipelihara dengan cermat, agar tidak hilang dari tangan kita.
Di dalam pesan singkat ini saya ingin memaparkan beberapa poin, namun dikarenakan kondisi saya yang tidak memungkinkan, saya akan memaparkannya secara langsung dan tanpa berbasa-basi, namun jika ada kesempatan lain, saya akan memaparkannya secara panjang lebar, dan orang-orang bijak seperti kalian biasanya akan langsung faham hanya dengan beberapa isyarat kata.
Pertama:
Lokomotif perang itu adalah sumber daya manusia, jika sumber daya manusia terus eksis dan berkembang, maka perang akan tetap eksis, sedangkan tentu kalian sadar bahwa perang (di Syam) ini masih berada pada fase awal, dan hanya Allah yang tahu sampai kapan perang ini akan berlanjut, karenanya kalian harus mencermati poin-poin berikut ini:
- Memperhatikan aspek penjagaan terhadap kader yang kalian miliki baik itu dari segi militer, syariat, politik dan lain sebagainya secara menyeluruh, hingga ketika perang ini usai, kalian masih memiliki kader-kader yang sekelas Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Khalid. Saya meminta kepada kalian dengan sangat, untuk mencegah para kader pilihan kalian khususnya mereka yang ahli di bidang syariat untuk masuk ke dalam barisan pasukan bom syahid, apapun itu alasan dan motifnya.
- Memberikan perhatian khusus dalam melatih dan mendidik para pemuda dalam skala yang besar, karena di saat-saat seperti inilah jiwa seseorang dalam kondisi siap, hati dalam kondisi terbuka, dan motivator yang aktif tersedia, dan kesempatan seperti ini jarang ditemukan dan tersedia, jadi kalian harus melatih para pemuda dari seluruh wilayah sebanyak-banyaknya, walaupun latihan tersebut hanya bisa digelar secara berkala dan operasionalnya harus dibantu oleh penduduk setempat.
- Menjaga para komandan dengan cara terus berkomunikasi dan mengikuti perkembangan mereka satu-persatu, bahkan bagi para komandan yang aktif di lapangan harus diberikan arahan khusus, apakah itu melalui pesan tertulis ataupun rekaman suara.
Intinya setiap person yang berhasil kalian bina saat ini akan berguna bagi kalian di masa datang. Coba bayangkan peperangan kita melawan para penyembah salib, berapa banyak mujahid dan orang awam yang sudah ‘dimakan’ oleh peperangan itu? namun mereka tidak pernah habis! Dan coba ambil pelajaran dari kondisi saudara-saudara kalian yang sabar di Iraq, baik itu di tingkat komandan maupun prajurit, ambillah pelajaran dari seluruh sisinya, letakkanlah selalu pengalaman tersebut di depan mata kalian, bayangkanlah bagaimana peperangan itu bisa menjadi sedemikan lama, ganas, rumit dan banyak memakan tumbal.
Kedua:
Pada Perang Badar, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat:
إِذَا أَكْثَبُوكُمْ فَارْمُوهُمْ وَاسْتَبْقُوا نَبْلَكُمْ
“Jika mereka telah mendekati kalian, lemparlah mereka & tetap serang dengan anak panah kalian.” [HR. Bukhari No.3685].
Kalian harus tetap menyerang musuh dengan anak panah kalian, jangan tanggung-tanggung mengeluarkan busur yang ada di dalam kantong panah kalian, terus lakukan aksi dan operasi, kalian masih berada di awal peperangan yang diperkirakan akan panjang, jadi timbunlah, simpanlah dan amankanlah persenjataan dan amunisi sebanyak yang kalian mampu, sehingga itu akan berguna untuk menjalani hari-hari yang berat dan kerasnya front pertempuran di garis depan, sambil terus menyempurnakan sistem pergudangan kalian, sehingga senjata-senjata kalian tidak hilang.
Kami juga memohon kepada kalian dengan sangat untuk mempersempit ranah operasi bom syahid sesempit-sempitnya, bahkan jika mampu tekan angkanya hingga hampir mencapai nol. Insya Allah saya akan menuliskan beberapa aturan lapangan yang biasa kami terapkan terhadap pelaksanaan operasi bom syahid, sehingga kalian dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya.
