ARAKAN (Arrahmah.com) – Di saat seluruh kaum Muslimin bergembira menyambut hari raya ‘Idul Fithri 1433 H, Muslim Rohingya di Arakan terus menghadapi ujian yang berat karena kondisi yang masih sangat memprihatinkan, bahkan untuk shalat berjamaah saja mereka sangat kesulitan.
Namun kaum Muslimin di Arakan tetap menyambut hari raya ini meskipun kondisi mereka serba sulit, bagi mereka tidak penting baju baru atau makanan enak ada untuk menyambut Idul Fitri, bisa shalat berjamaah saja sudah sangat menggembirakan. Namun kenyataannnya otoritas setempat memperketat ibadah mereka. Di kota Maungdaw, negara bagian Arakan, tidak ada shalat ‘Id, berdasarkan laporan tetua suku di Maungdaw.
Meskipun awalnya otoritas mengizinkan untuk melaksanakan shalat ‘Id berjamaah, namun kemudian mereka tidak diberi izin. Selain itu, Muslim Rohingya juga dipersulit melaksanakan shalat lima waktu di Masjid, mengingat sejumlah besar Masjid telah dikunci sejak bulan Juni lalu. Baru-baru ini, otoritas mengizinkan Muslim untuk shalat wajib harian di Masjid, namun dengan ketentuan syarat yang ditentukan oleh otoritas.
Menurut Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM), berdasarkan sumber di Burma, mengatakan bahwa kaum Muslimin di Arakan menghadapi berbagai pembatasan termasuk ibadah shalat di Masjid, terutama di daerah-daerah perkotaan.
“Shalat hanya diizinkan di Masjid di daerah-daerah pedalaman, itu juga hanya untuk shalat Zuhr dan Asr, sementara shalat Jum’at tidak diizinkan sama sekali,” kata Sekjen MAPIM Mohd Azmi Abdul Hamid, dikutip Harakahdaily.
Itu pun, berdasarkan sumber yang dikontak Abdul Hamid, tidak lebih dari 10 orang yang diizinkan untuk shalat berjamaah.
Di distrik Maungdaw, ada sekitar 178 Masjid dan ruang shalat lainnya sementara di daerah perkotaan hanya ada 20 Masjid. Selatan di distrik di kota Maungdaw adalah daerah di mana Muslim Rohingya mendapatkan serangan terburuk dari kaum Musyrikin, terhadap jiwa dan harta benda mereka.
Sebelum ‘Id datang, situasi Muslim Rohingya terus memburuk selama bulan Ramadhan, sungguh berat ujian ibadah puasa Muslim di Arakan, karena mereka kekurangan makanan dan sebagain masih mendapatkan serangan dari Musyrikin.
Sekjen organisasi yang telah mengirim lima kontainer bantuan makanan kepada Muslim di Arakan itu mengatakan, bahwa tidak ada ‘Id untuk Muslim Rohingya, maksudnya tidak ada kegembiraan layaknya perayaan ‘Id di negeri yang lain.
“Penderitaan warga Rohingya selama bulan Ramadhan ini dalam keadaan kritis. Jelas, tidak ada ‘Id bagi mereka,” tambah Abdul Hamid. (siraaj/arrahmah.com)