Tentu saja yang saya maksud di poin ini bukan menghentikan seluruh operasi militer dan berusaha mengumpulkan senjata sebanyak-banyaknya, namun jangan sampai kita mencurahkan seluruh atau mayoritas kemampuan kita di awal peperangan, kemudian ketika datang waktu-waktu sulit, kelompok kita menjadi kelompok yang paling kekurangan pasukan, persenjataan dan peralatan, sehingga hasil pengorbanan kita akan direbut oleh pihak lain!
Ketiga:
Kesolidan barisan sebuah kelompok itu tergantung kepada aspek-aspek berikut ini:
- Kejelasan ideologi dan kefahaman anggota terhadap ideologi itu.
- Kepemimpinan yang jujur, setia, penyayang, pemaaf, lembut dan suka bermusyawarah.
- Kepuasaan anggota (prajurit) dalam beramal dan tidak menahan mereka untuk beramal.
Jika tiga hal ini berhasil dilaksanakan sehingga menancap kuat bagaikan pilar, maka dengan izin Allah kelompok anda akan solid dan kuat dalam mengarungi perjalanan, jika ada satu saja kecacatan dari tiga aspek ini, maka sebuah kelompok akan kolaps secara otomatis, ia akan disibukkan dengan permasalahan-permasalahan yang menimpanya, dan saat itu sudah tidak ada gunanya lagi ikatan-ikatan perjanjian yang telah diteken serta baiat-baiat yang telah terjalin, semuanya akan menjadi debu, anggota yang memutuskan untuk keluar dari jamaah akan mencari beribu macam alasan yang mendukung sikapnya untuk keluar, dan ia tidak akan mampu dibujuk dengan argumen apapun.
Karenanya saya harap kalian tidak menyibukkan diri kalian dengan hal-hal semacam: “Apakah engkau sudah berbaiat atau belum?”, “kelompok mana yang sesuai syariat dari kelompok-kelompok yang beroperasi di medan perang ini?” dan “engkau harus berbaiat”. Karena hal-hal semacam itu tidak terlalu penting baik itu ditinjau dari segi realita dan syariat.
Merapatkan barisan, menyatukan pandangan dan menjalin upaya adalah adalah hal-hal yang lebih penting dari pada hal-hal yang seringkali terbukti tidak berhasil dalam berbagai kesempatan dan catatan sejarah. Jadi janganlah kalian menyusahkan diri kalian dalam hal yang syariat sendiri telah memudahkannya bagi kalian.
Kalian juga harus memiliki catatan internal yang khusus mengelompokkan golongan-golongan berikut ini:
- Para pembaiat yang posisinya telah dianggap menjadi pilar jamaah, baik secara pemahaman, praktek maupun kesungguhan.
- Orang-orang yang loyal atau simpatisan, yang perannya tidak berbeda jauh dengan golongan pertama, mereka siap untuk mendengar dan mentaati, mereka harus diseleksi terlebih dahulu dan tidak harus langsung diminta untuk berbaiat, apalagi secara paksa.
- Para pendukung, yaitu kaum muslimin secara keseluruhan.
Dengan adanya catatan ini maka tidak ada potensi yang tersia-siakan di dalam peperangan yang panjang.
Ingatlah, bekerjasama dengan orang munafik di dalam jihad adalah diperbolehkan berdasarkan ijma’, begitu juga dengan orang yang fasiq, bahkan orang musyrik sekalipun, sebagaimana yang dikatakan oleh para fuqaha’, jadi jangan sampai kalian membuat diri kalian sengsara dalam menjalankan suatu tugas yang masih bisa dibuat mudah.
Saya katakan kembali, “Perang ini masih panjang”, di poin ini yang diminta dari kalian sebagai sebuah jamaah adalah berinteraksi dengan jamaah lain di medan perang dengan interaksi layaknya seorang ayah yang penuh kasih bukan interaksi yang penuh persaingan dan permusuhan. Jika mereka membutuhkan sesuatu maka bantulah mereka, jika mereka berbuat baik kepada kalian maka berterima kasihlah kepada mereka, jika mereka mendekat kepada kalian sejengkal, maka dekatlah mendekatlah kepada mereka sehasta.
Kalian juga harus melarang seluruh anggota kalian dari mencela mereka atau meremehkan pengorbanan mereka, yang berhak melakukan perbaikan dan peneguran hanyalah kalangan pimpinan saja, atau kalangan intelek, orang bijak, dan orang terpandang yang ditugaskan oleh pimpinan secara langsung.
Keempat:
Masyarakat awam kaum muslimin adalah lautan tempat kalian berenang, jadi jagalah mereka, jadilah jamaah yang paling dekat dengan mereka, paling akrab dengan mereka dan paling lembut terhadap mereka, dahulukan mereka sebelum diri kalian sehingga mereka merasa nyaman dan aman, berusahalah semampu kalian untuk melunakkan hati mereka, karena demi Allah mereka telah sangat bersabar dalam menghadapi ujian yang pahit. Jika kita kehilangan satu pundi yang berharga ini karena kesalahan kita, maka kitalah yang akan bertanggung jawab di hadapan Allah.
Jangan lupa bahwa masyarakat telah hidup selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun dalam keadaan hati dan akal yang tertekan disebabkan teror dan kerusakan yang dijejalkan kepada mereka, kondisi ini menuntut kita untuk mampu menampung sebanyak-banyaknya kader yang muncul dari kondisi tersebut, yaitu kondisi kehidupan yang telah mereka jalani di bawah tekanan thaghut. Bahkan kalian harus bersikap keras terhadap anggota kalian yang mencoba membujuk mereka untuk bergabung dengan iming-iming, agar tidak terjadi kerusakan dan agar kita tidak menabur duri di atas jalan yang kita lalui.
Masyarakat harus merasa bahwa kalian adalah kelompok yang paling cepat memberikan bantuan kepada mereka, seperti mengevakuasi mereka yang luka-luka, memudahkan perjalanan para muhajirin yang datang dari tempat mereka, berbicara dengan baik kepada mereka hingga mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana fakta sebenarnya yang selama ini selalu dipelintir oleh media massa bayaran, yang di masa akan datang ia juga akan menyerang kalian.
Kelima:
Balaslah kejahatan dengan sesuatu yang lebih baik, minimal pada fase awal ini, karena kalian sedang dalam proses pembentukan dan pembangunan dasar-dasar pijakan, kalian harus bisa menanggung keburukan yang ingin ditimpakan oleh saudara kalian semampu kalian, kalian harus diam dalam menyikapi tingkah laku orang-orang bodoh khususnya mereka yang mempunyai corong media melalui stasiun tv atau website atau yang lainnya.
Yang terbaik adalah:
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا
“…dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” [Al Furqan: 63]
Ketahuilah bahwa di sana pasti ada segolongan manusia yang mencari makan dengan cara memancing emosi kalian, mereka tidak akan tenang kecuali jika berhasil melakukannya, maka jadikanlah tema perjalanan kalian ini dengan ayat berikut:
وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ
“…dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu…” [Luqman: 17]
Renungkanlah bagaimana Allah membuat hati manusia mendukung Syaikh Usamah Rahimahullah, bagaimana mereka menjaga lisan mereka terhadap beliau, itu semua disebabkan beliau orang yang tulus, lisan beliau bersih dan beliau tidak sibuk menjaga citranya, beliau juga menentang musuhnya dengan keras, hingga pamor jamaah beliau terkatrol hingga sampai pada taraf yang sempurna. Jadi janganlah kalian sibuk membalas pihak ini dan mencaci maki pihak itu.
Saudaraku yang mulia, sebenarnya perkataan yang ingin saya sampaikan masih panjang, namun intinya adalah kita harus banyak-banyak berkomunikasi dan saling menasehati, agar kita mampu memetik hasil pengorbanan kita secara sempurna. Jika di dalam perkataan ini ada kebaikan dan kebenaran, maka itu datangnya dari Allah, sedangkan yang selain dari pada itu, maka datangnya dari diri ini dan setan.
Sampaikan salamku kepada tentara pilihanmu, sesungguhnya agama Islam ini kokoh, maka berjalanlah padanya dengan halus. Semoga Allah tetap bersama kalian dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amalan kalian.
Saudara kalian Abdul Halim (Abu Yahya)
6 Rajab 1433 H
(arrahmah.com)